Menghayati Hidup Dengan Kasih Sayang

By: agussyafii

Secara psikologis orang yang sehat adalah orang yang mampu mendermakan cinta 
pada sesamanya. Sedangkan orang yang hatinya dipenuhi rasa permusuhan, dengki, 
cemburu dan kebencian semuanya merupakan beban mental yang menjurus pada 
penyakit kejiwaan.

Dalam Islam, penghayatan kasih sayang digunakanlah istilah ridha. Pengertian 
ridha adalah sikap yang didasari pengetahuan, kesadaran dan keyakinan bahwa 
kasih sayang Allah meluap memenuhi ruang dan waktu. Sesungguhnya hidup kita 
dalam lingkup kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sikap ridha akan selalu 
berpikir positif terhadap hidup karena dibalik fragmen kehidupan terkadang ada 
adegan-adegan yang pahit dan buram mekipun terkandung hikmah dari pancaran 
kasih sayang Allah.

Bagi orang yang mencapai derajat ridha akan selalu melihat hikmah dibalik 
musibah maupun cobaan. Setiap musibah menyimpan dua kemungkinan. Kemungkinan 
pertama, Allah melimpahkan kasih sayangNya.  Dan kemungkinan kedua, karena 
kelalaian manusia itu sendiri. Dengan demikian ritme hidup kita ditandai dengan 
dialektika rasa syukur dan sikap sabar. antara harapan dan kecemasan, antara 
kelegaan dan penyesalan. Namun semua itu bagi orang yang ridha akan dihadapinya 
dengan sikap optimis dan pandangan positif karena begitu yakinnya akan kasih 
sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dibentangkan melalui sayap Rahman dan 
RahimNya dan disisi lain melalui tawaran taubat dan maghfiroh atau ampunan.

Menurut al-Quran dijelaskan bahwa kehidupan dunia itu baik tetapi jauh lebih 
baik kalau kebaikan di dunia dijadikan wahana atau tangga untuk menuju 
kehidupan akherat yang lebih baik. 'The will to love' yang secara intrinsik 
dimiliki oleh kita akan menyesatkan kalau hanya mencintai yang fana atau semu. 
Maka bentuk ancaman dan perintah Allah yang tertuang di dalam kitab suci 
semuanya dalam konteks kasih sayang Allah untuk menyelamatkan kita agar tidak 
terjatuh menjadi hawa nafsunya sendiri atau menjadi hamba makhluk yang lebih 
rendah atau sama derajatnya dengan diri kita.

Rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam 
kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki hubungan yang 
hangat dengan Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan kepada yang Maha Kasih inilah 
yang menimpa banyak orang sehingga begitu mudahnya terseret pada situasi putus 
asa bahkan sampai bunuh diri. Berdasarkan survei penyebab bunuh diri ditengah 
masyarakat justru bukanlah masalah yang teramat berat. Diantaranya karena 
kekecewaan akibat putus cinta, perselisihan rumah tangga, gagal dalam karier 
telah membuat seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini menunjukkan 
betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam menghayati hidup.

Dalam pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi 
spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa 
Ta'ala dalam dirinya tidak bisa berfungsi. Hatinya telah tertutupi oleh nafsu 
bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah sehingga mereka juga kehilangan 
kasih sayang yang ada pada dirinya.

Demikianlah bila dunia hanya pendekatan sistem, teknis dan teknologi semata 
akan memunculkan kehidupan yang kering, mekanik dan tidak manusiawi. Produk 
sistem dan teknologi tanpa visi cinta dan kasih sayang Ilahi Robbi maka 
menjadikan hidup kita tak ubahnya seperti robot, kesepian dalam keramaian, 
kesendirian tak berteman.

Paradigma kasih sayang akan menuntun kita sikap arif dan konsisten untuk 
mengembangkan potensi kemanusiaan maka realitas dunia tampak begitu indah 
sekaligus challenging, bukan fringtening. Orang Mukmin adalah 'Lover of Wisdom' 
atau Cinta Kearifan. Karena cinta kearifan dan semangatnya pada kemanusiaan 
maka Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salam semakin nampak tegar dan anggun 
ditengah cobaan dan tantangan yang selalu menghadang dan mengitarinya. Lantas 
bagaimana dengan kita? Mampukah kita meneladani Nabi Muhammad?

Wassalam,
agussyafii
---
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Muhasabah Amalia 
(MUSA)' Hari Ahad, Tanggal 18 April 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke