Ikhwata Islam, Assalammualaykum,

Berikut secuplik kajian dari Ustad Abu Haidar;

Bertemakan tentang membina keluarga sakinah..

Saya tulis pada bagian Tanya jawab saja;

Ada seorang bapak bertanya melalui tulisan pada kajian tsb dan dijawab oleh pak 
Ustad, kira-kira tanya jawabnya sebagai berikut;

Bapak : Saya suami yang memiliki dua isteri, isteri pertama saya amatlah pandai 
menyimpan senyumnya untuk suami, sedangkan isteri kedua amatlah pandai untuk 
meminta maaf dan diulangi lagi perbuatan salahnya, bagaimana nasehat pak ustad 
akan hal ini?

Ustad; wah, siapa tuh, jarang nih yang begini,pasti ketahuan orangnya di sini 
(senyum pak Ustad), Mungkin ikhwan ini berharap agar ana memberikan rekomendasi 
untuknya menikah lagi (yang ke tiga)…(serentak tertawa kecil di majelis tsb). 
Ikhwah Fillah kita sebagai suami bisa dan sedapat mungkin untuk meluruskan 
kebengkokan tersebut dengan cara yang lemah lembut, gaya bahasa si penyanya 
sudah menunjukkan kalau dia bisa menggunakan kata-kata yang halus seperti untuk 
mengganti kata judes dengan kata-kata pandai menyembunyikan senyum, dsb..:-)
Dekatkan lah isteri-isteri pada kajian keislaman, beri porsi lebih kepada 
isteri pertama untuk mengetahui keutamaan senyum di depan suami, juga beri 
porsi lebih kepada yang kedua agar bisa lebih baik sendikit demi sedikit

Pertanyaan yang lain melalui kertas;

Dirinya adalah seorang suami yang sedang gundah, pasalnya isterinya kedapatan 
mengirimkan SMS mesra kepada pria lain dan mengatakan bahwa pria tersebut lebih 
dicintainya ketimbang suaminya sendiri,

Pak Ustad mengatakan, sungguh ini adalah musibah yang besar, semoga suami ini 
bisa menjalani nya dengan sabar,

1.    Yang harus dilakukan adalah melakukan tahapan, memisahkan tempat 
tidur,dsb, dan semua itu didasari untuk perubahan menuju kebaikan/ketaatan 
isteri kepada suaminya, hal ini butuh kekuatan mental
2.    Introspeksi diri juga, bagaimana penampilan kita didepan isteri, apakah 
kita tidak memperhatikan, ini adalah hal yang penting, bagaimana Rosulullah 
Salallahu Alaihi Wassalam setiap masuk ke rumah isterinya,beliau mendahulukan 
untuk bersiwak. Bagaimana bau kita, pakaian kita di depan isteri..jika pulang 
dari kantor mau masuk rumah,cobalah untuk lebih rapih...perhatikanlah hal ini 
baik baik agar rasa itu tetap terpelihara..
3.    Efektifnya marah kita di depan isteri adalah karena kelembutan kita 
setiap harinya, bila kita lembut setiap saat nya dan pada saat kita marah 
(meski dengan terdiam tidak menjawab pertanyaan dan tidak tersenyum) hal ini 
sudah merupakan pukulan yang berat buat si isteri, namun apabila kita terbiasa 
kasar, maka hal ini akan terus semakin kasar untuk menunjukkan kalau kita 
marah, dan ini tidak baik.



Semoga kita bisa berlaku lebih lemah lembut terutama kepada isteri di rumah, 
berkata-kata yang baik, memuja mujinya,menyanjungnya dengan kata-kata indah, 
dibumbui senda gurau mereka insya Allah sangat menyukai hal ini..
Maksimalkanlah, juga ‘hubungan yang satu itu’ explore lah bersama isteri, kalau 
perlu setiap hari, agar kita lebih bisa menjaga pandangan di luar..

Wallahu A’lam bishawab,

Aamin Ya Rabbal Alamin

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke