Jodohnya Bagai Hujan Yang Mengguyur

By: M. Agus Syafii

Menikah? mengajak menikah? Satu jam baru mengenal sudah mengajak menikah? 
Apakah karena belum begitu mengenalnya ataukah karena proses berjalan dengan 
begitu cepat nyaris tanpa kendala? Entahlah. Sebulan yang lalu ditengah 
kegalauan hatinya ketika ibunya bertanya mau sampai kapan terus mengejar karier 
ditengah usianya yang sudah menginjak kepala tiga, membuat hatinya terhenyak. 
Air matanya mengalir tiada henti seolah ibunya menyadarkan bahwa sudah saatnya 
membangun bahtera rumah tangga, tidak hanya sibuk dengan urusan pekerjaan. "Apa 
sih yang engkau cari nak?" ucap ibu tengah malam sambil membelai rambutnya. air 
matanya membasahi jilbab merah mudanya. Kerisauan hati, bercampur aduk dengan 
rasa perih, kecewa dan cemas disaat berada di Rumah Amalia berbagi dan berdoa 
bersama dengan mengharap keridhaan dari Allah, ingin sekali rasanya untuk 
membahagiakan ayah dan ibunya yang dicintainya. Terbayang waktu kecil dengan 
penuh kebahagiaan. Ayahnya selalu
 mengantar sekolah sementara ibu memasak makanan kesukaannya. Begitu sangat 
indahnya.

Waktu terus berlalu, sampai kemudian ada seorang laki-laki yang baru 
dikenalnya. Satu jam perkenalan yang mengubah hidupnya. Ia mengajaknya menikah. 
Proses ini terasa seperti air hujan yang tiba-tiba mengguyur dan byur! semuanya 
basah kuyup, "aku belum mengenalmu, kita jalani aja, kita berproses.."jawabnya. 
Laki-laki itu menjawab, "Baik, kita berproses.." Sebulan kemudian pulang dan 
menyampaikan kepada orang tuanya, "Ayah, saya mau menikah.."Terlihat mata ayah 
dan ibunya berkaca-kaca. Seminggu setelah itu keluarga calon suaminya datang 
bersilaturahim dengan keluarga besarnya. Menjalani persiapan pernikahan 
menghitung hari berjalan seperti dengan cepatnya.Diringi oleh ibu, adik dan 
keluarga besarnya diantar ke Masjid. Hijab terpasang memisahkan tamu laki-laki 
dan perempuan. Di depan untuk para tamu, deretan meja berkaki pendek memanjang 
adalah meja akad. Ayah, Ustadz, Penghulu dan saksi-saksi, calon suaminya nampak 
terlihat sudah hendak bersiap untuk
 prosesi akad nikah . Jantungnya berdetak kencang. Badannya merasa lemas, 
perjanjian yang disebut "mitsaqon ghalida" untuk menyempurnakan separuh agama, 
"Kaif? Syah?" Ayah menengok ke kanan dan ke kiri. Ustad mengangguk. 
"Na'am.."terdengar suara menjawab serentak. Penghulu mengucap "Khair.." Sah 
sudah dirinya menjadi seorang istri. Pertemuan satu jam saja telah mengubah 
hidupnya. Itulah kebahagiaan yang telah lama dinanti, mengarungi bahtera rumah 
tangga bersama orang yang dicintainya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Yuk, menjemput jodoh dengan hadir 
& doa bersama, memohon kpd Allah agar disegerakan jodohnya. pada kegiatan 
"Untukmu Amalia", Ahad, 22 Januari 2012. Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. 
Bila berkenan berpartisipasi Buku Bacaan, Paket sembako, Paket Sekolah, 
perangkat sholat, konsumsi. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, 
No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke