Suatu hari saya pernah terjebak kemacetan yang panjang. Saya yakin tidak 
sedikit orang yang pernah mengalami hal seperti ini, kendaraan seolah parkir di 
tengah jalan tak bergerak sedikitpun. Hampir satu jam menunggu, namun keadaan 
tak berubah. Saya mulai "tak sabar" hanya diam dan menunggu tanpa melakukan 
apapun. Meski sebetulnya, godaan untuk berbuat "curang" selalu ada, yakni 
dengan mengikuti cara para supir angkot, menyalip lewat jalur yang berlawanan 
arah. Namun saya mengurungkan keinginan itu. Saya sendiri yang sering "ngomel" 
kalau ada supir angkot ambil jalan seenaknya, kok malah sekarang mau mengikuti 
ulahnya. 





 

Lagi pula, kalaupun saya benar-benar mengikuti cara para supir angkot itu, 
memang benar saya akan sedikit lebih maju. tapi pada akhirnya justru akan 
mentok di ujung kemacetan. Alih-alih ingin mendapatkan kelancaran, malah ikut 
ambil bagian dari penyebab kemacetan bertambah parah.
 



Akhirnya saya turun dari mobil dan berjalan ke arah sumber kemacetan tak kurang 
dari seratus meter di depan. Ternyata, penyebabnya satu saja, traffict light 
tak berfungsi sehingga semua kendaraan maju bersamaan tanpa peraturan. Semua 
mau maju tanpa memberi kesempatan yang lain untuk lebih dulu melintas. 
Sebenarnya ada yang cukup sabar untuk menahan diri, namun kendaraan di 
belakangnya terus menerus mengklakson alias memaksanya untuk maju. Akhirnya 
seperti yang terjadi saat itu, macet total tak bergerak. 
 

Saya lihat sudah ada beberapa orang yang berusaha mengatur jalan dan mencoba 
melerai kemacetan. Namun rasanya mereka saja masih kurang. Berbekal pengalaman 
"mantan preman" turunlah si pahlawan kesiangan ini ikut berusaha memecahkan 
kebuntuan. Sambil sedikit mata mendelik dan gertakan yang sebenarnya tak 
terlalu keras, akhirnya sedikit demi sedikit terlerailah keruwetan di 
perempatan jalan itu. 
 

Satu demi satu kendaraan melaju dan terbebas dari kemacetan, tentu bukan karena 
jasa si pahlawan kesiangan ini, melainkan karena pada akhirnya banyak yang 
menyadari kepentingan bersama untuk mendapatkan kelancaran jalan. Ada yang 
akhirnya mau mengalah meski harus digertak dulu, walaupun tetap ada yang merasa 
lebih berhak lebih dulu maju. Tapi, intinya selama masih ada yang mau menahan 
diri untuk bersabar, memberi kesempatan kepada pengendara lain untuk maju, maka 
situasi seperti itu tidak akan terjadi. Pun sudah terjadi, harus ada yang mau 
berhenti sebentar, turun dari kendaraan, selesaikan masalah bersama hingga 
akhirnya semua bisa maju. 
 

Sobat,  untuk meraih sukses dan maju kadang kita harus sejenak berhenti untuk 
memberi kesempatan orang lain maju lebih dulu. Godaan untuk bermain "curang" 
dalam meraih sukses selalu ada, namun sekali saja kita ambil kesempatan 
"curang" itu, yang kita temui adalah kebuntuan yang semakin parah. 
 
Gaw, Life-Sharer 
 



  
Bayu Gawtama

LifeSharer
SOL - School of Life

085219068581 - 087878771961

twitter:
@bayugawtama

@schoolof_life

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke