SISWONO (PKP) BERTERIAK MALING!


Karlsruhe.- Mantan Menteri Transmigrasi dan Perambah Hutan di jaman kejayaan 
OrdeBaru yang kemudian "terbuang" bersama lengsernya Jendral Besar Suharto, 
Siswono Yudohusodo, meramalkan bahwa di negeri ini akan terjadi revolusi 
sosial, kecuali jika beberapa syarat dipenuhi oleh pemerintah.

Diantaranya adalah bahwa ABRI dan polisi harus segera mengembalikan 
dirinya kepada citra awalnya. Caranya, menindak tegas oknum-oknum yang 
terlibat dalam semua aktivitas pelanggaran HAM, mulai kasus penculikan 
aktivis, mengembalikan 14 aktivis yang kini belum ditemukan, mengusut 
kebenaran penembak Trisakti, dan mengusut tuntas oknum ABRI yang menyerang 
warga sipil di Aceh.

Dan pemerintah segera membangun supremasi hukum dengan menjunjung tinggi 
keadilan dan kebenaran. Meneruskan pengusutan kepada mantan Presiden Soeharto 
beserta semua kroninya. Serta menuntaskan sumber-sumber KKN seperti di Bulog 
dan Jamsostek.

Sikap salah seorang tokoh pembela rezim Suharto yang sekarang aktivis Partai 
Keadilan dan Persatuan, yang tidak lain dari partai para jendral Orde Baru 
ini sempat membingungkan para pengamat politik, sebab pada kenyataannya 
catatan panjang dari setiap pelanggaran HAM dan pengebirian supremasi hukum 
di Tanah Air selama 32 tahun ini justru dirasakan terletak di pundak para 
Jendral dan mantan pejabat yang sekarang bergabung di Partai berlambang 
burung merpati tersebut.

Meskipun begitu analisa Siswono yang cukup tajam ini sangatlah memberikan 
warna baru bagi para tokoh yang selama ini terkenal sangat membela status quo 
dan tidak mengenal "budaya mundur". Memang bangsa ini memerlukan kesediaan 
ABRI untuk dengan jiwa besar kembali ke fungsinya yang benar sebagai elemen 
keamanan negara, tetapi perubahan itu harus dimulai dari mereka yang paling 
terlibat dalam "penjarahan" HAM di Republik ini. Sikap ini kemudian akan 
menjadi jeweran bagi para pejabat dan jendral yang masih berkuasa untuk 
mempebaiki diri, sebab jika tidak kereta api reformasi ini akan berjalan 
dengan atau tanpa mereka. (ad)

------------------------------
To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke