Maka yg disentil Linda Wenger (dan mungkin mas Anis juga) ialah bhw upaya pencegahan blm optimal karena masih banyak loose ends, shg perlu dilakukan penelitian lbh lanjut utk mengetahui a.l. mengapa 20% pasien kanker paru kena penyakit itu padahal tidak merokok. Hal spt itu memang digambarkan oleh kasus Amerika dmn tingkat NCD, terutama kanker dan CVD, di atas kita padahal prevalensi merokok disana cuma separo lbh dikit dari kita. Artinya, tidak semua NCD disebabkan oleh merokok, sedangkan stigmatisasi perokok telah menghalangi berkembangnya riset terkait merokok and therefore terkait sebab2 NCD lainnya.
BTW, Pak Kartono, apakah "1 dari 5 pasien kanker paru bukan perokok" sama artinya dgn "4 dari 5 perokok kena kanker paru"? Salam, Alita On Mon, Dec 5, 2011 11:45 AM EST kmj...@indosat.net.id wrote: >Statistik memang bisa dikomentari dari sudut berbeda. Penelitian klinis boleh >saja memperhatikan ke >yang 1 (20%), tetapi dari kesehatan masyarakat, bahwa 4 dari perokok terkena >kanker paru menjadi >perhatian untuk upaya pencegahan. Perlu pula bahwa yang 20% itu berapa banyak >yang menjadi perokok >pasif, baik sekunder maupun tersier. >Kalau statistik menunjukkan bahwa 50% penderita tbc tidak mati, apakah >perhatian kita lebih >dialihkan ke yang tidak mati itu? >KM > >----Original Message---- >From: fuada...@yahoo.fr >Date: 05/12/2011 20:33 >To: >"desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com"<desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> >Subj: Re: [des-kes] 1 dari 5 Pasien Kanker Paru Bukan Perokok > >Betul mas Panji. Saya juga sama nggak mudengnya kok. Faktanya sama, 4 dari 5 >pasien kanker paru >adalah perokok dengan 1 dari 5 kanker paru bukan perokok. Yang sering kita >baca mungkin adalah >premis yang pertama. Lebih banyak penelitian yang mencoba membuktikan premis >pertama. Padahal >premis kedua juga benar adanya. Hanya terkagum-kagum kepada cara menyajikan >kebenaran dari sudut >yang berbeda, meskipun tujuannya sama. > >salam, >anis > > >________________________________ > From: Panji F. Hadisoemarto <hadisoemartopa...@yahoo.com> >To: "desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com" ><desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> >Sent: Monday, 5 December 2011, 15:39 >Subject: Re: [des-kes] 1 dari 5 Pasien Kanker Paru Bukan Perokok > > > >Ooh, saya yang gak mudeng. Iya Pak, setuju, saya pikir pesannya memang >di-frame seperti itu. >Namanya juga advokasi... > >Panji > > > >________________________________ > From: Anis Fuad <fuada...@yahoo.fr> >To: "desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com" ><desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> >Sent: Monday, 5 December 2011, 2:25 >Subject: Re: [des-kes] 1 dari 5 Pasien Kanker Paru Bukan Perokok > > > >Terima kasih atas masukannya. Kita semua saya kira sangat sependapat bahwa >merokok merupakan >penyebab utama kanker, apalagi kanker paru. Yang menarik bagi saya adalah cara >penulisan fakta >tersebut dengan menyebutkan 1 dari 5 pasien kanker paru bukan perokok. Saya >mungkin tidak banyak >membaca atau hanya terlalu mudah mengasosiasikan merokok dan kanker paru. >Apakah cara >penulisan "Penularan HIV/AIDS Masuki Area Keluarga" (ada >di http://www.gemari.or. >id/file/edisi79/gemari7937.PDF) juga model publikasi yang serupa? Faktanya >iya. Tetapi, mungkin >yang ingin ditantang oleh si penulis adalah "stigma seputar kebiasan merokok >yang melekat pada >kanker paru" dan ujung-ujungnya mendorong kesadaran lebih tinggi agar didukung >untuk mendapatkan >"pendanaan pada riset penyakit ini." terutama karena kanker paru juga >menyerang mereka yang bukan >perokok. > >Tapi melihat 3 komentar dari dr. Billy, Prof. Hasbullah dan dr. Panji, >kelihatannya pesan tersebut >tidak tercapai ya? > >salam, >anis > > >________________________________ > From: Panji F. Hadisoemarto <hadisoemartopa...@yahoo.com> >To: "desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com" ><desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> >Sent: Monday, 5 December 2011, 14:33 >Subject: Re: [des-kes] 1 dari 5 Pasien Kanker Paru Bukan Perokok > > > >Pak, > >Kalau saya sendiri mengartikannya pakai konsep Kenneth Rothman mengenai >sebab-akibat. Singkatnya, >'sebab' dari satu hal itu bukan satu faktor tunggal, tapi kombinasi dari >beberapa faktor yang dia >gambarkan sebagai 'causal pie'. Ada satu (atau lebih) faktor yang selalu ada >-wajib ada- di setiap >kombinasi, ini yang Rothman sebut sebagai 'necessary cause'. Kalau 'necessary >cause' ini tidak ada, >efek terkait mustahil muncul walaupun faktor yang lain semua hadir. Di samping >itu, ada faktor yang >muncul di banyak kombinasi tapi bukan 'necessary', sehingga 'attributable >risk' nya lebih besar >dari faktor yang lain. Barangkali 'merokok' bukan 'necessary cause' dari >kanker paru tapi memang >muncul hampir di semua 'causal pie' kanker paru ('necessary cause'nya mungkin >faktor genetik?). > > >Saya pernah baca kalau di antara non-smoker yang kena Ca paru ini sekitar 20 >persen terpapar asap >rokok/pasif. Di luar merokok, faktor lingkungan lain bisa juga menyebabkan >kanker paru, misalnya >gas radon yang dikatakan sebagai penyebab kanker paru kedua tertinggi di >Amerika setelah merokok. >Statistik di bawah boleh jadi cuma berlaku di Amerika. Bagaimanapun, saat ini >merokok tetap yang >paling top menyebabkan kanker. > > >Salam, >Panji > > >________________________________ > From: Anis Fuad <fuada...@yahoo.fr> >To: "desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com" ><desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> >Sent: Sunday, 4 December 2011, 22:30 >Subject: [des-kes] 1 dari 5 Pasien Kanker Paru Bukan Perokok > > > >Halo peserta milis, >Jadi pengin belajar mengenai berita ini. Bagaimana membaca dan memahaminya ya? >Apakah ini >merupakan strategi marketing ala Linda Wenger yang berpengalaman sebagai >fundraiser sukses >kemudian mengeluarkan statemen seperti ini untuk mendorong banyak pihak >mendukung program untuk >kanker paru? Atau memang benar begitu faktanya? > >salam, >anis > > >http://health.kompas.com/read/2011/12/05/0727171/1.dari.5.Pasien.Kanker.Paru.Bukan.Perokok > >1 dari 5 Pasien Kanker Paru Bukan Perokok >Lusia Kus Anna | Senin, 5 Desember 2011 | 07:27 WIB >Dibaca: 3027 >Komentar: 5 >| >Share: >shutterstock >TERKAIT: > * Menkes: Masih "Uber-uberan" dengan Kanker Paru > * Data Pasien Kanker Paru Tidak Dimiliki > * 20 Persen Pasien Kanker Paru Terus Merokok > * Pasien TB Lebih Rentan Kanker Paru >Kompas.com - Kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok >kanker, baik pada >perempuan maupun laki-laki. Meski 80 persen penderita kanker paru merupakan >perokok, namun 1 dari 5 >pasien kanker ini bukanlah perokok. > >Mengutip data di Amerika, kematian akibat kanker paru setiap tahunnya mencapai >40.000 per tahun. >Para perempuan bukan perokok juga beresiko dua kali lebih besar mengalami >kematian akibat > kanker paru seperti halnya karena kanker ovarium. > >Karena itu para pakar menyatakan sebenarnya sudah tidak tepat lagi jika kanker >paru disebut >sebagai penyakitnya para perokok. > >"Jika kita memiliki paru maka kita bisa terkena kanker paru. Kanker ini >sekarang sama seperti >kanker yang menyerang organ lainnya," kata Linda Wenger, direktur eksekutif >Uniting Againts Lung >Cancer. > >Para pakar menyebutkan stigma seputar kebiasan merokok yang melekat pada kanker > paru, yang disebut sebagai penyakit yang dicari sendiri, telah mengurangi > simpati masyarakat pada >pasien dan menyebabkan minimnya pendanaan pada riset penyakit ini. > >"Riset dalam kanker paru seperti anak tiri dalam keluarga kanker karena >pengaruh stigma," kata >Holli Kawadler, seorang peneliti kanker. Ia mencontohkan, dana untuk riset >kanker payudara setiap >tahun mencapai 27.000 dolar Amerika, sedangkan untuk kanker paru hanya 1.400 >dolar Amerika. > >Kendati demikian, perlahan para ilmuwan mulai memahami penyebab kanker ini >pada bukan perokok. >Salah satu fakta adalah perempuan bukan perokok memiliki risiko lebih besar >daripada laki-laki, >yakni dua banding satu. > >Meski penyebab pastinya belum jelas, namun seperti halnya tumor pada payudara, >agresivitas kanker > paru dipengaruhi oleh estrogen. >Berita terkait lainnya: >http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=152192 > >Lung Cancer's Hidden Victims: Those Who Never Smoked > > > > > > > > >