http://www.metrosiantar.com/2013/dr-sarmedi-purba-titian-nadi-dokter-pelangi/
Kembali ke Saribudolok Sesudah Mapan di Jerman

Sarmedi Purba, seorang dokter kebidanan di Siantar memiliki komitmen
membangun kampung halamannya. Dia kembali ke Saribudolok sesudah hidup
mapan di Jerman. Kini, ia dijuluki Titian Nadi Dokter Pelangi.
Hal itu terungkap dalam Diskusi Publik Biografi Sarmedi Purba, Titian
Nadi Dokter Pelangi, diselenggarakan Fakultas Ilmu Budaya Departemen
Sejarah USU, Selasa 10 September 2013, di Lantai II Gedung Pusat
Administrasi USU Jalan Dr Mansur Medan.
Drs Marim Purba, mewakili keluarga mengatakan bahwa penerbitan buku
diilhami dua tokoh yang meninggal beberapa saat sebelum buku Titian
Nadi Dokter Pelangi Sarmedi Purba selesai, yaitu Mansen Purba SH,
abang Sarmedi Purba dan ayah Marim Purba. Kemudian sahabat lama
Sarmedi, Pdt Dr Armencius Munthe MTh. “Kepada merekalah buku ini
dipersembahkan,” ujar Marim Purba.
Yang menarik dalam dikusi itu adalah psychogram dari Prof Dr Irmawaty
yang memberi skor terhadap kehidupan Sarmedi Purba dari berbagai sudut
pandang psikologi.
Yang ditekankan adalah komitmen Sarmedi kembali ke Saribudolok sesudah
hidup mapan di Jerman. Penolakan perpanjangan kontrak kerja di Rumah
Sakit Bethesda Saribudolok oleh pihak Lutheran Church of America dan
Gereja Kristen Protestan Simalungun disikapi dengan sopan dan legowo.
Kemudian Prof Dr Edison Purba, mahaguru Fakultas Pertanian USU
membahas peran Sarmedi Purba sebagai sosok yang peduli kebutuhan
pedesaan, seperti pembangunan sarana air minum sewaktu bertugas di RS
Bethesda Saribudolok, maupun melalui Yayasan Bina Insani yang
didirikannya tahun1982 bersama teman-temannya di Pematangsiantar dan
Kabanjahe.
Lalu Dr Zainul Fuad, dosen IAIN Medan yang sudah melanglangbuana di
negeri Belanda dan Jerman dalam rangka studi toleransi agama, mengupas
peran Sarmedi sebagai utusan gereja belajar di Eropa dan mampu bekerja
sama antar agama dalam kegiatan di rumah sakit, PMI dan Yayasan Bina
Insani yang digelutinya.
Sebelumnya, audiens menikmati film produksi Sineas Film Dokumentary
(SFD) berdurasi 15 menit dengan judul Titian Nadi Sang Dokter Pelangi,
yang mengisahkan kehidupan anak desa Sarmedi sampai perjalanan
hidupnya di Jerman dan pulang ke Indonesia, khususnya di Saribudolok
dan Pematangsiantar.
Pada diskusi diangkat peran Sarmedi selalu tidak sabar melihat
lambatnya pembangunan berjalan dan cita-citanya membangun sistem
asuransi kesehatan di Indonesia yang sudah hampir terwujud. Juga
mengenai perkawinan campuran dengan wanita Jerman dan Katolik dibahas
tentang kesulitan dan masalah perbedaan kultur, termasuk dalam
kekeluargaan yang masih kental di Indonesia.
Peran Sarmedi dalam organisasi Pemuda Gereja di HKBP Simalungun waktu
itu, di GMKI tahun 60an, GAMKI Sumut, Persatuan Pelajar Indonesia
(PPI) di Jerman, PERKI (Persekutuan Kristen Indonesia) di Eropa dan di
Pematangsiantar berkiprah di PMI (Palang Merah Indonesia), IDI (Ikatan
Dokter Indonesia), Perkumpulan Alumni Jerman (PAJ), PIKI (Persatuan
Intelegensia Kristen Indonesia), Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB)
Sumatera Utara dan terakhir sebagai Ketua Perkumpulan Senior GMKI di
Pematangsiantar.
Pada penghujung acara, Sarmedi menekankan pentingnya kaderisasi
pemimpin cerdas, mampu menganalisa situasi, menarik kesimpulan dan
melakukan intervensi pada setiap masalah.
Pada komentar akhir, Prof Irmawati menduga di balik semua ini diduga
psyhogram yang lebih baik dari sang istri tidak bisa hadir, Ibu
Gertrud, yang menentukan kehidupan Sarmedi Purba.
Sekilas tentang Dr Med Sarmedi Purba SpOG, Samerdi Purba masa kecilnya
di Sondiraya, kemudian menapaki perantauan intelektual di Siantar dan
Medan. Saat jadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU) tahun 1960-an, tahun yang penuh warna pertikaian politik
dan ideologis.
Sebagai mahasiswa, Sarmedi muda merespons zamannya dengan melibatkan
diri dalam berbagai organisasi lokal yang berasal dari kelompok
etniknya. Lalu melebarkan aktivisme politik mahasiswanya dengan
menambatkan diri ke organisasi mahasiswa Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia (GMKI).
?Di saat menjadi mahasiswa kedokteran, Sarmedi Purba mendapat
panggilan dari gereja untuk melanjutkan studi kedokterannya di Jerman
tahun 1964. Semangat ilmiahnya dan spirit keorganisasiannya tidak
pernah padam meski berada di Jerman. Sambil kuliah menyelesaikan
studinya, Samerdi menambatkan diri dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia
Jerman.
Setelah menyelesaikan dokternya di Jerman, Sarmedi bersama istrinya
berkebangsaan Jerman mengabdikan diri menjadi dokter di Rumah Sakit
Bathesda Saribudolok Simalungun. Selepas dari Saribudolok, putra dari
Tarianus Sugumonrong melakukan pemberdayaan masyarakat. Ia memulai
menumbuhkan ornop bernama Bina Insani.
Bina Insani adalah ornop generasi pertama yang berdiri di Sumatera
Utara. Seturut dengan pelibatannya dalam gerakan sosial di wilayahnya,
Sarmedi mendirikan Rumah Sakit Vita Insani. Ia menjadi enteprenur
medis sembari menjadi aktivis gerakan rakyat.
Nama Samerdi Purba makin hari semakin melambung. Sebagai tokoh publik,
ia terpilih menjadi Ketua Palang Merah Indonesia Siantar. Pergaulan
dokter kebidanan ini makin meluas dan menembus batasan etnik dan
agama. Karena Pergaulan sosialnya yang luas ini Sarmedi disebut dokter
pelangi.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/

Kirim email ke