Tentang AKI dan AKB yang
tinggi menurut saya dan rekan2 di daerah terutama jika kami lihat dari tempat
kami (kaltim) ada beberapa poin masalah yaitu :
Dukungan anggaran yang minim
dari daerah terutama di kabupaten2 (baru sekitar 2% dari apbd, melanggar pergub
kaltim yang minimal 10%)
Tidak ada program terobosan dari
daerah untuk menyiasati konteks masalah yang ada (semua program KIA berasal
dari pusat) padahal dari segi demografi dan geografi jelas sangat berbeda
dengan pulau Jawa.
Eksekutor di lapangan (bidan
PTT, bidan desa, dokter dan pegawai puskesmas) hanya focus pada sector hilir
penanganan KIA, sector hulu (ANC, kelas ibu, dll) terabaikan, sebagai contoh
bidan dan tenaga puskesmas hanya focus pada penanganan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan/RS, padahal angka ibu anemia dan komplikasi2 kehamilan
tinggi, sehingga sering terjadi persalinan sulit, pendarahan dll. Padahal dari
segi geografis dan infrastruktur masih sangat minim sehingga merujuk merupakan
opsi terakhir.
Solusi yang ditawarkan adalah
pemberian anggaran secara proporsional terutama untuk program KIA dan
pengembangan system poned ponek yang dimatangkan terkhusus untuk daerah
terpencil dan kepulauan. Serta perbaikan sector hulu secara terintegrasi dengan
system hilir, tidak hanya hilir saja yang menjadi target utama di lapangan.

Kirim email ke