Pemerhati kesehatan ibu dan anak di Sumatera Barat.
Kebijakan kesehatan ibu dan anak telah dilaksanakan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak. Namun sampai saat ini angka kematian tersebut tidaklah berkurang justru cendrung tetap. Di beberapa daerah di Indonesia angka kematian ibu dan bayi telah terjadi penurunan, tetapi apabila dilihat dari jumlah absolut mungkin terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan karena penghitungan berdasarkan angka rate bukan jumlah absolut. Di Sumatera Barat angka kematian ibu dan anak juga cendrung meningkat. Di beberapa kabupaten/kota sudah terjadi penurunan angka kematian ibu dan anak tapi angka tersebut belum bisa diyakini kebenarannya. Apakah kita memang yakin bahwa semua kematian tersebut tercatat dan dilaporkan? Untuk daerah yang berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak, mungkin ada beberapa hal yang mendukung pelaksanaan program KIA. diantaranya dukungan pemerintah daerah, komitmen dinas kesehatan di daerah untuk melaksanakan program KIA tersebut. Dalam rangka menghindari kehilangan data kematian di daerah, bisa dilakukan mulai dari memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan berupa kekonsistenan data yang dikumpulkan dari petugas kesehatan yang berada di lapangan. Data yang dimaksud adalah data sejak dari ibu hamil dengan pemeriksaan ANC, persalinan, pelayanan nifas, sampai kepada pelayanan bayi dan lain-lain. Selanjutnya dilakukan pengolahan data, monitoring dan evaluasi mulai dari tingkat puskesmas melalui lokakarya mini bulanan sampai ke dinas kesehatan kabupaten sebagai pengendali informasi tentang kegiatan KIA. Hal ini dapat dijadikan sebagai early warning apabila terjadi kondisi yang tidak diharapkan seperti kematian ibu atau anak. Dukungan Pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kebijakan KIA terutama di Kabupaten berupa anggaran. Di beberapa daerah kegiatan KIA sudah dianggarkan dengan baik melalui APBD, namun di beberapa daerah lainnya justru sangat sedikit sekali. Anggaran yang sudah berjalan selama ini adalah dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) yang merupakan bantuan dari pusat. Sosialisasi pentingnya kegiatan KIA dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak di daerah sangat diperlukan agar semua sektor terkait memahami kondisi tersebut. Kematian ibu dan anak belum menjadi isu strategis di lingkungan pemerintah daerah dan masyarakat. Hal ini disebabkan karena belum semua sektor dan stakeholder memahami dan menganggap penting kematian ibu dan anak tersebut. Peran lintas sektor lain seperti PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) juga mendukung pelaksanaan program KIA. Pelaksanaan sepuluh program pokok PKK tersebut yang terdiri dari program kelompok kerja 1, 2 3 dan 4 bermitra dengan program pemerintah termasuk sektor kesehatan (Pokja 4). Strategi dengan membina kerja sama dengan PKK ini dapat diberdayakan sehingga masuk pada level masyarakat terbawah melalui kader kesehatan. Kader kesehatan merupakan milik masyarakat namun dapat membantu pelaksanaan kegiatan kesehatan di desa melalui posyandu. Kader kesehatan diharapkan sebagai perpanjangan tangan bagi tenaga kesehatan kita yang berada di puskesmas pembatu/ polindes/ poskesri untuk menyampaikan informasi dan kejadian tentang kesehatan ibu dan anak terutama kematian. Dengan demikian petugas kesehatan dapat lebih cepat respon terhadap kejadian yang ada untuk diintervensi. Kita tahu bersama bahwa belum semua daerah memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, dengan demikian kerjasama dengan kader posyandu akan mendukung pelaksanaan program KIA di daerah. Di daerah yang kurang berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak, kegiatan kemitraan dilakukan dengan tenaga yang bukan berlatarbelakang pendidikan kesehatan namun membantu persalinan di daerah. Karena di beberapa daerah masih ada kepercayaan masyarakat kepada tenaga tersebut. Program jampersal diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak di daerah, namun dalam pelaksanaannya di lapangan masih ditemui berbagai permasalahan. Diantaranya belum semua pelaksana paham dan mematuhi petunjuk teknis yang diberikan terutama tertib administrasi klaim pelayanan jampersal. Di sisi lain petugas di lapangan belum memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan program KIA dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak. Selanjutnya mungkin masih banyak usulan atau pun pandangan lain yang dapat mendukung pelaksanaan kebijakan kesehatan ibu dan anak di Indonesia umumnya maupun di daerah khususnya. Dengan demikian Indonesia dapat menurunkan angkla kematian ibu dan anak yang merupakan kontribusi dari daerah seluruh Indonesia.