Rekan "Deva",
Wah anda menanyakan suatu pemikiran yang sejujurnya saya
sendiri tidak melihatnya ada yang seperti itu, bahkan sama sekali tidak pernah
terpikir seperti itu. Jadi maaf saya tidak bisa memberi input soalnya kayanya
gak masuk akal tuch.
Memang selama pengalaman anda mengikuti meditasi metode
Goenka, metode Mahasi Sayadaw, metode Shwe U Min Sayadaw, Metode
Pa Auk Sayadaw, Metode Ajhan Mun,Metode Ajhan Chah, dll sampai melihat gejala
seperti itu??Apa itu mewakili 5%nya dari yang sudah pernah
bermeditasi??
Yang saya agak heran mengapa selalu disebut "kebanyakan
orang" menjadi seperti itu, anda melihat tapi saya dan beberapa rekan lainnya
juga tidak melihat adanya seperti itu.
Mungkin lebih baik di statistik aja kali yach.....misalnya
dari lebih 150 orang yang pernah ikut latihan yang kita adakan, berapa orang
yang seperti itu yah??
Rata-rata orang yang habis meditasi, begitu hari terakhir
juga sudah pada bercanda riang, apalagi pengalaman yang seru-seru. Justru
merekalah yang mengeluh karena setelah meditasi diteruskan
di rumah masing-masing, konsentrasinya tidak mudah didapat karena banyak
gangguan dari luar.
-
Kadang berfikir perbuatan menolong, membantu orang yang dalam
kesulitan seperti yang dilakukan Tzu Chi dianggap sebagai perbuatan kebajikan tingkat rendah?? Nah ini lagi yang saya kagak abis pikir, setau saya selama ini aktif di
vihara saya belum pernah menemui orang yang kaya gitu tuch, he..he.he. Hampir
semua kagum ama apa yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.
Bagi Sang Buddha sendiri saja kebajikan sekecil apapun nilainya,
tetap suatu kebajikan.
-
Kadang saya perhatikan mereka lebih sulit untuk mendengar pendapat
orang, merasa lebih hebat (saya bicara mental bukan apa yang mereka pikirkan), merasa pengalaman mereka paling benar??? Nah kalo ini mungkin ada tuch..........yang
saya tau sampai kesucian Anagami saja masih mempunyai ke Aku an meskipun sudah
sedikit, apalagi yang belum mencapai Anagami tuch.
Nah contohnya di milis ini saja, seringkali
kita merasakan yang paling benar. Jadi tidak usah jauh-jauh melihat orang lain,
diri kita sendiri aja kadang-kadang masih seperti itu, he..he..he. Mari kita
renungkan ayat Dhammapada dibawah ini:
Bila orang bodoh dapat
menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh
yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh.
(DHAMMAPADA, syair 63)
Pak, Sang Buddha aja bermeditasi meninggalkan
semuanya, anak, istri, keluarga, harta, dll untuk men-sucikan diri beliau. Baru
setelah itu beliau menolong kita semua dengan memberikan jalan tengah untuk
mencapai kesucian.
Ada bhikkhu yang memberi tahu "Diri sendiri saja
masih terbenam didalam lumpur, bisakah anda menolong orang lain supaya
terbebaskan dari benaman lumpur yang sama??".
Latihan meditasi yang dilakukan hanyalah 10 hari.
Tidak ada artinya dibandingkan mereka yang bermeditasi di pusat latihan meditasi
dan juga di hutan-hutan di berbagai negara. Di Thailand saja ada istilah
"Tudong" dimana para bhikkhu tersebut tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan
hidup bermeditasi di hutan-hutan.
Anda sendiri yang sudah
berpengalaman melakukan retreat meditasi dari berbagai metode itu, tentu
sudah melihat sendiri seperti itu. Apakah anda menganggap mereka
egois??
Anda dapat membayangkan ada rekan kita yang sudah
lebih dari 2,5 tahun terus bermeditasi di Myanmar dimana tidurnya saja cuma
sekitar 3 jam/hari.
Saya sendiri kagum akan apa yang telah mereka
lakukan dimana saya sendiri juga belum mampu untuk melakukannya, merupakan suatu
kebahagiaan tersendiri melihat ada yang bisa seperti itu.
Kalau saya sich tidak pernah ada kepikiran muncul
asumsi seperti itu yach, he..he..he.
Coba anda khan sering mengikuti retreat meditasi
seperti yang anda katakan sebelumnya, kalau boleh saya ingin bertanya kenapa hal
itu anda lakukan??Untuk apa???Apakah memang anda suka bikin masalah sehingga
bisa kesimpulan seperti itu??
Nah setelah anda keluar dari retreat anda, apakah
anda sudah merasa lebih baik daripada yang masih tinggal di tempat retreat
tersebut???
Sekali lagi kalo saya sich tidak berani mengira
seperti itu, lebih baik anda tanyakan ke orang tersebut secara langsung. Jadi
khan anda tau apa yang dipikiran mereka.
Mungkin saja yang anda temui itu memang melarikan
diri dari masalah hidup, he..he.he.
Apakah menurut anda, Sang Buddha ketika telah
mencapai kesempurnaan, tidak mengajarkan meditasi kepada para
muridnya.
Sekarang beliau sudah tidak ada, bukankah para
bhikkhu merupakan salah satu bagian dari yang meneruskan Buddha Dhamma, termasuk
mengajarkan meditasi??
Bukankah beliau mengajarkan para bhikkhu untuk
menjadi pertapa yang baik??
Jadi apa sebenarnya yang meragukan
anda??
Bagaimanakah kehidupan yang menurut anda tidak
melarikan diri dari masyarakat??
Kalau saya sich merasa kita tidak perlu
melanggar sila dulu, baru tau gimana caranya menjalankan sila. Secara teori saja
kita yach sudah tau, misalnya sila yang kesatu melarang kita membunuh, yach kita
kagak perlu ngebunuh dulu baru tau gimana caranya menjalankan sila. Apakah
begitu??
Nah jika anda telah bisa bermeditasi di "hutan
beton" seperti yang anda bilang, saya sendiri sangat kagum karena misalnya untuk
saya sendiri perlu ketenangan untuk berlatih meditasi tahap permulaan seperti
saya ini. Tidak seperti anda yang memang telah beberapa kali retreat dengan
berbagai macam metode.
Lalu apakah menurut anda, sejak pertama anda sudah
bisa langsung untuk bermeditasi dengan baik di "hutan beton"??Apakah latihan
meditasi yang dulu anda pernah lakukan itu sama sekali tidak membawa pengaruh
terhadap meditasi anda sekarang ini??Kenapa anda dulu
melakukannya??
Wahh pak, buat saya merupakan karma baik yang
sangat besar jika saya bisa meditasi di Myanmar. Kebetulan saya sudah ke
beberapa vihara hutan di Thailand yang sangat saya kagumi.
Ada seorang bhikkhu yang bermeditasi di
hutan selama dua minggu tanpa turun ke Dhammasala. Begitu beliau turun, para
bhikkhu yang lain juga sangat menghormatinya dan langsung menyambutnya dengan
rasa gembira.
Mereka menyambut dengan gembira bukan karena mereka
men "dewa"kan beliau, tapi karena mereka sendiri juga belum mampu bermeditasi
seperti beliau.
Para Bhikkhu tinggal di vihara hutan yang malamnya
tidak ada lampu dan mereka pindapatta dengan berjalan jauh ke desa
sekitarnya.
Nah saya yakin di Myanmar, Laos, dll juga seperti
itu dan merupakan karma baik yang sangat besar jika saya dapat mengunjunginya,
bahkan jika bisa bermeditasi disana.
Vajradeva
(Orang suetressss)
Wah Pak, jangan suetressss........biasanya kalo
orang suetresss bisa jadi ngaco tuch.
Mettacittena,
Cang Le
Yahoo! Groups Links
|
- Re: [Dharmajala] Re: Aku Pulang Retreat ! Ada yang lain lagi... Intra