Harga Beras di Kalsel dan Kalteng Rp 7.000 Perkilogram

Laporan Wartawan Kompas M. Syaifullah dan Cyprianus
Anto S
Banjarmasin, Kompas

Akibat stok gabah di petani makin habis dan banyak
dijual ke Pulau Jawa, kini harga beras lokal jenis
siam unus di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
melonjak tajam. Di pasar-pasar tradisional dan
pedagang eceran Banjarmasin harga berkisar Rp 6.000-Rp
7.000 perkilogram yang sebelumnya berkisar Rp 3.000-Rp
4.000 perkilogram.

Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung lama karena
beberapa sentra produksi padi lokal Kalsel seperti
Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan Tanah Laut baru
akan panen Agustus mendatang. Beberapa petani di
Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar menyebutkan,
tingginya harga beras siam unus tersebut karena
persediaan gabah di petani sudah habis. Ini terjadi
karena tingginya permintaan beras lokal tersebut.

Fatimah, warga Banjarmasin yang memiliki areal sawah
sekitar 200 borongan atau sekitar 6,6 hektar, biasanya
setiap tahun menghasilkan 1.700 blek atau 25,5 ton.
Namun, karena tahun 2005 gagal panen akibat kemarau,
hasilnya tujuh blek atau 105 kilogram. "Beras hasil
panen itupun sekarang habis. Saya sebagai pemilik
sawah juga beli dengan harga Rp 110.000 per blek atau
Rp 7.300 perkilogram," katanya.

Beberapa pedagang beras di Pasar Lima Banjarmasin
menuturkan, khusus harga beras siam unus paling mahal
karena pasokan dari petani sangat terbatas sementara
permintaan tetap tinggi. Pasokan beras tersebut makin
berkurang karena sebagian dijual ke Jawa musim panen
2005 lalu.


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke