Kekerasan terhadap Warga Keturunan

Sinetron ini merupakan potret kekerasan yang pernah dialami warga
keturunan di saat kerusuhan Mei 1998 di Jakarta.

Satu lagi simpati tertuju kepada warga Tionghoa Indonesia. Potret
kekerasan yang pernah dialami warga keturunan di saat kerusuhan Mei
1998 di Jakarta itu segera diangkat menjadi sebuah karya sinetron
berjudul Mei Hwa Kembang Glodok.

Sinetron yng naskah dan sutradaranya digarap Kardy Syaid ini
menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan Tionghoa korban
perkosaan. Sinetron ini dibuat oleh Rumah Produksi Suaka Kreasinema
dan siap produksi pada September mendatang. Namun, Kardy Syaid menepis
sinetron yang dibuatnya ini sebagai bagian dari sikap politik. ''Ini
bukan sinetron politik, tapi hanya latar belakangnya saja yang terkait
politik,'' ujarnya di Jakarta, Kamis (4/5).

Kardy mengaku dalam penggarapan naskah pihaknya telah terlebih dahulu
melakukan riset. ''Riset yang kami lakukan itu umumnya merujuk pada
peristiwa Mei 1998,'' katanya.

Saat ditanya tentang sinetron ini akan secara tidak langsung membuka
aib Indonesia, Kardy menegaskan,''Kami membawa pesan damai. Kasus 1998
lalu itu memang pernah ada dan pelakunya adalah para preman yang tidak
berakhlak, dan bukan cermin dari bangsa ini.''

Tentang sosok Mei Hwa, Kardy menjelaskan, perempuan keterunan ini
memiliki perilaku yang sangat nasionalis. Bahkan perempuan ini,
katanya lagi, tetap bertahan di Indonesia meski dia mengalami konflik
dengan lingkungan sekitarnya. Tokoh Mei Hwa ini tidak mempersoalkan
perihal perkosaan yang pernah dialaminya. ''Saya diperkosa karena
nasib saya,'' begitulah filosofi Mei Hwa seperti disampaikan Kardy.

Kardy juga mengungkapkan, sinetron ini nantinya tidak hanya dipasarkan
di Indonesia saja. Melainkan, beberapa negara tetangga seperti
Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Hongkong. ''Untuk itu sinetron ini
akan didub ke dalam bahasa Mandarin dan Inggris,'' jelasnya.

Untuk lebih mendekatkan hubungan emosional dengan warga Tionghoa yang
ada di Indonesia, Kardy menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan salah
satu lembaga pendidikan terkemuka akan menjaring calon pemain sinetron
itu melalui audisi. Rencananya proses audisi dilakukan di 15 kota
besar Indonesia. ''Kita akan mulai keliling pada awal Juni
mendatang,'' jelasnya.

Audisi sinetron Mei Hwa Kembang Glodok ini, kata Kardy, menggunakan
tajuk Bintang Tionghoa Indonesia (BTI) 2006. Dalam proses audisi itu,
pihaknya juga menggandeng sejumlah sutradara tenar untuk turut
terlibat sebagai anggota dewan sutradara. ''Di antaranya adalah Deddy
Mizwar, Dedi Setiadi, Slamet Rahardjo, Didi Petet, Achmad Yusuf, dan
lain sebagainya,'' paparnya.

Pada tahap pertama proses audisi, Kardy menjelaskan, bakal dijaring 18
orang dari setiap provinsi. Mereka yang terjaring dari proses audisi
itu, sambungnya lagi, akan mengikuti proses Grand Final yang
dilangsungkan di Jakarta pada awal Agustus 2006. ''Dari sini, 50 dari
180 finalis yang lolos dan adu bakat di tingkat grand final memiliki
kesempatan untuk dipilih menjadi pemain wanita dan pria sinetron Mei
Hwa Kembang Glodok,'' jelas Kardy kembali.









** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke