Selamat Waisak 2550
Semoga kita semua menemukan Buddha dalam setiap yang kita kerjakan!!
 
salam,
Harryson
 


Edij <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Thanks Vera,
Pesan yang sangat Indah sekaligus praktis.
 
Thanks again and Happy Waisak!
 
Maitricittena,
Edij
 

From: Vera [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 12, 2006 12:37 PM
To: Dharmajala; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; dhammavaddhana; [EMAIL PROTECTED]; milis sekber; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; FSB; mabindo@yahoogroups.com; FKOMB; KMB; [EMAIL PROTECTED]; Ergasiomania; PDC; [EMAIL PROTECTED]; canto santosa; Ci Erny; Ci Wani; cundajs; Daud Dharsono; edij; Erna; Hadibowo; hartawan; Hendwi; [EMAIL PROTECTED]; januar kwan; Jimmy Lominto; julius woworuntu; Kelvin Islan; Krishnanda Wijayamukti; kt romo tandjung; metta obhasa; Metta Suri Citradi; Mitra Pusat; PADMA DEVI; Ramli; Sendjaja widjaja; Siutarno.; Sudhamek AWS; Sudjas Winantya; Tandjung KT; [EMAIL PROTECTED]; Untario Amin; wanita buddhis
Cc: Vera; Akiong gunawan; Ekayana
Subject: [Dharmajala] Renungan Waisak 2550 B.E. / 2006 di Kompas
 
Berita Utama
 
 
 
Jumat, 12 Mei 2006
 
 
 
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/12/utama/2652592.htm

Renungan Waisak 2550/2006
Berjalan di Atas Bumi
Biku Dharmavimala
Seorang perempuan bernama Kisa Gotami mengalami serangkaian tragedi. Suaminya dan anggota keluarga dekat lainnya meninggal dunia. Yang tertinggal bersamanya hanya seorang anak laki-laki yang baru saja belajar berjalan. Lalu anak itu pun terserang penyakit dan meninggal juga.
Kisa Gotami, yang sepertinya tidak pernah letih berdoa dan meratap, membawa jasad anaknya ke mana-mana untuk mendapatkan pertolongan agar si anak hidup kembali. Tentu saja tak seorang pun yang dapat menolongnya.
Seseorang menyarankannya pergi menemui Buddha Gautama yang tengah mengajar di dekat hutan kecil. Perempuan itu menghampiri Buddha, menangis sedih, dan berkata, "Guru yang mulia, tolonglah agar anakku hidup kembali."
Buddha menjawab, "Kisa Gotami, engkau harus pergi ke desa dan membawakan untuk-Ku segenggam biji lada. Ada syarat yang mesti dipenuhi, biji lada itu harus berasal dari rumah yang tak satu pun ada anggota keluarganya yang mati, yang tak satu pun pernah kehilangan anak atau orangtua, suami, istri, atau sanak keluarga lain."
Dengan membopong mayat anaknya, Kisa Gotami pergi dari rumah ke rumah untuk meminta segenggam biji lada. Setiap orang ingin menolongnya, tetapi ia tidak menemukan sebuah rumah pun yang penghuninya belum pernah ditinggal mati salah satu anggota keluarganya. Ibu yang malang ini kemudian menyadari apa yang harus diperbuatnya. Ia menguburkan anaknya, lalu memohon bimbingan Buddha selanjutnya.
Ada banyak mukjizat yang ditunjukkan oleh Buddha. Namun, mukjizat yang paling bermakna adalah membangun kesadaran. Sebagaimana kisah di atas, Ia menolong Kisa Gotami agar menjadi sadar. Siapa saja yang dilahirkan pasti akhirnya akan mati.
Kehadiran Buddha
Di hari Waisak, dunia memperingati kelahiran Buddha sebagai seorang pangeran yang bernama Siddharta Gautama. Pada momen yang sama sekaligus diperingati pencapaian Penerangan Sempurna dan parinirwana atau wafatnya Buddha. Waisak tahun ini, yang ke-2550, dihitung sejak Buddha parinirwana, jatuh pada tanggal 13 Mei 2006. Saat purnama sidi di hari itu, pada pukul 13.50.51 (siang hari) menurut perhitungan astronomi, bulan bundar sempurna hanya sedetik, namanya detik Waisak.
Detik itu kita jadikan momentum untuk menghadirkan Buddha di hati kita. Namun, sesungguhnya Buddha senantiasa hadir setiap waktu dalam kehidupan sehari-hari. Kata Buddha artinya ’Yang Sadar’. Kesadaran adalah energi Buddha, energi Tuhan dan Makhluk Suci yang selalu ada. Di mana pun energi Buddha berada, di sana terdapat kearifan dan kasih sayang yang melindungi dunia dan isinya. Karena itu, kehadiran Buddha membawa berkah dan kedamaian bagi umat manusia.
Saat kita dengan damai berdiam dalam kekinian, saat tubuh dan pikiran kita tidak terpisah, saat kita tahu bagaimana bernapas dengan penuh kesadaran; duduk, berdiri, dan berjalan dengan penuh kesadaran; makan dengan penuh kesadaran, di saat itu pula Buddha hadir bersama kita.
Semua orang memiliki benih kesadaran, benih kearifan, dan benih kasih sayang. Itulah benih-benih Kebuddhaan.
Tiada seorang pun yang tidak memiliki benih Kebuddhaan, tiada seorang pun yang tidak memiliki kapasitas untuk bersentuhan dengan Buddha yang ada dalam dirinya. Karena siapa saja mempunyai kemampuan untuk menjadi sadar, dikatakan semua orang bisa menjadi Buddha.
Berjalan sebagai orang bebas
Biasanya orang membayangkan apa yang disebut mukjizat itu sesuatu yang mengherankan, seperti berjalan di atas air atau terbang di udara. Namun, Master Lin Chi, seorang guru meditasi di abad ke-19, menyatakan bahwa mukjizat yang sebenarnya adalah berjalan di atas bumi. Kita mungkin tidak dapat segera menangkap maksudnya, tetapi orang yang lumpuh, misal karena stroke, akan memahami kebenaran dari pernyataan ini.
Master Thich Nhat Hanh memberi penjelasan bahwa semua orang berjalan di atas bumi, tetapi banyak yang berjalan seperti seorang budak, yang tidak memiliki kebebasan. Mereka terikat oleh masa depan atau masa lalu sehingga tidak hidup pada saat ini, di tempat ini. Ketika seseorang terperangkap oleh kekhawatiran dan ketakutan, kecemasan dan penyesalan, ia bukanlah orang yang bebas.
Mereka yang sadar, waspada, tidak akan mati, sedangkan mereka yang lengah seakan-akan telah mati (Dhp 21). Tidak sedikit orang-orang yang lengah, keluarga-keluarga yang lengah, kelompok-kelompok yang lengah, dan institusi-institusi yang lengah sehingga menimbulkan berbagai masalah.
Orang yang berlatih mengembangkan kesadaran akan mampu mengubah hidupnya dan menumbuhkan cinta kasih dan memaafkan. Dengan praktik itu pula mereka dapat mengurangi penderitaan orang-orang di sekitarnya.
Kita punya kekuatan untuk insaf, untuk bangkit, untuk mengubah, berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan.
Sumbangan kepada dunia
Mereka yang damai hati dan pikirannya akan membawa kedamaian bagi orang-orang dan alam sekitarnya. Sebaliknya, pikiran dan perbuatan yang dipenuhi nafsu keserakahan, kebencian, dan kekerasan akan membangkitkan reaksi negatif. Fenomena dan bencana alam dianggap sebagai isyarat agar manusia melakukan introspeksi.
Bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita berpikir, berbicara, dan bertindak adalah sumbangan kita kepada dunia ini. Dunia memerlukan rasa kebersamaan, cinta kasih yang tulus kepada sesama, dan semangat gotong royong.
Jika kita ingin memiliki cinta, kita harus menjadi cinta. Jika kita ingin mendapatkan kedamaian, kita harus menjadi damai. Seperti ombak, jika ombak ingin tenang, ketenangan itu tidak bisa ia dapatkan dari luar. Ketenangan itu ada di dalam air itu sendiri. Menghadirkan Buddha dalam kehidupan pun bukan dengan memaksakan kebenaran kita atau gagasan-gagasan kita. Kita tidak bisa menyelesaikan berbagai masalah di dunia ini tanpa kekuatan kebaikan, berbuat bajik, dan akrab dengan orang lain. Selamat Hari Waisak.
Biku Dharmavimala Maha Lekhanadikari (Sekretaris Jenderal) Sangha Agung Indonesia, Pembina Majelis Buddhayana Indonesia
 
Best regards,
Vera :)

Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.


Get amazing travel prices for air and hotel in one click on Yahoo! FareChase

** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke