Minggu, 14 Mei 2006
Disinari 100 Ribu Lilin

http://search.jawapos.com/index.php?act=detail_s&f_search=waisak&id=225858
Jawapos.com
JAKARTA - Puncak perayaan Waisak oleh Walubi kemarin dipusatkan di Pekan Raya Jakarta (PRJ). Dalam acara yang dihadiri Gubernur DKI Sutiyoso tersebut, 12 lembaga dari aliran Buddha yang tergabung dalam Walubi dan sekitar 12 ribu umat Buddha berkumpul untuk merayakan hari yang diyakini sebagai hari kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddharta Gautama atau Sang Buddha Sakhyamuni (orang suci dari suku Sakhya).

Siddharta sendiri diyakini sebagai pendiri sekaligus orang yang mendapatkan pencerahan pertama sebagai Buddha (Buddha sendiri berarti "orang yang tercerahkan").

Peringatan Waisak itu juga dihadiri sejumlah umat Buddha dari negara lain, seperti Singapura dan Thailand. Yang menarik, ada salah seorang umat Buddha yang menghadiri perayaan sudah dalam keadaan meninggal. Dia adalah YM Biksu Win Vijano Mahathera, seorang biksu asal Thailand, yang meninggal di Singapura pada 6 Mei 2006 lalu. Biksu itu meninggal dalam usia 83 tahun.

"Dia (Win Vijano, Red) sebelum meninggal sempat mengutarakan ingin menghadiri perayaan Waisak di Jakarta. Karena itu, segenap keluarga dan sahabatnya kemudian membawa jenazahnya ke sini (Jakarta, Red)," jelas Ketua Walubi Ny Sri Hartati Moerdaya. Rencananya, imbuh Sri Hartati, lusa jenazahnya diterbangkan ke Bangkok untuk disemayamkan.

Acara peringatan Waisak dimulai dengan upacara ritual dari 12 aliran di depan altar persembahyangan masing-masing yang tersebar di berbagai hall/ruangan PRJ. Kemudian, upacara pembukaan bersama dilakukan di Hall A-2 PRJ. Dalam upacara pembukaan itu, berbagai acara dilakukan, seperti olah gerak khas Buddha, beberapa sambutan, renungan, dan meditasi, kemudian diakhiri dengan pemercikan air suci oleh Yang Arva Sanaha dan rohaniwan Buddha.

Puncak acara adalah pemasangan 100 ribu lilin dalam bentuk formasi huruf Buddha (Fo dalam bahasa Mandarin). Huruf Buddha tersebut berukuran 20 meter x 60 meter persegi. Itu merupakan simbolisasi agar 100 ribu lilin tersebut bisa menerangi bangsa dan negara Indonesia, supaya bisa terlepas dari kesempitan yang menghadang. Pemprakarsa acara penyalaan 100 ribu lilin itu adalah Ketua Vidyaka-Sabha Walubi Biksu Dhyanavira Mahasthavira. (ano)


Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min.

** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke