Berita ini harus dibaca ya

Note: forwarded message attached.

 Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com 

________________________________

** 



“This e-mail (including any attachments) is intended solely for the addressee 
and could contain information that is confidential; If you are not the intended 
recipient, you are hereby notified that any use, disclosure, copying or 
dissemination of this e-mail and any attachment is strictly prohibited and you 
should immediately delete it. This message does not necessarily reflect the 
views of Bank Indonesia. Although this e-mail has been checked for computer 
viruses, Bank Indonesia accepts no liability for any damage caused by any virus 
and any malicious code transmitted by this e-mail. Therefore, the recipient 
should check again for the risk of viruses, malicious codes, etc as a result of 
e-mail transmission through Internet”
--- Begin Message ---
Success Story 

  _____  




Perjalanan Naysila Mirdad


Pemeran Intan dalam sinetron yang sama dengan nama pemeran utamanya itu untuk 
mengikut Kristus sempat tidak mengenakkan untuk diutarakan kepada Jamal Mirdad, 
sang ayah. Hidup dengan orangtua yang berbeda keyakinan sempat membuat Nay - 
demikian ia akrab disapa, bimbang memutuskan pilihan hidup. Pemilik senyum 
manis ini tahu betul, masalah iman bukan soal main-main atau asal percaya saja. 
Sikap kedua orangtuanya, Jamal Mirdad-Lydia Kandou, yang sama-sama mengajarkan 
hal baik menurut keyakinan mereka masing-masing semakin membuatnya bimbang.

SEMBUH BERKAT MUKJIZAT 

Dalam keluarga Nay, tak ada pemaksaan, "pembagian" atau pun "jatah" iman 
terhadap anak-anak. Semua anak, termasuk Nay, bebas menentukan pilihan. Dan 
pilihan pesinetron yang beberapa waktu lalu masuk rumah sakit ini sudah ia 
pertimbangkan dengan matang. Ia hanya mengikuti panggilan hatinya. Dan 
panggilan hatinya adalah menjadi pengikut Yesus Kristus. Pilihan itu bukan 
sekadar asal memilih, tapi didahului sebuah peristiwa yang luar biasa."Waktu 
itu umurku masih sekitar 4 atau 5 tahun," ujar Nay memulai. "Aku ke kamar mandi 
karena berniat buang air besar. Begitu sampai kamar mandi, badanku tiba-tiba 
keringat dingin. Enggak tahu gimana, yang aku tahu waktu melihat ke bawah, 
darah sudah keluar banyak banget. Bukan hanya darah, tapi juga 
gumpalan-gumpalan seperti daging yang warnanya kebiruan. Aku merinding dan 
teriak histeris panggil Mama, Mama ... Mama," kisahnya.

Keluarganya pun berlarian mendatanginya. Lidya, sang Mama kaget bukan kepalang. 
"Aku ingat sekali Mama langsung mengajak kita berdoa. Aku disuruh Mama ikutin 
doa yang Mama ucapkan. Aku merinding waktu ikutin doa Mama, dan tiap kata yang 
aku ikutin semuanya keluar dengan nada gemetar. Rasa sakit menyebabkan aku 
susah untuk ngomong," urainya. "Pas Mama bilang amin, aku juga bilang amin. Aku 
ngerasa lancar sekali mengucapkannya. Begitu buka mata, daging warna kebiruan 
itu sudah nggak ada, darah juga sudah berhenti keluar. Peristiwa itu 
benar-benar sebuah keajaiban banget buat aku." Saat ia menirukan ucapan sang 
Mama berkata amin, Nay percaya dan yakin Tuhan Yesus bisa menyembuhkannya. Saat 
itu juga ia pasrah akan segala sesuatu dalam hidupnya kepada Tuhan Yesus. 
Termasuk masa depan dan akan jadi seperti apa ia kelak. "Ternyata Tuhan Yesus 
sayang banget sama aku. Aku pun sembuh," ucapnya dengan nada kelelahan di 
sela-sela break syuting yang menyita waktunya.

Usianya yang baru saja menginjak angka 19, Mei silam, tentu mengajarkannya 
banyak hal. Saking banyaknya ia hanya berujar, "Pastinya banyak kejadian dalam 
hidupku! Salah satunya misalnya dengan aku dikasih berkat seperti ini, bisa 
main sinetron, iklan, dan yang lain-lain. Dengan apa yang sudah aku lewati, 
susah atau senang, aku percaya itu semua datang dari Tuhan dan memang terjadi 
atas izin-Nya. Aku juga percaya aku nggak akan bisa ngelewatin apa-apa kalau 
tanpa pertolongan Dia. Dari situ aku yakin aku nggak bisa hidup tanpa Tuhan 
Yesus," jelasnya.Sebagai rasa hormat dan kasihnya pada Tuhan, sesibuk apa pun 
Nay selalu menyempatkan diri untuk beribadah. Ia mengaku tidak mau dianggap 
religius atau sok suci dengan banyak bicara soal gereja. Tapi memang setiap 
hari Minggu selalu disempatkannya ke gereja untuk beribadah. "Itu cara aku 
untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Sesibuk dan sepadat apa pun jadwal 
kerjaku, aku usahakan untuk tetap bisa pergi ibadah. 

KELUARGA BAGI NAY 

Keluarga juga punya arti penting bagi pemeran utama sinetron Melody produksi 
RCTI. Keluarga adalah tempat Nay membangun fondasi kuat supaya bisa mempelajari 
banyak hal dalam kehidupan. "Keluarga juga mengajarkanku hal-hal yang memang 
semestinya harus aku hadapi dalam hidup. Bagiku, keluarga adalah hidup itu 
sendiri. Untuk aku nih, ibaratnya kalau nggak ada keluarga, nggak akan ada Nay 
yang sekarang," jelasnya lagi.Masih dalam ceritanya seputar keluarga, ia 
bersyukur atas orangtua yang dimilikinya. Meski berbeda keyakinan, Nay 
menghormati dan mengasihi keduanya dengan tulus. Bicara soal sang ayah, Jamal 
Mirdad, ada satu kejadian yang membuatnya tak enak hati. "Ketika aku memutuskan 
mengikut Tuhan Yesus, untuk ngomong ke Papa soal itu rasanya sangat nggak enak. 
Tapi mau gimana lagi, karena dalam memilih iman aku belajar mengikuti panggilan 
hati. Dan aku percaya semua ini dalam bentuk apa pun adalah dari Tuhan, karena 
Tuhan Yesus sayang banget sama aku." 

Keluarga yang terdiri dari berbagai individu dengan aneka karakter juga menjadi 
warna pelajaran tersendiri bagi artis yang baru memiliki satu keponakan ini. 
Keragaman karakter dan kisah hidup antar anggota keluarga dianggapnya sebagai 
cermin. "Belajar soal hidup nggak hanya dari pengalaman diri sendiri tapi juga 
dari pengalaman orang lain. Kisah mereka bisa menjadi cermin buat diri kita. 
Entah itu keburukan, kegagalan atau kebaikan dan juga ketulusan, semua layak 
dipetik dan diambil hikmahnya. Semua itu memberiku pelajaran untuk hati-hati 
dalam melangkah, termasuk dalam mengambil keputusan dan bersikap." 

POLOS DAN BERSAHAJA 

Belajar dan mencoba menikmati tiap hal yang terjadi. Prinsip inilah yang 
berusaha diaplikasikan Nay dalam melewati keseharian hidupnya, bahkan jauh 
sebelum ia menjadi pemain sinetron yang melambungkan namanya. Sikapnya yang 
bersahaja dan terbilang polos juga kerap hadir dalam karakter setiap tokoh yang 
diperankannya. Seolah hendak menyatakan tiap tokoh selalu memunculkan satu sisi 
dirinya sendiri. Tak ditampiknya bahwa nada serupa juga pernah sampai ke 
telinganya. Namun, bintang iklan kelahiran 23 Mei 1988 tersebut menanggapinya 
santai. "Kalau dilihat dari sisi positifnya, aku menerimanya sebagai pujian. 
Bagi aku, Intan ya Intan dan Nay adalah Nay. Walaupun mungkin ada beberapa 
kesamaan, tapi kami tetap dua karakter yang berbeda." Itulah komentar 
sederhananya tentang tokoh Intan dalam sinetron dengan judul sama yang semakin 
melambungkan namanya di jagat sinetron Indonesia. 

Menyoal popularitas yang dianggap instan tersebut, Nay menimpalinya dengan rasa 
syukur. Ia yakin hal itu merupakan kepercayaan yang diberikan Tuhan untuknya. 
Lewat itu, ia diberi amanat untuk menyenangkan dan mengasihi orang lain. Sikap 
apa adanya tersebut bukanlah sebuah kepura-puraan. Berikut satu kisah yang juga 
lagi-lagi berbuah baik. "Waktu itu aku diajak Mama nemenin kak Nana casting. 
Aku mau dan nurut-nurut saja. Giliran Kak Nana yang casting, aku juga disuruh 
Mama ikutan. Ya udah aku coba. Dan sampai sekarang ini hasilnya," tuturnya 
ramah. Nay yang memulai karier di dunia entertainment pada tahun 2005 lewat 
sinetron Liontin bersama sang kakak ini juga sedang melewati hari-hari pasca 
kehilangan mobil CRV-nya yang berwarna silver. Lagi-lagi ia pun menghadapi dan 
menerima kejadian ini dengan lapang dada. Buktinya, ia tetap bisa tampil 
maksimal dan penuh konsentrasi di lokasi syuting sinetron Intan. Rasa kesal 
atau jengkel pastilah ada, apalagi mobil tersebut dibeli dengan uang sediri. 
Namun, ia memilih untuk mengerjakan profesinya dengan tekun ketimbang 
memikirkan mobil yang jelas-jelas sudah hilang itu. 

MASA DEPAN 

Usai menamatkan pendidikan SMU tahun 2005, ia berencana melanjutkan pendidikan 
ke perguruan tinggi. Harapannya satu hari kelak ia bisa menjadi seorang 
psikolog. Namun, rencananya tersebut belum bisa terealisasi. Jauh sebelum itu, 
Nay pernah bercita-cita menjadi pramugari. Tapi sayang, syarat fisik yang 
menjadi penghalang memaksanya untuk menghapus cita-cita tersebut. Menunda 
sementara untuk jadi psikolog, ia punya cita-cita lain, yaitu pengusaha. 
Rencana tersebut tampaknya lebih matang ketimbang rencana kuliahnya. Ditanya 
begitu Nay keberatan menjabarkannya, "Sebenarnya aku pengen banget kuliah, dan 
tetap ada rencana ke sana. Tapi memang belum bisa diwujudkan sekarang. Aku 
harus fokus untuk persiapan buka cottage. Seperti sebuah cafe tapi ada tempat 
makan dan juga penginapan di daerah Bandung."Rencana itu terlintas ketika Nay 
kebanjiran order sinetron. Penghasilannya yang lumayan tersebut 
diinvestasikannya dalam bentuk usaha cottage. Pemilik tinggi 160 cm dan berat 
48 kg ini yakin, semangat dan kerja kerasnya di lokasi syuting tak akan 
sia-sia. Apalagi ia sudah rela menunda studinya. Namun sekali lagi, rasanya itu 
tak jadi soal lantaran aktingnya bisa diterima masyarakat. Ini terbukti dengan 
seringnya masyarakat menungguinya di lokasi syuting untuk sekadar berfoto 
bersama atau meminta tanda tangannya. "Semoga apa yang aku kerjakan di sinetron 
bisa membuat orang banyak senang dan terhibur," harapnya polos. 


(View: 3309 times)
Sumber : bahana

<<inline: image002.jpg>>


--- End Message ---

Kirim email ke