Barter yang baik adalah yang saling menguntungkan,
Jadi kalau mau, seharusnya Thailand menawarkan apa yang dibutuhkan oleh
Indonesia.
Ada Impor 70.000 Ton Beras aja udah di demo abis-abisan, apalagi mau
dimasuki 700.000 Ton
(satu pesawat setara dengan 70.000 ton - CMIW)

Wassalam,




                                                                                
                                            
                    "A Nizami"                                                  
                                            
                    <[EMAIL PROTECTED]>             To:     
<ekonomi-nasional@yahoogroups.com>                                
                    Sent by:                      cc:                           
                                            
                    [EMAIL PROTECTED]        Subject:     RE: 
[ekonomi-nasional] Apa Salahnya? Barter Pesawat dengan   
                    groups.com                    Beras                         
                                            
                                                                                
                                            
                                                                                
                                            
                    12/21/2005 09:17 AM                                         
                                            
                    Please respond to                                           
                                            
                    ekonomi-nasional                                            
                                            
                                                                                
                                            
                                                                                
                                            




Menurut saya barter pesawat dgn beras atau produk lainnya tidak masalah
selama produk tersebut bisa kita jual kembali atau kita pakai untuk
memenuhi
kebutuhan kita tanpa merusak industri yang ada.


> -----Original Message-----
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ambon
> Sent: Rabu, Desember 21, 2005 4:55
> To: Undisclosed-Recipient:;
> Subject: [ekonomi-nasional] Apa Salahnya? Barter Pesawat dengan Beras
>
>
> http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=203076
>
>
>       Rabu, 21 Des 2005,
>
>
>
>       Apa Salahnya?
>       Barter Pesawat dengan Beras
>       Oleh Mohammad Nuh
>
>
>
>       KUNJUNGAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke
> Thailand pekan lalu menghasilkan kesepakatan kerja sama, salah
> satu di antaranya di bidang pertanian. Dalam bidang pertanian,
> misalnya, telah dijajaki kemungkinan imbal beli (barter) pesawat
> terbang dengan beras dari pemerintah Thailand sebagaimana yang
> telah diberitakan di beberapa media massa.
>
>       Imbal beli tersebut mengesankan posisi kita menjadi lemah
> dengan pertimbangan sebuah produk teknologi tinggi, pesawat
> terbang, hanya ditukar atau dibarter dengan beras dari produk pertanian.
>
>       Tentu stigma negatif yang muncul di masyarakat kita itu
> memerlukan pencerahan yang objektif. Bukankah semua orang sepakat
> dan menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
> merupakan salah satu aset atau modal dalam menggerakkan
> pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya adalah ICT (information
> and communication technology). Tidak hanya itu. Produk teknologi
> juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
> kesejahteraan rakyat.
>
>       Atas dasar itulah, tidak ada alasan dan tidak ada salahnya
> jika sebuah produk berteknologi tinggi, seperti pesawat terbang,
> ditukar atau dibarter dengan beras sebagai sebuah produk
> pertanian, yang sebagian orang masih menganggap sebagai produk
> berteknologi tradisional. Itu mengingat fungsi beras atau produk
> pertanian yang lain juga untuk memenuhi kebutuhan dan
> meningkatkan kesejahteraan rakyat.
>
>       Tulisan ini tidak untuk membela kebijakan yang telah
> diambil pemerintah. Tapi, ini mendudukkan perkara yang sebenarnya
> tentang memanfaatkan produk teknologi dan berupaya mengajak
> lembaga riset atau penelitian yang ada di perguruan tinggi serta
> lembaga pemerintah sama-sama menyadari untuk memulai secara
> massive melakukan penelitian-penelitian yang berpijak pada
> kebutuhan dan kepentingan rakyat.
>
>       Selama ini sebagian besar penelitian di pusat-pusat riset
> atau penelitian, baik di perguruan tinggi maupun lembaga
> pemerintah, sering asik dengan bidangnya, seolah tanpa
> memedulikan apa manfaat penelitian yang dilakukan bagi masyarakat awam.
>
>       Namun, yang ada hanya dari penelitian ke penelitian. Belum
> pada bagaimana memanfaatkan penelitian untuk kepentingan
> menggerakkan pertumbuhan ekonomi serta berimplikasi pada tingkat
> kesejahteraan masyarakat.
>
>       Ketidakberdayaan?
>
>       Kedengarannya amat naif jika ada pandangan yang berkembang
> di masyarakat bahwa dibarternya pesawat terbang dengan beras
> disimpulkan sebagai sebuah ketidakberdayaan bangsa ini.
>
>       Di satu sisi, sebagai bangsa yang masih mengandalkan sektor
> pertanian dan produk-produknya, dan sebagai bangsa agraris,
> dibaternya pesawat dengan beras seolah menempatkan posisi petani
> kita terpinggirkan. Tapi, di sisi lain, jika dicermati dengan
> seksama nilai yang dibarter tersebut serta kesetaraan nilai
> (konversi) yang didapat, rasanya tidak ada yang salah.
>
>       Apalagi jika kemudian kita berpandangan, pesawat sebagai
> sebuah produk iptek yang diharapkan mampu mendorong atau
> menggerakkan pertumbuhan ekonomi, memenuhi kebutuhan, serta
> meningkatkan kesejahteraan masyarakat, barter pesawat itu menemui
> titik temu.
>
>       Karena itu, sekali lagi, tidaklah tepat jika ada pandangan
> dan stigma negatif yang berkembang di masyarakat terhadap barter
> antara pesawat dan beras. Sepanjang produk yang dibarter itu
> halal, bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat, punya nilai yang
> sama dengan produk yang dibarter, dan mampu menjaga
> keberlangsungan industrinya, rasanya tidak perlu ada yang disalahkan.
>
>       Penguasaan iptek itu pada dasarnya memiliki empat makna
> strategis, yaitu (i) menumbuhkan kepercayaan diri, (ii)
> meningkatkan kemandirian, (iii) meningkatkan kesejahteraan, dan
> (iv) meningkatkan kebanggaan (prestise). Dengan keempat makna
> itulah, penguasaan iptek itu diukur keberhasilannya.
>
>       Tentu menjadi persoalan lain lagi ketika kita mau
> mempertanyakan bagaimana dengan beras petani kita, apakah memang
> sudah sedemikian parah kondisinya sehingga pemerintah terpaksa
> harus mengambil kebijakan membarter pesawat dengan beras.
>
>       Reorientasi Penelitian
>
>       Kembali pada pokok persoalan tulisan ini, agar dikemudian
> hari tidak muncul lagi stigma negatif tentang proses barter,
> kiranya peristiwa itu bisa dijadikan momentum bagi lembaga
> penelitian atau riset, baik di perguruan tinggi maupun
> departemen-departemen, untuk sesegera mungkin melakukan
> reorientasi penelitian yang berbasis pada resourses based
> technology and economical development.
>
>       Reorientasi penelitian itu harus berpijak pada upaya
> melakukan penelitian-penelitian dan pengembangan yang mampu
> menjawab persoalan-persoalan riil yang sedang dihadapi
> masyarakat. Itu sekaligus membuka ruang inspirasi untuk
> terbentuknya inovasi-inovasi baru.
>
>       Untuk dapat memenuhi penelitian yang berbasis pada
> resourses based technology and economical development, perguruan
> tinggi dan lembaga-lembaga riset harus bisa memainkan peran
> dengan down to earth, mampu menggali persoalan-persoalan riil
> yang dihadapi masyarakat. Karena itu, mereka (baca: para
> peneliti) harus bisa berbaur sehingga memahami benar detak
> jantung penderitaan dan persoalan di masyarakat. Pada simpul
> inilah, sudah saatnya para peneliti secara kejiwaan dan syahwat
> melakukan penelitian yang berdasar kebutuhan riil masyarakat.
>
>       Dulu memang kalangan perguruan tinggi memosisikan
> lembaganya sebagai "menara gading", untuk menjaga maqom dalam
> berpikir dan bertindak.
>
>       Tapi, kini rasanya perlu diubah, meski tetap harus menjaga
> maqom dalam berpikir dan bertindak, produk-produk pemikiran dan
> penelitiannya harus mengarah ke kebutuhan riil masyarakat.
>
>       Hal itu mengingat masyarakat dan bangsa ini sangat
> membutuhkan uluran tangan dan langkah riil dari kalangan
> perguruan tinggi. Karena itu, bentuk-bentuk penelitian yang hanya
> dilakukan untuk mengembangkan penelitian dan memiliki kesimpulan
> untuk melakukan penelitian lanjut, tanpa membawa pengaruh kepada
> masyarakat luas, harus dikesampingkan.
>
>       Bukankah ada kata-kata bijak: Seseorang atau lembaga
> memiliki makna manakala orang tersebut atau lembaga itu bisa
> dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jamak. Lalu, apakah sudah
> banyak penelitian dari perguruan tinggi dan lembaga yang
> dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jamak?
>
>       *. Prof Dr Mohammad Nuh, rektor dan guru besar ITS (Surabaya)
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>


Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]


                            YAHOO! GROUPS LINKS

      Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.

      To unsubscribe from this group, send an email to:
      [EMAIL PROTECTED]

      Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.








______________________________________________________________

Disclaimer :
- This email and any file transmitted with it are confidential and
are intended solely for the use of the individual or entity whom
they are addressed, if you are not the original recipient, please
delete it from your system.
- Any views or opinions expressed in this email are those of the
author only.
______________________________________________________________

------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Put more honey in your pocket. (money matters made easy).
http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke