http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=211882
Kamis, 16 Feb 2006, * Pertumbuhan Ekonomi 2005 5,6 Persen * Meleset dari Target APBN JAKARTA - Dua kali kenaikan harga BBM tahun lalu terbukti memberi tekanan terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Choiril Maksum mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2005 hanya mencapai 5,6 persen. Angka sebesar itu masih jauh dari target dalam APBNP II 2005 yang dipatok 6 persen. Selain kenaikan harga BBM, menurut Choiril, beberapa faktor internal lainnya cukup berpengaruh. Antara lain meningkatnya suku bunga sejak triwulan kedua 2005, banyaknya capital outflow, dan melemahnya nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh Rp 11.000-an per dolar AS pada Agustus 2005. "Penyebab selanjutnya adalah penurunan jumlah wisatawan asing akibat bom Bali II dan merebaknya flu burung," kata Choiril di kantornya kemarin. Dari sisi eksternal, Choiril menyebut faktor yang berpengaruh adalah tingginya harga minyak internasional sebagai pemicu melambatnya laju perekonomian Indonesia. "Selain itu, juga dipicu masih tingginya suku bunga The Fed, dan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi secara global," terangnya. Laju pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku yang mencapai Rp 2.729,7 triliun dan harga konstan Rp 1.749,5 triliun. Pertumbuhan tertingi dicapai sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,97 persen. Diikuti kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,59 persen, serta sektor bangunan 7,34 persen. Konsumsi rumah tangga, memberi kontribusi dengan pertumbuhan 3,95 persen, konsumsi pemerintah 8,06 persen, pembentukan modal tetap bruto 9,93 persen, ekspor 8,60 persen, dan pertumbuhan impor 12,35 persen. Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDB dipakai untuk konsumsi rumah tangga sebesar 65,41 persen, konsumsi pemerintah 8,24 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 21,97 persen, serta ekspor dan impor 29,21 persen. Untuk PDB per kapita, kata Choiril, telah terjadi peningkatan dibandingkan 2004. "PDB per kapita 2005 mencapai Rp 12,45 juta per tahun, lebih tinggi dari 2004 sebesar Rp 10,45 juta per tahun," terangnya. Dihitung secara triwulanan (quarter), PDB triwulan IV 2005 dibanding triwulan III 2005 (q to q) menurun minus 2,18 persen. Sedangkan PDB triilwulan III dibanding triwulan II meningkat 3,05 persen, dan PDB triwulan II terhadap triwulan I meningkat 1,69 persen. Sedangkan perbandingan PDB riil triwulanan 2005 secara year on year menunjukkan laju pertumbuhan triwulan IV 4,9 persen, triwulan III 5,63 persen, triwulan II 5,63 persen, dan triwulan I 6,25 persen. (sof) [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/