Rakyatnya mesti diberdayakan ini :-)
"A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent by: cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [ekonomi-nasional] Utang Swasta ke Utang Publik, Lagi? groups.com 24/02/2006 09:02 Please respond to ekonomi-nasional Selalu ada uang puluhan/ratusan trilyun rupiah untuk mensubsidi para pengusaha. Bukankah pengusaha itu sudah berjasa dengan menjadi donatur bagi kontestan pemilu? Ada pun rakyat harus cukup puas dengan rp 100 ribu/bulan. Itu pun tidak semuanya kebagian. > -----Original Message----- > From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Farid Gaban > Sent: Kamis, Februari 23, 2006 22:54 > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > Subject: [ekonomi-nasional] Utang Swasta ke Utang Publik, Lagi? > > > Utang Swasta ke Utang Publik, Lagi? > > Untuk kesekian kalinya nampak Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono > tidak belajar dari kekeliruan masa lalu. Pemerintah berencana menjamin > obligasi swasta untuk pembangunan infrastuktur. > > Obligasi adalah utang. Dan apakah pemerintah tidak sedang memerosokkan > diri lagi dalam skandal: mengalihkan utang swasta menjadi utang publik? > > Dalam dahaga yang sangat akan dana pembangunan infrastruktur seperti > jalan, jembatan dan jaringan utilitas, Kantor Menteri Perekonomian > pekan ini mengatakan "pemerintah akan menjamin seluruh obligasi atau > surat berharga yang diterbitkan oleh pihak swasta dalam rangka > pembiayaan proyek infrastruktur." > > Akibat utang negara yang sudah demikian bengkak dan minimnya > investasi, pemerintah memang dalam posisi yang sangat membutuhkan dana > pembangunan. > > Gubernur Bank Indonesia pekan ini mengatakan, pemerintah membutuhkan > dana sekitar Rp 708 triliun untuk membiayai sektor perekonomian agar > bisa tumbuh sesuai target 5,4%. Dana yang tersedia di APBN hanya Rp > 136 triliun, sementara dari perbankan Rp 130 triliun dan sisanya > diharapkan dari investasi asing. > > Namun, investasi asing tidak kunjung masuk. Tahun lalu pemerintah > menyelenggrakan "infrastucture summit" yang pada intinya menjual > proyek infrastruktur Indonesia kepada pemodal asing maupun domestik. > Namun sampai sekarang hasilnya relatif kecil, jika tidak dikatakan > nihil, meski untuk itu presiden telah mengeluarkan keputusan > pembebasan tanah yang sangat kontroversial demi memikat investor. > > Kini, pemerintah mencoba menengok sumber dana dalam negeri. Menko > Perekonomian Budiono mengatakan bahwa pemerintah tidak mengeluarkan > obligasi sendiri. Ini bisa dipahami. Utang negara sudah sangat besar > sekarang. Yang akan dilakukan pemerintah, kata Boediono, adalah > "menjembatani perusahaan yang melakukan proyek investasi dengan > pihak-pihak yang memiliki cadangan dana yang besar untuk pembiayaan". > > Yang menjadi pertanyaan: apa yang dimaksud dengan "menjembatani" dan > "pemerintah menjamin seluruh obligasi swasta". Obligasi adalah utang. > Apakah ini sama dengan penjaminan pemerintah terhadap bank, yang telah > memunculkan skandal keuangan kolosal di masa lalu? > > "Penjaminan" itu juga punya dimensi lain. Swasta bisa berlindung di > balik kekuatan negara, misalnya, dalam pembebasan lahan untuk program > infrastruktur, yang akan potensial memicu konflik sosial di lapis bawah. > > Program penjaminan seperti ini harus diperdebatkan lebih luas. Kita > tidak boleh mengulang kesalahan besar di masa lalu: memindahkan utang > swasta menjadi utang negara (publik).* > > > > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/