Quote: ".. ..Zaman Edan, zaman kebobrokan moral, penuh kekacauan, kekerasan, kejahatan, kebatilan, dan kekisruhan di mana-mana. Rakyat kecil menangis sambat ngauoro (meratapi kehidupan) tapi kurang didengar oleh wakilnya. .. "goro-goro" amat hebat. Banjir besar melanda, pohon-pohon roboh diterjang badai, air laut naik ke daratan. .. Jawaban awal, Tuhan memberikan peringatan kecil berupa bencana alam dari empat unsur: air (banjir), api (kebakaran), udara (angin topan), tanah (gempa). .."
Apakah saat ini kita sudah masuk Zaman Goro-goro (versi tulisan di bawah)? Dengan banyaknya 'pertanda' lewat alam. Tsunami, banjir dan tanah longsor (air), gempa, aktifitas vulkanik, termasuk luapan/banjir lumpur Lapindo (di Situbondo).. di mana salah satu penyebabnya adalah pengambilan/penebangan (legal/ilegal) isi hutan dan sumber kekayaan alam secara serampangan.. atau exploitasi oleh pihak asing.. mirip modus penjajahan tempo doeloe.. Setelah rakyat menangis (akibat kenaikan harga BBM dan barang lainnya), namun isakan tadi hanya terdengar oleh mereka sendiri.. Bahkan mungkin saja mereka sudah tidak dapat menangis lagi, kecuali lewat rintihan dan berdo'a.. :-( Sementara kita yang masih mendapat penghasilan beberapa kali lipat UMR, mungkin tidak pernah mengalami krisis.. persis ucapan Wapres kita.. Sampai kapan cobaan ini berlangsung? Menunggu 'godot'? Wallahu a'lam.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K http://www.indomedia.com/metrobdg/detail.asp?id=227 SOROT GORO-GORO Sujarwo TAHUN 2004 ternyata diakhiri dengan duka dunia. Gempa bumi dan gelombang pasang tsunami, Minggu (26/12), menewaskan sedikitnya 17.819 jiwa di tujuh negara di kawasan Asia selatan dan tenggara. Di Indonesia sendiri hampir 5.000 orang tewas. Selebihnya korban tewas adalah manusia penghuni di bumi Sri Lanka, India selatan, Thailand, Malaysia, Maladewa, dan Bangladesh. Kalau sudah demikian, pemikiran rasional sulit menjelaskannya. Hanya dalam hitungan detik, hampir 20 ribu orang meninggal. Dalam alam pikiran religius, umat Islam menyebut sebagai kiamat kecil (sugro) yang harus dipahami sebagai peringatan dari Allah SWT. Dalam pemikiran kuno, bencana alam dahsyat dipahami lebih rumit. Pujangga Ronggowarsito dalam karyanya "Kalatidha", menyebut bencana alam bagian proses Zaman Kalatidha, zaman yang serba tak enak. Pujangga sekaligus peramal yang hidup jauh sebelumnya, Joyoboyo, menyebut sebagai dampak Zaman Edan, zaman kebobrokan moral, penuh kekacauan, kekerasan, kejahatan, kebatilan, dan kekisruhan di mana-mana. Rakyat kecil menangis sambat ngauoro (meratapi kehidupan) tapi kurang didengar oleh wakilnya. Usai Zaman Kalatidha, lantas Zaman Kalabendhu, lebih tak enak lagi karena memakan korban lebih banyak. Makin banyak korban makin cepat zaman itu berakhir. Konon, kemudian muncul Satrio Piningit yang bakal menyelesaikan masalah bangsa/dunia. Menurut ramalan Joyoboyo, sebelum tokoh misterius itu muncul, dunia mengalami "goro-goro" amat hebat. Banjir besar melanda, pohon-pohon roboh diterjang badai, air laut naik ke daratan. Semua kehendak zaman karena memang "zaman saringan". Yang rapuh lahir batin terhadap keyakinannnya akan tereliminasi. Tetapi Tuhan tetap menyayangi umat-Nya. Dalam situasi seperti itu rakyat kecil yang masih berhati nurani bersih memohon perlindungan kepada Tuhan, melakukan munajat secara massal. Hanya saja Tuhan tak langsung mengabulkannya. Jawaban awal, Tuhan memberikan peringatan kecil berupa bencana alam dari empat unsur: air (banjir), api (kebakaran), udara (angin topan), tanah (gempa). Alam pikiran kuno menyoal bencana alam itu pada intinya sama dengan kekinian. Bencana alam bukan sebagai hukuman dari Tuhan. Melainkan sebagai peringatan agar manusia bertobat atau lebih dekat kepada Tuhan. Ada nasihat dari orang kecil menghadapi zaman seperti itu. "Lebih baik ngeli (menghanyut) tapi bukan berarti keli (terhanyut)." Bisa diartikan: Jangan memiliki hawa nafsu menguasai yang berlebihan, melainkan bersikap menerima dan bersyukur atas pemberian Yang Maha Kuasa. (*) [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/