Adakah kaitan antara berita di bawah dengan pernyataan legendaris soal
kecintaan
pada negara lain dan pengakuan sebagai negara kedua tersebut? :-|
Apalagi ada kaitannya dengan kedatangan (N)doro kulo Bush tempo hari ke
Bogor? :-p
Atau kalimat 'pembelaan' soal perlunya dunia bertanggung jawab soal Iraq?

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 2/15/07, bagya nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> *bagya nugraha <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> Date: Wed, 14 Feb 2007 08:12:54 -0800 (PST)
> From: bagya nugraha <bagyanugraha@ yahoo.com>
> Subject: DETASEMEN 88 POLRI, CIA, AND FUNDING
>
>
> *Bush seeks $294b for counterterrorism, including $15.7m for RI * 
> JAKARTA(Antara):
> U.S. President George W Bush asked Congress for significant spending
> increases in fiscal year 2008 to fight terrorism and to safeguard the United
> States from future attacks, as well as to assist several other countries
> including Indonesia,a press statement of the U.S. Embassy's Public Affairs
> Section said here last weekend.
> "As commander in chief, my highest priority is the security of the
> nation," Bush said in a letter introducing the White House's 2008 funding
> request in Washington DC.
> The White House is seeking $294.8 billion to fund global counterterrorism
> operations, including $99.6 billion for fiscal year 2007, $145.2 billion in
> 2008 and $50 billion in 2009.
> The majority of the funding would be allocated to the Department of
> Defense, but $9.3 billion is being sought for the State Department, and $0.5
> billion for other agencies.
> These funds are in addition to the $70 billion passed by Congress for the
> Defense Department in 2006.
> "My budget invests substantial resources to fight the Global War on Terror
> and ensure our homeland is protected from those who would do us harm," Bush
> said.
> Although not expressly a counterterrorism program, State's foreign
> military financing initiative provides security assistance to help allies
> defend their countries from internal and external threats.
> The administration requested $4.5 billion for the program, which, if
> approved as requested, will deliver $2.4 billion to Israel, $1.3 billion to
> Egypt, $300 million to Pakistan, $200 million to Jordan and $15.7 million
> to Indonesia. (***)
>
>
> *bagya nugraha <[EMAIL PROTECTED]> *wrote:
>
> Date: Fri, 9 Feb 2007 00:29:05 -0800 (PST)
> From: bagya nugraha <bagyanugraha@ yahoo.com>
> Subject: DETASEMEN 88 polri dan CIA
> To: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]>,
> "[EMAIL PROTECTED] " <[EMAIL PROTECTED]>,
> cikeas < [EMAIL PROTECTED]>
>
>     
> *<http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=categories&op=newindex&catid=5>Pasukan
> Khusus Polri Dilatih CIA** Sumber : Kompas.co.id <http://kompas.co.id/>*
>   <http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&new_topic=1> Untuk
> mengatasi gangguan teroris di Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia(Polri) 
> dikabarkan membentuk pasukan khusus bertajuk Detasemen 88 atau
> disebut juga Delta 88. Anggotanya dilatih CIA, FBI, dan Secret Service.
>
> Pembentukan pasukan khusus ini merupakan hadiah dari pemerintah Amerika
> Serikat (AS) atas kerja keras Polri mengungkap kasus bom Bali dan bom
> Marriot. Namun Mabes Polri membantah tegas berita pembentukan pasukan khusus
> itu.
>
> Seperti dilansir majalah Far Eastern Economic Review (FEER) edisi 13
> November 2003, Polri tengah menyiapkan pasukan khusus setara dengan Paskhas
> (TNI AU), Koppasus (TNI AD) dan Marinir (TNI AL). Delta 88 dirancang sebagai
> unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai
> ancaman bom hingga penyanderaan. Unit khusus berkekuatan sekitar 400
> personel itu diperkirakan efektif beroperasi pada tahun 2005.
>
> Saat ini, sejumlah personel Polri masih mengikuti pelatihan yang diadakan
> oleh pemerintah AS. Para personel Polri yang terpilih menjadi anggota
> pasukan khusus itu dilatih oleh personel maupun pensiunan CIA, Secret
> Service maupun FBI. Sejauh ini, baru ada sembilan personel Polri yang
> dinyatakan lulus dan memenuhi kualifikasi sebagai anggota Detasemen 88.
> Mereka terdiri dari masing-masing tiga personel yang memiliki keahlian
> investigasi, unit pemukul serta penjinak bom.
>
> "Sebenarnya polisi sudah lama membentuk tim negosiator. Tapi negosiator
> ini belum bisa menangani kasus berat," papar analis militer AS yang dikutip
> FEER. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun Detasemen 88 mencapai sekitar Rp
> 150 miliar. Pembentukan pasukan khusus ini dibantu sepenuhnya oleh
> pemerintah AS, mulai pendanaan, pelatihan hingga penyediaan peralatannya.
> Pemerintah AS mau merogoh kantongnya untuk membantu setelah melihat kerja
> Polri dalam mengungkap kasus bom Bali dan Marriot.
>
> Namun, pemerintah AS tampaknya memberlakukan syarat yang cukup ketat bagi
> personel Polri yang dicalonkan menjadi personel Delta 88. Syarat utamanya
> adalah bebas pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Atas dasar itu, anggota
> Polri yang pernah bertugas di (bekas) Timor Timur tidak diperkenankan
> menjadi anggota Delta 88.
>
> Dana sebesar Rp 150 miliar yang dikucurkan pemerintah AS itu antara lain
> digunakan untuk pembelian properti berupa peralatan komunikasi antiradar,
> kamera yang dapat menembus kegelapan serta senjata model Heckler dan Koch
> Mp5 dan Remington 700. Untuk mobilitas, unit khusus ini dilengkapi sebuah
> pesawat angkut khusus jenis C-130.
>
> Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Divisi Humas Polri, Kombes
> Zainuri Lubis menyangkal berita FEER itu. "Kami juga tidak tahu dari mana
> mereka bisa membuat berita seperti itu. Tidak ada anggota Polri yang
> mengikuti pelatihan untuk membentuk Detasemen 88," tegas Zainuri ketika
> dihubungi Selasa (11/11) siang. Menurut Zainuri, dalam menangani kasus-kasus
> terorisme, Polri mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
>
>
> Sebelumnya, akhir pekan lalu, Kapolri Jenderal Pol Da�i Bachtiar juga
> telah membantah berita majalah FEER itu. Da�i menyatakan, pemerintah
> Indonesia memang memiliki kerja sama dengan pemerintah AS dalam hal
> pendidikan bagi aparat kepolisian. Setiap tahun, Polri mengirimkan
> personelnya dalam enam gelombang ke negeri Paman Sam untuk mengikuti
> pelatihan. Setiap gelombang, terdiri dari 24 perwira.
> taken from:
> http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=5044
>
>
> *Senin, 14 February 2005 *
> *Apa itu Detasemen 88?*
>
> Diresmikan pada 26 Agustus lalu, Detasemen 88 atau Delta 88 merupakan
> julukan satuan pasukan khusus antiteror yang sedang disiapkan oleh
> Kepolisian RI. Angka "88" itu, menurut Direktur Antiteror Badan Reserse
> Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal Pranowo, diambil dari jumlah korban
> tewas ledakan bom di Bali. Sebanyak 88 warga negara Australia tewas.
>
> Angka "88" tidak terputus dan terus menyambung serta menyerupai borgol.
> Makanya, pekerjaan satuan ini tak kenal henti. Pasukan khusus ini dibiayai
> oleh pemerintah Amerika AS melalui US State Department's Diplomatic Security
> Service dan dilatih langsung oleh CIA, FBI, dan US Secret Service. Satuan
> yang beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Tito
> Karnavian, yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara. Satuan ini
> nantinya akan menangani bom mobil dan pembebasan sandera teroris.
>
> Satuan ini dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan
> mengatasi gangguan teroris, dari ancaman bom hingga penyanderaan. Unit
> khusus berkekuatan 400 personel ini diperkirakan akan efektif beroperasi
> pada 2005. Mereka terdiri atas ahli investigasi, ahli bahan peledak
> (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat penembak jitu.
> *fwh/berbagai sumber (http://www.korantempo.com/news/2005/2/14/Metro/38.html
> )*
>
>
>

   Bagya
> +62 811 84 3844
> +62 21 70 31 8697
>
> .
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke