Quote: "..ini membuktikan teori benar bahwa harga minyak dunia naik salah satunya adalah karena jatuhnya dollar.
Jadi rumusnya kan: Dolar Jatuh = mata uang lain naik = commodity menaik. Nah ini dia yang gak adil buat kita, kalau us dollar jatuh, harusnya rupiah naik juga dong, jadi Rp. 6000 misalnya, tapi itupun tidak terjadi. Nah sekarang kalau harga minyak dunia naik gara2 dollarnya jatuh, koq rakyat Indonesia harus kena getahnya pula dengan BBM naik?? .." Mungkin karena Indonesia secara 'de facto' sudah menjadi negara bagian AS.. meski bukan 'de jure'.. jadi kalau ekonomi/dolar us jatuh, IDR juga ikutan.. namanya juga (dikuasai sama) loyalis, ikutin apa kata 'ndoro kulo'.. :-( Buktinya? Yang jadi penguasanya juga bilang (kurang lebih kalimatnya): I love US with all its faults and I consider it as my second country, koq.. (IHT & Aljazeera) Buat yang katanya intelek ('menuntut' data).. monggo dilihat data"nya.. :-) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K ---------- Forwarded message ---------- From: keadilanuntuksemua <[EMAIL PROTECTED]> Date: 2008/5/22 Subject: Faisal Basri Pro Pasar? Re: [ekonomi-syariah] Terbelenggu Mitos Bahan Bakar Minyak --- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya pernah 6 tahun kerja di perusahaan pialang saham/stock broker. Jadi Pasar itu tidak murni. Penuh dengan spekulasi dan rekayasa. > > Ada istilah "guyur" untuk merekayasa penurunan harga saham. Ada juga istilah "goreng" untuk merekayasa menaikkan harga saham. Meski ada BEI dan Bapepam sebagai pengawas, praktek itu sering terjadi. > > Belum lagi hal lainnya seperti insider trading. > > Pasar juga tidak bersih. Ada istilah "kick back", fee, atau komisi. > > Kenaikan harga minyak dari US$ 20/barrel hingga US$ 133/barrel dalam kurun waktu 2002-2008 menunjukkan pasar sangat dipengaruhi oleh spekulasi yang mengakibatkan ketidak stabilan harga. Oleh karena itu pemerintah harus bisa mengontrolnya sehingga tidak menyengsarakan rakyat. > yap benar sekali, refer ke link yang kemaren saya kirim kalau ada aksi spekulasi besar2an di commodity market oleh hedge & pension fund dan kongress AS puny mempertanyakan hal tersebut. Terus Berjuang Pak Nizami ! untuk membantu menjelaskan efek naiknya harga minyak dunia, saya tuliskan sbb: Economic Eventnya kurang lebih begini pak. ** Yang menyebabkan harga minyak dunia naik : Secara fundamental : * economic growth di BRIC country (Brazil, India, China) (even after calculating their growth, it's aggreaable among the consensus that the 'right price' is perhaps in the range of 60-80 USD..there's one IMF paper talking about this just released this month). *Secara technical : - Dollar Inflation - Spekulasi. Kalau kita mengacu ke fundamental, saya setuju dengan analisa IMF kalau harga minyak dunia maximum 80 USD/barrel. Chart Crude Oil ada disini: http://stockcharts. <http://stockcharts.com/h-sc/ui?c=$WTIC,uu%5Bh,a% 5Dwaclyyay%5Bpb40%21f%5D%5Bvc60%5D%5Biue6,12,9%21lj%5B$spx%5D%5D> com/h-sc/ui?c=$WTIC,uu%5Bh,a%5Dwaclyyay%5Bpb40%21f%5D%5Bvc60%5D% 5Biue6,12,9%21lj%5B$spx%5D%5D Akan tetapi dalam masalah teknikal yang sebenarnya bikin harga minyak dunia meroket dari 51 USD pada January 2007 hingga 125 USD pada May 2008 (150 % increase) adalah US Dollar Inflation, alias Kejatuhan Dollar. US Dolar memang jatuh drastis terutama dari Januari tahun lalu. USD jatuh disebabkan efek housing crisis. Housing Crisis ini penyebabnya adalah subprime mortgage loan yang berasal dari "kebijakan kemudahan mendapatkan kredit" pada masa Alan Greenspan / Fed pada masa post 9 / 11. Waktu itu Fed Interest Rate di set 1%. Karena fed bikin interest rate yagn sangat rendah, timbul bisnis baru yang disebut subprime mortgage loan yang distimulir oleh investments2 Hedge Fund dan Investment Bank di AS, salah satunya ya Bear Stearns yang bangkrut itu. Di Era pemerintahan Clinton, suprime mortage loan dan predatory lending itu _tidak_ada_ karena pasti akan menimbulkan chaos di masyrakat dan menimbulkan aksi spekulasi lainya. Nah bubble yang dibikin Fed dari tahun 2002 ini meletus pada awal 2007. FYI, para hedge fund yang melakukan banyak investment di subprime mortage loan ini salah satunya adalah Carlyle Capital milik Carlyle Group. Carlyle Group ini dimiliki oleh banyak petinggi di AS termasuk GWB. Awal 2007 memang sudah ada berita kalau mortgage crisis akan meletus di AS. Mau gak mau si Fed ini harus turun tangan. Caranya adalah dengan print Dolar lebih banyak lagi, akibatnya tentu saja Inflasi. Saking inflasinya.1 Canadian Dollar sekarang sudah lebih tinggi dibanding 1 US Dollar. Semua mata uang asing menaik setelah US Dollar jatuh, terkecuali Indonesian Rupiah. (Alamak.. kenapa ya ?... ini saya masih penasaran) Nah, sudah jadi metodologi , jika terjadi USD currency crisis, maka Investment bank yang tadinya invest di stock market dan holding asset di USD , mereka akan mengalihkan dananya ke commodity market (Minyak,Emas,dlsb) sebagai hedging. Ini memang cara paling safe bagi mereka karena mereka holding US Dollar yang nilainya jatuh. Mereka juga akan shorting currency-Index dan shorting stocknya sendiri untuk mengurangi efek kerugian. Investment Bank Goldman Sachs mengakui melakukan ini (read wall st journal). Oil Commodity market sendiri, sebenarnay diquote di 3 currency (US Dollar, Canadian dan Euro). kita bisa memastikan kalau efek jatuhnya dollar berefek terhadap minyak melalui chart berikut : http://static. <http://static.seekingalpha.com/uploads/2007/10/23/oil.jpg> seekingalpha.com/uploads/2007/10/23/oil.jpg Lihat di chart tsb terutama garis putih, dimana US quoted Crude Oil tidak lagi linear dengan pergerakan Canadian dan Euro-quoted currency. Canadian dan Euro Crude Oil cuman naik 5% dari januari sampai nov 2007, akan tetapi US quoted Crude Oil naik sampai 12 persen !! ini membuktikan teori benar bahwa harga minyak dunia naik salah satunya adalah karena jatuhnya dollar. Jadi rumusnya kan: Dolar Jatuh = mata uang lain naik = commodity menaik. Nah ini dia yang gak adil buat kita, kalau us dollar jatuh, harusnya rupiah naik juga dong, jadi Rp. 6000 misalnya, tapi itupun tidak terjadi. Nah sekarang kalau harga minyak dunia naik gara2 dollarnya jatuh, koq rakyat Indonesia harus kena getahnya pula dengan BBM naik ?? [Non-text portions of this message have been removed]