Seorang teman yang 'pendiam' pernah bilang.. orang yang banyak bicara memang bisa salah omong.. tapi orang yang pendiam (jarang bicara) jauh lebih beresiko salah..
Karena kalau yang banyak bicara anggaplah 1-2x salah dari 10x omong - berarti sekitar 10-20% resiko salahnya.. sementara yang pendiam yang hanya 2-3x bicara resiko salahnya bisa mencapai 50% resiko salahnya.. apalagi kalau cuma (se)sekali bicara terus salah.. jadi 100% tuh.. :-) Jadi jangan takut bicara lantang.. salah itu manusiawi.. yang tidak manusiawi adalah mengharapkan manusia sebagai mahluq yang sempurna.. tanpa cacat.. atau didewa"kan, dianggap ratu adil oleh rakyat/publik.. seperti yang terjadi selama ini di RI dan dibiarkan elit" tertentu.. karena menguntungkan mereka.. yang tanpa mitos tersebut, mereka tidak mendapat kemudahan/jabatan apa".. Mari kita cerdaskan rakyat/publik.. agar tidak memilih penguasa (& para pembantu"nya) yang bodoh (maupun yang pintar), tetapi membodohi rakyat.. Semoga yang mencerdaskan, membela kepentingan publik & tidak tunduk kepada kepentingan asinglah, yang mendapat amanah & memimpin negeri ini.. secepatnya.. mulai saat ini.. Amien.. CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Jakarta, Indonesia http://irwank.blogspot.com/ --------- 2008/7/8 A.Supardi <[EMAIL PROTECTED]>: > Rakyat Merdeka, Selasa, 08 Juli 2008, 01:09:01 > *Wajar, Ibu Mega Resah Kalau Banyak Golput > > Tjahjo Kumolo*, Ketua Bappilu PDIP > > *Tan**ggapi Kritikan Terhadap Megawati Soal Golput* > > Pernyataan Megawati Soekarnoputri yang mengatakan, pemilih golput itu > bukan warga negara Indonesia menuai kecaman. Menurut beberapa pengamat, > dengan mengatakan hal itu, orang nomor satu di PDIP tersebut dinilai > telah menindas rakyat. Bagaimana tanggapan Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo > atas kritikan terhadap bosnya itu? Berikut penjelasan Tjahjo Kumolo > yang juga Ketua Bappilu PDIP kepada *Rakyat Merdeka* di Jakarta, kemarin. > > > *PERNYATAAN Megawati bahwa golput bukan WNI di beberapa media dinilai > tidak wajar. Bagaimana pendapat Anda?* > Saya ingin meluruskan berita itu. Alur pikiran ibu Mega itu bahwa setiap > warga negara mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dalam setiap pilkada, > pemilu, dan pilpres. > > Setiap WN juga mempunyai hak dan kewajiban untuk menggunakan hak pilihnya > secara bebas. Dalam UU juga tidak diatur pengertian bahwa setiap WN > boleh golput. Jadi, dalam konteks ini Ibu Mega sebagai ketua umum partai > dan jurkam dalam pilkada wajar menyampaikan pernyataan mengajak setiap > WN yang mempunyai hak pilih untuk menggunakan hak pilihnya. Ini juga > sebagai bagian dari pendidikan politik kepada rakyat di alam demokrasi > saat ini. > > *Memangnya kalau golput kenapa?* > Kalau golput itu berarti tidak ikut bertanggung jawab dalam proses > pengambilan keputusan pemerintahan. > > *Apakah Mega khawatir konstituennya tidak memilihnya lagi?* > Dengan banyaknya golput wajarlah ibu Mega merasa resah. Setidaknya, itu > ajakan agar warga negara menggunakan hak pilihnya baik di pilkada maupun > pilpres. > > *Atau ini karena adanya seruan dari Gus Dur?* > (Tidak dijawab, diam dan hanya tersenyum). > > *Tidak khawatir pernyataan itu nanti dinilai sebagai upaya mencuri start > kampanye?* > Sebagai jurkam pilkada dan ketua umum partai, Ibu Mega mempunyai hak > berkampanye menemui konstituen dan dalam rangka pendidikan politik bagi > para kader anggota simpatisan PDIP. Saya kira itu tidak bisa > dikatakan mencuri start (kampanye). > > *Karena pernyataannya tersebut Mega dinilai telah menindas rakyat. > Bagaimana menurut Anda? * > Saya pikir itu tidak benar Ibu Mega dikatakan menindas hak rakyat. Semua > itu akhirnya akan terpulang kepada masyarakat yang punya hak pilih. Apa > yang dilakukan Ibu Mega tak lebih hanya sekadar mengajak masyarakat untuk > menggunakan hak dan kewajibannya agar ikut terlibat dalam proses > pengambilan keputusan siapa yang layak memimpin daerah atau negara ini. > *edy* > > ----- Original Message ----- > *From:* teddy sunardi <[EMAIL PROTECTED]> > *Sent:* Monday, July 07, 2008 4:24 PM > *Subject:* [mediacare] Ibu Mega Yth..."Golput adalah hak rakyat lho..." > > Ibu Mega Yth, (mudah-mudahan sampai surat saya ini kepada beliau) > > Membaca tulisan ttg Ibu Mega di kompas.com ( > http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/05/21241680/megawati.golput.tak.boleh.jadi.wni) > membuat hati nurani saya mendung, karena tokoh yang begitu saya kagumi, > banggakan dan sangat saya hargai bisa menelurkan kata-kata yang sepantasnya > tidak dikeluarkan oleh tokoh demokrasi: "Golput tak Boleh Jadi WNI" Saya > kira golput juga adalah merupakan hak rakyat. Rakyat berhak untuk golput dan > itu menjadi pilihan rakyat ketika penguasa, parpol, dan lembaga Negara tidak > bisa memberikan prospek kesejahteraan yang nyata bagi rakyat. Pernyataan itu > mengingatkan saya kepada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh diktator > macam Robert Mugabe, Aleksandr Lukashenko atau Kim Jong-il. Golput > sebenarnya adalah bagian dari pendidikan rakyat terhadap penguasa supaya > sadar dan mencari kekurangan yang membuat mengapa rakyat menjadi Golput. > Justru dengan tingginya angka golongan putih (golput) dalam pemilihan umum > pertanda mekanisme demokrasi kian efektif di Indonesia. Rakyat menghukum > pemimpin yang dianggap lalai dan gagal melaksanakan visi dan misi mereka > untuk menyejahterakan rakyat. Perlu kita ingat dan simak bersama bahwa > proses transisi politik di indonesia memiliki tipikal tersendiri berbeda > dengan proses demokratisasi di negara lain, kekuatan politik lama sama > sekali tidak di likuidasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kekuatan lama > yakni sisa-sisa kekuatan Orde baru masih terus mewarnai proses politik di > Indonesia paska reformasi, dan dalam pemilu 2004 Golkar kembali jadi partai > pemenang pemilu meskipun perolehan suaranya menurun. Rejim rejim yang > berkuasa paska reformasi, gagal menyelesaikan persoalan-persoalan mendesak > seperti; Pengadilan Soeharto, kesejahteraan, pelanggaran HAM, dan terutama > pemulihan ekonomi. Begitu lho Ibu Mega....itulah risiko demokrasi. > > salam Merdeka! > > Teddy Sunardi > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/