Semoga berita di bawah ini tidak benar:

http://www.anakui.com/2008/07/19/lihat-apa-yang-ui-telah-lakukan-kepada-calon-mahasiswa-baru

Terimakasih untuk #9: ary dan #10: UI non-aktifis atas link informasinya yang 
berharga dalam diskusi kita di tulisan Sebuah Pertanyaan…. Mereka memberikan 
link ke dua artikel online dari Media Indonesia. Kedua artikel tersebut 
menggambarkan secara konkret satu hal yang disangkal terus menerus oleh pihak 
rektorat: UI kampus mahal!Ini berita yang pertama:

    “Anak saya ternyata diterima di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Saya 
sebagai orang tua sangat bahagia dan bangga,” kata Rabda mengenang saat melihat 
hasil UMB-PTN melalui internet.
    Semangat untuk kuliah di universitas bergengsi tersebut semakin bergejolak 
pada diri Sarah. Terlebih lagi, ia telah lama memimpikan bisa kuliah di kampus 
kuning itu. Tetapi, kebahagiaan Sarah dan kedua orang tuanya tak berlangsung 
lama.
    Untuk dapat kuliah di FKM UI, Rabda harus menyiapkan uang pangkal Rp5 juta. 
Selain itu, setiap semester, anaknya harus membayar biaya kuliah Rp7,5 juta. 
“Saya pun pasrah. Sebagai guru, dari mana saya dapat memenuhi uang itu,” 
ujarnya. Dengan perasaan sangat terpukul, Sarah harus melepaskan niatnya kuliah 
di FKM UI. Media Indonesia - Niat Kuliah di PTN Terganjal

Masih ada lagi nih, satu fakta lagi:

    Dwi berkisah keberhasilan lolos UMB berkat upaya kerasnya. Selain belajar 
keras selama di sekolah, ia mengikuti kursus bimbingan belajar di Bandung. 
Terbukti, hasil UMB perguruan tinggi negeri (PTN) yang diikutinya cukup 
memuaskan dan sesuai dengan harapan.
    Setelah dinyatakan lolos UMB, Dwi pun melaksanakan daftar ulang sesuai 
dengan arahan dalam tata tertib dalam UMB. Dan… ia mengaku sangat terkejut 
dengan nilai uang pendaftaran dan biaya kuliah di UI yang harus dibayarkan.
    “Untuk masuk ke Teknik Lingkungan UI yang baru berjalan tiga tahun, orang 
tua saya harus menyediakan uang pangkal sebesar Rp33 juta dan biaya kuliah 
sebesar Rp7,5 juta per semester,” jelasnya.
    Setelah berdiskusi dengan kedua orang tuanya, Dwi pun akhirnya memutuskan 
untuk tidak mendaftar ulang di UI. Dengan pertimbangan salah satunya soal 
biaya. Ia pun harus melupakan hasil jerih payahnya mengikuti UMB-PTN. Media 
Indonesia - Jerih Payah itu Sia-Sia

UI! Lihat, apa yang telah kau lakukan terhadap ratusan calon mahasiswa baru 
yang nggak daftar ulang karena masalah biaya! Dari kedua berita tersebut, kita 
tahu bahwa satu hal yang pertama para (calon) mahasiswa baru dan keluarganya 
lihat adalah: bayaran UI 7,5 juta atau 5 juta per semester, dengan uang pangkal 
jutaan.

Hal lainnya, seperti: BOP itu nanti dibayarkan sesuai kemampuan orang tua, di 
UI banyak beasiswa, dan bla-bla-bla-bla lainnya, nggak diketahui para (calon) 
mahasiswa baru. Boleh aja berkali-kali rektorat bilang “ini kan udah 
disosialisasiin”, “di website udah ada informasinya kok”, dan bla-bla-bla-bla 
lainnya, tapi ya, itu dia faktanya: banyak (calon) mahasiswa baru yang 
mengundurkan diri dari UI karena melihat biaya pendidikan itu!

Semuanya, lihat apa yang UI telah lakukan kepada (calon) mahasiswa baru! Dan 
mari kita sama-sama berimajinasi, bila UI terus seperti ini, 5 tahun lagi apa 
yang akan terjadi di UI?

Komentar saya:

Sekarang untuk dapat pendidikan yang baik tidak harus masuk UI.

Kalau dulu anda mungkin bisa bangga bisa masuk UI karena dulu patokannya adalah 
otak anda. Biar pun anda miskin, tapi kalau lulus tes anda pasti masuk..

Kalau sekarang tidak begitu. Kalau tidak punya banyak uang (Rp 60 juta lebih 
untuk S1) maka meski pintar anda sulit masuk UI.

Mungkin bisa dapat, tapi anda harus menghinakan diri anda dan keluarga anda 
dengan mengaku sebagai keluarga miskin, tidak mampu, dsb

Ortu calon mahasiswa tsb tidak salah. Harusnya UI yang aktif memberi informasi. 
Tanya apa orang tua mampu kemudian berikan informasi keringanan yang ada. Bukan 
orang yang harus disuruh mencari informasi.

Ada alternatif lain untuk pendidikan Tinggi yang murah dan terjangkau. BSI yang 
swasta contohnya. Meski tidak dapat bantuan dari pemerintah, biaya kuliah jauh 
lebih rendah daripada UI yang gedungnya dibangun pemerintah dan dosen2nya 
digaji pemerintah.

Di Bina Sarana Informatika (ini bukan iklan) uang masuk hanya Rp 800 ribu 
hingga 1,25 juta. Sementara biaya kuliah hanya Rp 980 ribu/semester. Dalam 3 
tahun kuliah anda cukup mengeluarkan Rp 7 juta saja. Lihat informasinya di:

http://infoindonesia.wordpress.com/2008/05/28/universitas-mana-yang-baik-dan-murah/

Yang penting anda dapat gelar dan lulusannya terbukti bisa masuk berbagai 
perusahaan seperti Stanchart dan lembaga pemerintah seperti BPPOM, dsb.

Kalau anda ingin ilmu yang canggih, tinggal google. Anda bisa dapat berbagai 
artikel dan makalah kelas dunia via internet.

Jika biaya kuliah UI lebih mahal dari swasta, harusnya kucuran dana pemerintah 
distop saja. Biar mereka cari biaya sendiri. Dan lihat apakah akan ada banyak 
calon mahasiswa yang mau masuk UI dengan biaya yang selangit itu.

===
Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
Informasi selengkapnya ada di:
http://www.media-islam.or.id
Ingin belajar Islam?
Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com


      Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo..com/pingbox/

Kirim email ke