Mau meluruskan aja kalo penerbitan SBI/ORI menyebabkan inflasi.
Logikanya jadi terbalik pak, penerbitan SBI/ORI justru bersifat
kontraktif, karena menarik uang beredar dari sistem ekonomi ke bank
sentral/pemerintah.

Nah pemerintah bikin jalan itu memang gak bikin untung pemerintah tapi
bikin untung warganya. Gara2 ada jalan, ada aktivitas ekonomi, ada
yang untung. Jadi logikanya jangan dibalik-balik.

Kembali ke soal uang beredar, uang itu sebenarnya hanya alat bayar.
Namun berkembang jadi komoditas. Ditambah greedy, akhirnya
perkembangan pasar uang lebih pesat dari pasar barang yang pada
ujungnya menyebabkan inflasi. Kalo soal dijamin atau tidaknya dengan
emas, saya pikir sama aja tergantung perkembangan di belakangnya. Nah
kalo emas juga diperjualbelikan seperti pasar uang bagaimana? akhirnya
sama kan, terus Pak Nizami menyalahkan siapa?

Setelah saya baca beberapa buku, kegagalan sistem fixed exchange rates
dengan standar emas berdasarkan bretton woods agreement karena sistem
fixed exchange rates tersebut tidak mengakomodasi pertumbuhan ekonomi
yang mendorong permintaan uang. Pada saat dilakukan pegging, mungkin
tidak masalah. Namun pada saat perkembangan ekonomi suatu negara
berbeda, akhirnya membuat kurs pada saat peg tidak pas lagi.

Akhirnya, sistem moneter itu sebenarnya memfasilitasi sektor riil.
Segala macam barrier di sektor riil yang harus diselesaikan, bukan
menyalahkan infrastrukturnya.


On 2/26/09, A Nizami <nizam...@yahoo.com> wrote:
> Karena emas itu adalah benda berharga yang diakui secara universal dari
> zaman dulu sampai sekarang. 1 gram emas di Indonesia harganya sekitar RP 300
> ribu. Nah di AS, Eropa, Afrika harganya juga akan berkisar seperti itu.
> Kalau ada satu negeri yang harga emasnya cuma Rp 50 ribu / gram, niscaya
> akan diserbu oleh pedagang emas untuk dibeli.
>
> Dari Hadits Bukhari yang akurasinya diakui dinyatakan bahwa harga seekor
> kambing adalah 1 dinar emas (4,25 gram emas 22 karat). Nah harganya sekarang
> juga sekitar itu yaitu Rp 1,6 juta (lihat www.wakalanusantara.com). Ini
> adalah bukti sejarah.
>
> Sebaliknya uang kertas yang tidak dijamin emas memang akan selalu mengalami
> inflasi. Nilai 1 US$ pada tahun 1900 beda dengan Nilai sekarang.
>
> Nilai.rupiah tahun 1960 beda dengan sekarang. Saat itu orang digaji Rp
> 10.000/bulan saja sudah senang betul. Sekarang digaji Rp 500 ribu saja
> amit2...:)
>
> Karena kertas itu tidak ada harganya, maka nilai uang kertas itu tergantung
> spekulasi pelaku pasar. Tidak jelas. Tahun 1970-an 1 USD=450. Sekarang 1
> USD=12.000. Itu nilainya terserah pasar.
>
> Dengan adanya SBI, setiap tahun jumlah uang bertambah = pokok+bunga SBI.
> Belum lagi dari bunga ORI karena kalau pemerintah bikin jalan, dijamin itu
> tidak ada profitnya. Tapi pokok pinjaman beserta bunga diberikan pada
> pemegang ORI. Pertambahan jumlah rupiah yang lebih besar dari kebutuhan itu
> akhirnya mengakibatkan inflasi.
>
> ===
>
> Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
>
> ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
>
> Informasi selengkapnya ada di:
>
> http://www.media-islam.or.id
>
> Ingin belajar Islam?
>
> Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com
>
> --- Pada Rab, 25/2/09, Irwansyah Irwansyah <irwans...@gmail.com> menulis:
>
> Dari: Irwansyah Irwansyah <irwans...@gmail.com>
> Topik: Re: [ekonomi-nasional] Re: Uang yang beredar
> Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Tanggal: Rabu, 25 Februari, 2009, 1:57 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>             Saya bukan ahli ekonomi mungkin bisa dijelaskan kenapa dengan
> emas
>
> kita bisa menghindari inflasi?
>
>
>
> 2009/2/25 Bango Samparan <bsampa...@yahoo. com>:
>
>> --- On Wed, 2/25/09, A Nizami <nizam...@yahoo. com> wrote:
>
>>
>
>>> Mas Irwan,
>
>>> Menurut saya para kapitalis lebih senang memakai uang
>
>>> kertas karena mereka bisa menikmati bunga yang diberikan
>
>>> Bank Sentral untuk menjaga nilai uang kertas yang sebenarnya
>
>>> tidak bernilai itu.
>
>>
>
>> Maaf lho mas Nizami, bukan saya hendak mengajak diskusi ngalor ngidul.
>> Soal
>
>> bunga itu tidak hanya terjadi pada kasus uang kertas. Jika sistem
>> monoternya
>
>> memakai gold standar-pun tetap bisa terjadi bunga (riba).
>
>>
>
>> Sekali lagi mohon maaf, kalau solusi Islam itu ditawarkan secara kurang
>
>> komprehensif, malahan akan membuat yang mendengar skeptis.
>
>>
>
>> Uang kertas, merujuk kepada perkataan Umar, mungkin (boleh) dipakai juga
>
>> kok. Saya bisa merujukkan buku yang menyebutkan hal ini.
>
>>
>
>> Seperti persoalan inflasi, misalnya, akar penyakitnya sebenarnya bukan
>> pada
>
>> fiat standar, tapi justru terletak pada ketidaksempurnaan pasar, pasar
>
>> cenderung menuju ke monopoli atau sudah monopoli. Akar masalah yang lain
>
>> adalah motif ribawi yang banyak melahirkan ketidakseimbangan antara sektor
>
>> riil dan sektor moneter (ketidakseimbangan antara permintaan agregat dan
>
>> penawaran agregat.)
>
>>
>
>> Soal inflasi sendiri, tidak selalu ditembak dengan solusi gold standar,
>> bisa
>
>> juga melalui indeksasi (lihat Capra, Toward a Just Monetery System).
>
>>
>
>> Salam hangat
>
>> B. Samparan
>
>>
>
>>
>
>
>
> --
>
> It is not the strongest of the species that survives, nor the most
>
> intelligent that survives. It is the one that is the most adaptable to
>
> change. (Charles Darwin)
>
>
>
>
>
>
>
>
>       
>       
>       
>       
>
>
>
>
>
>
>
>
>       
>
>
>       
>       
>
>
>       Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak
> teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>


-- 
Agung Bayu Purwoko
Economic Research Group
Bank Indonesia Padang

Kirim email ke