Kenapa
HarusMalaysia
Oleh: Afriadi
Sanusi*
Baiknya Kita..
Seorang Profesor
Singapura menulis dalam artikelnya; Kebanyakan rumah
mewah yang
ada di Singapura,
Kebanyakan uang yang beredar di Singapura adalah punya
orang
Indonesia.
Kebanyakan pembangunan yang ada di Singapura dibangun dari
uang yang
datangnya dari
Indonesia. Dan disaat
Singapura mengadakan Grand Sale
setiap
tahunnya, lebih 2
juta orang Indonesia datang belanja kesana..
Seorang sahabat
di Singapura mengatakan; “dari jalan ini sampai ke ujung
sana
dulunya adalah
lautan, dan sekarang menjadi daratan cantik yang ditimbun
dengan
pasir yang
didatangkan dari pulau-pulau kecil di Riau�.
Apa Yang Kita
Dapatkan Dari Singapura?
- TKI laki-laki
dari Indonesia diharamkan bekerja dan mencari
nafkah di
Singapura seperti
dibidang pembangunan, kuli kasar, buruh dan
sebagainya.
Singapura lebih
memilih warga negara lain daripada WNI, dengan berbagai
alasan
yang tidak masuk
akal..
- Seorang teman
mengatakan dan dari sumber lainnya; “satu
persatu
pulau-pulau kecil
di Riau hilang karena pasirnya di angkut ke
Singapura..
- Azan diharamkan
menggunakan pengeras suara di semua masjid
dan surau
di Singapura.
- Identitas orang
melayu yang identik dengan Islam seperti
istana,
rumah,
perkampungan orang Melayu, dihilangkan. Adat dan budaya melayu di
Museum
kan.
- Pemerintah
Singapura melayani & melindungi Koruptor RI
yang telah
membuat rakyat RI
sengsara selama ini, (karena hak-hak rakyat untuk
mendapatkan
pendidikan, rumah
sakit, infrastruktur, makan dan tempat tinggal yang
baik
terjajah dan
terzalimi), dengan tidak mau menandatangani perjanjian
extradisi.
- Banyak kali
rakyat, nelayan dan petugas kita di acungkan
senjata
berat dan diusir
dengan pengeras suara karena di sangka telah melintasi
garis
batasan laut
kepunyaan Singapura.
- Disaat
mahasiswa Indonesia bunuh diri di Singapura, karena
katanya
dizalimi sebab
beasiswanya dihentinkan, tidak ada yang berani melawan
Singapura.
Malaysia Lebih
Baik Dari Singapura
“Sejahat� apapun Malaysia, saat ini ada 2 juta orang lebih WNI yang
sedang
mencari rezeki di
Malaysia untuk nafkah keluarga mereka di RI.
Triliyunan TKI
mengirim uang ke
Indonesia setiap tahunnya. Dapat dibayangkan bagaimana
dampak
sosial, ekonomi dan
budaya yang akan berlaku di Indonesia kalau TKI
pulang
sekaligus..
TKI lah
sebenarnya pahlawan yang harus dilindungi, karena mereka
penyumbang
devisa negara,
sementara pegawai negeri & institusinya hanya
menghabiskan uang
rakyat dan devisa
negara. Kegunaan mereka sangat perlu dipertanyakan
disaat
keberadaan mereka
tidak memberikan manfaat yang berarti kepada rakyat
atau
seperti pepatah
arab wujuduhu ka adamihi (adanya seperti tiadanya / ada
dgn
tiadanya sama
saja).
Ribuan orang
Indonesia (termasuk penulis) sedang belajar S2 & S3 di
Malaysia
saat ini.
Kebanyakannya mendapat bantuan atau keringanan biaya dari
pemerintah
Malaysia dan
banyak juga yang sambil bekerja. Uang kuliah di perguruan
tinggi
negeri Malaysia
lebih murah dari Indonesia. Kualitas, Infrastruktur dan
kemudahan lainnya
jauh lebih baik dari di Indonesia tentunya.
Aku tidak sakit
hati kalau di tilang oleh polisi Malaysia. karena aku
yakin uang
itu pasti akan
masuk kedalam kas negara untuk pemerintah Malaysia
memperbaiki
jalan, jembatan,
lampu jalan yang aku gunakan setiap hari di negara ini.
Aku
sangat sakit hati
kalau ditilang oleh polisi Indonesia, karena aku tahu
pasti
bahwa uang itu
adalah untuk pribadi polisi, keluarga dan golongannya
tanpa
sedikitpun
dikembalikan kepada kas negara untuk membangun infrastruktur.
Disaat saya
keliling Indonesia bersama orang Malaysia, 100% rakyat RI
yang kami
temui merasa
hormat dan kagum dengan Malaysia, begitu juga dengan
rata-rata
obrolan bekas TKI
dari Malaysia.
Lalu yang sangat
mengherankan, isu-isu remeh temeh yang sebenarnya bisa
diselesaikan
ditingkat diplomat, tetapi menjadi barang dagangan pasar
yang
dikonsumsi oleh
rakyat umum. Isu ini sepertinya dimanfaatkan oleh
segelintir
orang yang memang
memiliki agenda, bagaimana supaya Islam, Melayu dan
Nusantara
yang kaya dengan
SDM & SDA ini, tidak menjadi sebuah kekuatan yang
bisa
menyaingi
dominasi Barat.
Pengalihan Isu
Yang pasti, isu
penangkapan AB Baasyir, isu vcd porno artis, isu
teroris, isu
FPI dan
sebagainya tidak berhasil mengalihkan perhatian rakyat terhadap
berbagai
skandal
perampokan uang rakyat melalui kasus BLBI, Century, Rekening
Gendut
Polisi, kenaikan
BBM & harga bahan pokok, Penangkapan Susno Duadji,
buruknya
birokrasi dan
pelayanan publik, maraknya korupsi, pelemahan KPK,
gagalnya sebuah
kepemimpinan,
meningkatnya jumlah kemiskinan, pengangguran, perbuatan
kriminal,
buta huruf dan
gagalnya hampir setiap departemen dan institusi
pemerintahan,
dalam memberikan
manfaat keberadaan mereka yang berarti kepada rakyat.
Isu
“memanaskan� hubungan Indonesia-Malaysia tidak akan
membuat rakyat
lupa
terhadap semua
penipuan, pembodohan dan perampokan uang rakyat yang
telah,
sedang dan akan
berlaku di RI, termasuk isu TDL yang katanya akan
dinaikkan di
negara ini.
Semoga rakyat
tidak mau diperbodoh untuk memikirkan apa yang sebenarnya
menjadi
tugas dan
tanggung jawab pemerintah, melalui kedutaan dan departemen
luar
negeri, yang
telah banyak menghabiskan APBN setiap tahunnya.
Damaikanlah
Saudaramu
“Sesungguhnya
orang beriman itu adalah bersaudara, karena itu
damaikanlah
antara
kedua saudaramu
dan bertakwalah kepada Allah semoga kamu mendapat
rahmat� (QS:
al-Hujurat ayat
10)
Pelemparan taik
di kedutaan Malaysia, demo di rumah duta, CIMB, Petronas
dll.,
pasti akan
menyakitkan hati rakyat Malaysia. Hari raya semakin dekat,
semoga
para majikan
tidak menunda-nunda pembayaran gaji, membatalkan niatnya
untuk
memberi THR (yang
biasanya sebulan gaji) pada lebih dua juta orang
pembantu
rumah Indonesia,
TKI/TKW lainnya di Malaysia karena tindak bodoh
segelintir
orang itu.
Walaupun gerakan
Bendera tidak mewakili gerakan orang-orang cerdas di
Indonesia
seperti Senat
Mahasiswa, Muhammadiyah, ICMI, HMI, FPI dll., namun
Inteligent
Indonesia harus
mencari tahu siapakah Bendera sebenarnya? Apakah mereka
bergerak
untuk kepentingan
partai politik tertentu, ataukah untuk menaikkkan
partai dan
pemimpin
tertentu, ataukah mereka dibiayai oleh pihak asing untuk
menghancurkan
rantau asia
tenggara ini dan banyak kemungkinan lainnya.
Kalau biasanya
gerakan seperti ini tidak ditanggapi Malaysia, karena
menganggap
itu hanyalah
gerakan segelintir rakyat yang tidak tahu (bodoh), namun
baru-baru
ini gerakan itu
sudah mulai ditanggapi oleh ahli politik Malaysia
melalui
berbagai media
massa, seperti oleh Samy Vellu, Bernama dll.
Ada dua
kemungkinan mengapa mereka menanggapinya 1. Untuk membangkitkan
rasa
nasionalisme
rakyat menjelang hari kemerdekaan Malaysia yang jatuh pada
setiap
tanggal 31
Agustus atau 2. Mungkin juga dimanfaatkan oleh bangsa Cina
dan India
Malaysia yang
sememangnya kurang suka dengan hubungan baik
Indonesia-Malaysia.
Karena ia akan
menggugat kepentingan mereka dari segi politik, ekonomi,
social,
budaya dan
pembangunan di Malaysia.
Malaysia secara
tidak resmi telah melarang rakyatnya datang ke
Indonesia. Kalau
ini berlanjut,
pasti semua ini akan memberikan pengaruh terhadap
perusahaan
penerbangan,
hotel, pariwisata, tempat berbelanja, investor di
Indonesia. Semua
ini akan
bertampak pada tingginya angka kemiskinan akibat pengangguran.
Karena
pemerintah RI
yang selama ini tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan
nampaknya akan
bertambah parah lagi.
Kalau sengketa
ini berlanjut di tingkat pemerintah, maka akan sama-sama
kita
dengar, tiga,
lima bulan lagi. Malaysia akan membeli peralatan perang
yang baru,
Amerika pula akan
menawarkan “jasanya� pada TNI untuk memberikan
pinjaman
hutang, untuk
membeli peralatan perangnya yang katanya, harga sebuah
kapal
perang bekas
saja, sama dengan harga sebuah pulau besar di Indonesia..
Kesimpulannya; si
labu dan si labi masuk penjara karena kebodohannya,
sementara
Haji Bakhil akan
tetap menikmati kekayaannya…
Kesimpulan
Apakah kita berani dengan Malaysia karena kita berpikir,
tidak mungkin
Malaysia
yang memiliki peralatan perang yang lebih canggih dari
Indonesia itu,
mau
berperang dengan kita, karena warga negara mereka banyak
keturunan
Melayu Riau,
Palembang, Aceh, Bugis, Minang, Mandailing, Rao, Jambi,
Kerinci, Jawa,
karena
kita se agama Islam, satu rumpun melayu?
Apakah kita takut pada Singapura karena mereka memiliki
peralatan perang
yang
sangat canggih dan jauh meninggalkan Indonesia? Ataukah kita
sengaja
dibuat
takut, karena para pejabat kita banyak yang memiliki hubungan
mesra
dengan
Singapura yang menyimpan uang mereka dalam bentuk saham dan
investasi?.
Kenapa kita selama ini tidak membenci bangsa yang menguras
minyak kita
dengan
caltexnya, yang menguras emas kita dengan freeportnya, gas
kita dengan
Harunnya
dan sebagainya, tanpa memberikan dampak yang berarti
terhadap
pembangunan,
ekonomi dan social rakyat. Semua itu perlu dipertanyakan
juga tentunya..
Kl, 20/08/2010
*Ditulis setelah sholat Taraweih di Masjid Negara Malaysia
oleh Penulis
yang
berasal dari Sumatera, PhD. Candidate Islamic Political
Science,
University of
Malaya, Kuala
Lumpur
[Non-text portions of this message have been removed]