Untuk Rekan Diah, Coba anda kontak alamat2 di bawah ini yang sedang diskusi ttg mangrove. Semoga berguna. Salam, Djuni Lethek ------------------------------ Date: Tue, 05 Oct 1999 14:34:27 +0700 To: [EMAIL PROTECTED] From: COREMAP BAPPEDA TK I RIAU <[EMAIL PROTECTED]> : Subject: [pesisir-laut] Fwd: Pusat Pelestarian Mangrove : : : >Date: Mon, 4 Oct 1999 05:28:28 +0700 (WIB) >X-Sender: [EMAIL PROTECTED] >X-Mailer: Windows Eudora Light Version 1.5.2 >To: [EMAIL PROTECTED] >From: Didin Sastrapradja <[EMAIL PROTECTED]> >Subject: Pusat Pelestarian Mangrove > > >Date: Mon, 01 Jan 1990 02:01:15 > >To: [EMAIL PROTECTED] > >From: Didin Sastrapradja <[EMAIL PROTECTED]> > >Subject: Pusat Pelestarian Mangrove > > > >Dalam tiap pertemuan, apakah itu seminar, lokakarya, sarasehan, dan >tulisan-tulisan populer, selalu diinformasikan bahwa: > > a. kita negara yang kaya akan keanekaragaman hayati darat dan laut, >pesisir, perairan tawar, dan menduduki peringkat nomor 1, 2 atau tiga di >dunia, terserah siapa yang memberitakan. > > b. kerusakan KH terjadi besar-besaran, di hutan, di terumbu karang, di >pesisir, dan di badan-badan air tawar, karena kebijakan yang salah, konversi >ekosistem mangrove menjadi tambak, hotel, pemukiman kumuh, eksploitasi >berlebihan, kemiskinan, dsb.nya. > > > >Yang jarang/belum diinformasikan secara seimbang adalah keberhasilan kita >(orang Indonesia) dalam mencegah atau mengurangi penyusutan kekayaan ini, di >mana , seberapa besar, oleh siapa. Hal ini yang kami kira bisa dimulai >oleh COREMAP-Riau di wilayah Riau sendiri, sehingga keberhasilan itu bisa >ditiru oleh wilayah lain di Indonesia. Kalau kita hanya merenungi >kemerosotan mangrove dan mencatat semakin mengecilnya area mangrove alami >kita, kecenderungannya adalah kita mencari kambing hitam siapa yang merusak. >Mengenai usul ibu Yayuk dan pak Djon untuk membikin "Gene Bank" jenis-jenis >mangrove, usul itu sangat simpatik, tetapi .......tanpa dikaitkan dengan >pemanfaatan, usaha membuat tempat konservasi (alami, atau ddalam bentuk >KEBUN BOTANI, TAMAN HUTAN RAYA, kebun koleksi, gene bank) TIDAK AKAN >BERLANJUT. Pengembangan tapak pelestarian memerlukan pemikiran mendalam dan >komitmen yang berkelanjutan antara pengambil kebijakan, pengelola kawasan, >maasyarakat ilmiah dan masyarakat luas (KSM, LSM, penduduk setempat). Bila >masing-masing pihak tidak merasakan keuntungannya dari usaha ini, maka rasa >acuh tak acuh akan mendominansi, dan usaha tersebut tidak berlanjut. Di >Indonesia, seeringnya pergantian pengambil keputusan dan pejabat >memungkinkan usaha pelestarian yang berjangka amat panjang itu, tidak >berkelanjutan. > > > >COREMAP merupakan proyek bersama, yang berjangka waktu terbatas, karena >pendanaan yang bergantung pada pihak luar. Kami hanya berharap dalam >kerangka waktu hidup yang terbatas itu, COREMAP tidak mengulangi nasib >seperti proyek-proyek lain. Habis bantuan luar, selesai pula kegiatannya. >Agar proyek COREMAP dapat dinikmati para pelaku pembangunan, kami >mengusulkan supaya COREMAP-Riau meninjau keberhasilan Thailand dalam >mengembangkan kawasan mangrovenya untuk pelestarian dan pemanfaatan >berkelanjutan (usulan ibu Yayuk dan Pak Djon). Unsur-unsur yang menyebabkan >proyek Thailand itu bergulir ke arah sukses bisa dicatat dan diperdebatkan >mungkin tidaknya Indonesia "meniru"nya. Bila tertarik, kami akan >menghubungkan anda dengan pemimpin Proyeknya. > > > >Salam sejahtera. Didin dan Setijati --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id dan di http://www.egroups.com/list/envorum