------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages ----------------------------------------------------------------------------------------------- http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Penyelesaian PT HDR dalam Proses Pembataan, BPost Penyelesaian kasus tuntutan masyarakat berkaitan sengketa tanah senilai Rp9 miliar kepada PT HDR di Kabupaten Kapuas, memerlukan waktu cukup lama, seperti kasus serupa antara warga Dahian Tambuk dengan PT Dahian Timber. Apalagi, kata Bupati Kapuas Burhanuddin Ali, lamanya penyelesaian akibat masyarakat setempat baru datang kepada pemda setelah permasalahan menjadi ruwet. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Wahyudi Tolak Cabut Perda 14 Pembataan, BPost Bupati Kotim Wahyudi K Anwar bersikeras tetap menolak mencabut Perda No. 14/2000, tetapi merevisinya untuk mengangkat aspirasi dari atas maupun dari masyarakat. Selama berlakunya perda, aku Wahyudi pada dengar pendapat di DPRD Kalteng, kemarin, tidak pernah terjadi masalah dari arus bawah, khususnya masyarakat. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Keselamatan KCDK Kobar Terancam *Sebut Nama Cukong Kayu di TNTP Pembataan, BPost Kepala Cabang Dinas Kehutanan (KCDK) Kotawaringin Barat (Kobar) tak berani menyebutkan para cukong yang terlibat dalam penebangan kayu liar di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), karena keamanan dirinya beserta keluarga terancam. "Saya tidak mau menyebutkan nama-namanya dengan alasan keamanan diri dan keluarga saya," tegas Ir Mahroni menolak desakan anggota DPRD Kalteng saat dengar pendapat, Selasa (14/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/IPTEK/cerm10.htm >Rabu, 15 November 2000 Cermati Isu Lingkungan yang Hambat Perdagangan Jakarta, Kompas Digunakannya dalih demi pelestarian lingkungan hidup oleh negara maju untuk menghambat perdagangan produk tidak ramah lingkungan yang umumnya berasal dari negara berkembang perlu dicermati dengan hati-hati. Karena upaya itu justru dapat mendorong kerusakan lingkungan hidup menjadi makin parah.Berkaitan dengan itu, Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) bidang sosial, ekonomi dan perdagangan Ir Arie DD Djoekardi MA dalam lokakarya tentang kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang terkait dengan aspek lingkungan hidup, di Jakarta, Selasa (14/11), mengambil contoh, ekspor produk kayu dari Indonesia yang ditolak di Eropa. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/IPTEK/nela10.htm >Rabu, 15 November 2000 Nelayan Kecil Diperalat Hancurkan Terumbu Karang Medan, Kompas Nelayan-nelayan kecil diperalat oleh nelayan-nelayan besar bahkan diduga juga oleh nelayan asing (Thailand-Red) untuk menguras isi laut pantai barat Sumatera Utara, dengan bahan peledak atau semacam bom rakitan yang disediakan nelayan besar maupun nelayan asing tersebut. Untuk pekerjaan itu, para nelayan kecil diberi upah Rp 50.000 sampai Rp 100.000 untuk satu kali pengeboman atau satu kali ledakan. "Setelah bom meledak, barulah kapal nelayan besar dan nelayan asing datang mengutip ikan yang mengapung ke permukaan laut akibat ledakan," kata Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut DE Simanjuntak, yang dihubungi Kompas, Selasa (14/11) di Medan. "Para nelayan kecil mau diperalat karena hidup mereka memang sudah susah, di samping tidak tahu kalau yang mereka lakukan sebenarnya merugikan mereka," tambahnya. http://www.indomedia.com/bpost/112000/15/index.htm Industri Kertas Bangun Usaha Peracik Kayu Banjarmasin, BPost Dana sebesar lima juta dolar AS yang disisihkan calon investor industri pulp and paper (bubur kertas dan kertas) di Kotabaru ternyata diperuntukkan membangun industri pemotongan kayu. Ke-200 industri peracik bahan baku itu dibangun menyertai pendirian pabrik kertas pada 2001. "Pembangunan 200 industri pemotongan kayu akan berjalan seiring dengan dibangunnya pabrik kertas yang rencananya direalisasikan pertengahan 2001," ujar Kadis Kehutanan Kalsel Ir Sony Partono, Selasa (14/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/METRO/wate18.htm >Rabu, 15 November 2000 ''Waterfront Cities'' Oleh Sapto Nugroho PERNAHKAH Anda membayangkan berdiam di rumah kebun bergaya tropis yang teduh dan berpanorama alami, teras menghadap tepi sungai, danau atau pantai? Anda bisa bermain bersama keluarga di lereng yang berumput lembut, memancing di hari libur, bersepeda sepanjang tepi sungai, menikmati sunset atau bahkan berperahu. Impian tinggal dengan gaya seperti ini kini hanya mungkin dilakukan di kawasan artificial (buatan), bukan lagi di lingkungan alami. Sekarang ini seperti memancing pun dilakukan di kolam pemancingan sewa dan apabila mendapat ikan, kita harus membayar pemilik kolam sejumlah berat ikan yang terpancing. Di lain pihak apakah Anda menyadari bahwa begitu banyak sungai, danau, situ, dan pantai, yang berada di sekitar kita. Kita tidak menyadari potensi alam yang asri ini karena sungai kebanyakan telah kita jadikan bagian belakang rumah sebagai lingkungan kotor yang ditutupi. Sungai sebagai tempat sampah, polutan, dan kotoran. Tahukan Anda, Jakarta saja dialiri 13 sungai, belum lagi terhitung situ, kanal, dan bendungan yang tersebar di berbagai tempat. Banyak juga kota lain yang dilalui sungai atau berada ditepi laut seperti Semarang, Makassar, Surabaya, dan kota tepi sungai Palembang. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/METRO/tahu17.htm >Rabu, 15 November 2000 Tahun 2001, "Subway" Jakarta Dibangun Jakarta, Kompas Setelah terkatung-katung selama beberapa tahun, pembangunan sistem angkutan cepat massal (mass rapid transit) di DKI Jakarta sepanjang 21 kilometer, membentang dari Jalan Fatmawati sampai Jakarta Kota, akan mulai dibangun tahun 2001.Diperkirakan dalam empat tahun kemudian, sekitar tahun 2005, jaringan transportasi kereta api bawah tanah (subway) di Jakarta sudah dioperasikan dan masyarakat bisa menggunakan angkutan cepat massal. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/15/dar5.htm Rabu, 15 Nopember 2000 Ribuan Tikus Dibunuh SLAWI - Meski mengerahkan 350 orang peserta Gerakan Massal Pengendalian Hama Tikus (Gema Pemati), dalam penangkapan tikus di Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, kemarin hanya tertangkap 500 ekor. Berarti, tidak setiap orang dapat menangkap dua ekor. Kegiatan itu dikomandani Bupati Drs Soediharto http://kompas.com/kompas-cetak/0011/15/DAERAH/dana20.htm >Rabu, 15 November 2000 Dana Rp 28 Milyar Tak Sesuai Sasaran Jayapura, Kompas Penggunaan dana crash program sebesar Rp 28 milyar untuk pemberdayaan ekonomi sosial rakyat di Jayawijaya tahun ini, dinilai tidak sesuai sasaran. Akibatnya, kondisi perekonomian rakyat tidak bisa terangkat. Masalah tersebut bisa membuat rakyat kurang percaya kepada pemerintah daerah. Penilaian itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Jayawijaya Yance Kagoya yang menghubungi Kompas di Jayapura, Selasa (14/11). "DPRD Jayawijaya sangat kecewa terhadap kebijakan Pemda Jayawijaya tersebut. Dana yang semula bertujuan memberdayakan ekonomi rakyat seperti untuk usaha kecil, membuka kios, kerajinan rumah tangga dan seterusnya, ternyata dialokasikan untuk pembangunan fisik," katanya. --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id