Hallo,

satu alternatif lain juga bisa dengan biodiesel sebenarnya yang keuntungannya tidak 
perlu konversi mesin diesel yang umum plus bahan bakunya renewable (dari minyak 
tumbuhan) sehingga net kontribusi CO2nya plus kandungan SOxnya yang lebih kecil. Biaya 
produksinya memang masih komparabel dengan diesel biasa (yang sekarang lagi tinggi 
memang). Setahu saya Malaysia sendiri sudah buat pilot plant dan ujicoba bus dengan 
biodiesel ini. Mungkin ada yang tahu bagaiman perkembangan risetnya di indonesia?   

Jalan lainnya? membuat angkutan umum lebih terintegrasi/ramah atau juga..kok nggak ada 
yang terpikir untuk mensubsidi angkutan umum ya? dananya bisa dari pajak kendaraan/bbm 
biar makin sadar dikit lah kalau mau polusi itu musti bayar. Atau memang terlau sulit 
implementasinya?


bye

On Sun, 19 Nov 2000 22:42:02 -0800 fitri wulandari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hallo,
>
>Mbak Anjelita terima kasih atas masukannya. Infonya berguna sekali buat saya. 
>pengamatan saya sendiri sebenarnya pengamatan seorang awam yang mungkin kurang bagitu 
>tahu seluk beluk tentang pemanfaatan LPG atau isu lingkungan hidup dan pembangunan 
>berkelanjutan.
>
>Saya pikir itu sudah seharusnya mulai diusahakan. Dan sebaiknya tidak dibebankan pada 
>pemerintah saja, tetapi sebaiknya ada semacam pembagian tugas. Misalnya, pemerintah 
>menangani  distribusi LPG dan pembangunan sarana fisik lainnya. Sementara saya pikir 
>universitas atau sekolah teknik setidaknya bisa ketiban tugas mencari teknologi 
>pemanfaatan LPG untuk kendaraan bermotor yang lebih murah. Apa untungnya punya 
>lembaga sekelas ITB atau institusi lainnya yang kalau tidak bisa menciptakan 
>teknologi yang murah dan 'people-friendly'. Kalau bagi-bagi tugas seperti ini mungkin 
>udara bersih dan bbm yang terjangkau bukan lagi angan-angan.
>
>Makasih Mbak Anjelita atas infonya.
>
>Salam,
>Fitri
>
>
> 
>--
>
>On Sun, 19 Nov 2000 00:57:22  
> Anjelita Malik wrote:
>>Hallo,
>>
>>Pertama mohon maaf karena saya menanggapi topik yang sudah berlalu agak 
>>lama. Saya hanya akan khusus menanggapi pemanfaatan LPG sebagai alternatif 
>>BBM untuk kendaraan.
>>
>>Seperti pengamatan Mbak Fitri, sekarang ini memang sudah ada pihak-pihak 
>>yang berminat pada pemanfaatan LPG sebagai alternatif BBM. Mereka terdiri 
>>dari beberapa Pemerintah Daerah debagai pengelola daerah dan juga pihak 
>>swasta yang melihat peluang bisnis di balik hal ini.
>>
>>Salah satu masalah yang dihadapi  adalah harga LPG yang belum bisa cukup 
>>murah untuk menarik orang memanfaatkannya. Harga satuannya memang lebih 
>>murah, tapi sebelumnya dibutuhkan peralatan khusus di mobil, yang berarti 
>>adalah tambahan biaya. Di samping itu, faktor supply juga belum menarik, 
>>karena belum tersedianya infrastruktur berupa stasiun pengisian LPG yang 
>>memadai. Pernah saya dengar, bahwa LPG baru dapat bersaing dengan BBM 
>>apabila harganya kurang atau sama dengan setengah harga BBM.
>>
>>Dengan adanya berbagai kesulitan itu, masih diperlukan adanya peran 
>>pemerintah dalam mendorong pemakaian LPG sebagai alternatif BBM kendaraan, 
>>misalnya dengan secara khusus menetapkan bahwa kendaraan umum yang baru 
>>harus menggunakan bahan bakar ini, atau mendorong dibangunnya stasiun2 
>>pengisian bahan bakar ini dengan memanfaatkan pihak swasta.
>>
>>Satu contoh yang saya dengar adalah bahwa rencana Pemda DKI membeli armada 
>>bus sejumlah 3000 buah (yang tidak tahu kapan akan terlaksana) juga 
>>termasuk penggunaan LPG (mudah-mudahan saya tidak salah) untuk armada 
>>tersebut. Kalau ini memang terjadi, dan 3000 kendaraan tersebut memang akan 
>>meremajakan armada angkutan umum ibukota, maka kita bisa berharap udara 
>>ibukota akan sedikit lebih 'segar' dibandingkan saat ini, dan para pengguna 
>>mendapatkan manfaat dari harga yang terjangkau (artinya mungkin kenaikan 
>>harga yang tidak terlalu sering lagi).
>>
>>salam,
>>
>>Anjelita
>>
>>
>>
>>At 21:19 03/10/2000 -0700, you wrote:
>>>Halo ini tanggapan tentang bbm:
>>>Sebenarnya kita nggak perlu ribut-ribut kalo pemerintah atau LSM bisa 
>>>melepaskan ketergantungan masyarakat Indonesia dari bahan bakar minyak. 
>>>Salah satunya dengan memperkenalkan alternatif bahan bakar yang murah dan 
>>>ramah lingkungan.
>>>
>>>Misalnya, saya pernah liat di Bandung ada beberapa kendaraan umum yang 
>>>diujicobakan menggunakan bahan bakar LPG. Saya dengar bahan bakar ini jauh 
>>>lebih murah, hemat dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bensin. Satu 
>>>contoh lagi, Almarhum Prof. Herman Johanes menemukan sejenis arang (saya 
>>>lupa namanya) yang bisa digunakan untuk bahan bakar kompor sebagai 
>>>pengganti minyak tanah. Arang ini jauh lebih murah dan hemat bila 
>>>dibandingkan dengan minyak tanah yang banyak menjadi pilihan masyarakat 
>>>Indoensia terutama golongan menengah bawah.
>>>
>>>Coba, kenapa nggak ada yang menindaklanjuti penemuan ini?. Seharusnya ada 
>>>yang mengembangkan, membuatnya jadi produk masal, lalu mensosialisikan. 
>>>Kalau ini bisa berjalan, ada banyak keuntungannya, antara lain lingkungan 
>>>kita bisa menjadi lebih bersih, kita tidak perlu pusing-pusing ngabisin 
>>>energi buat demo setiap kali harga bbm naik, dan masyarakat pun tidak 
>>>perlu mengalokasikan sejumlah besar dananya hanya untuk bbm...Gimana?.
>>>
>>>-0-
>>>Fitri
>>
>>
>>---------------------------------------------------------------------
>>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>>
>>
>
>
>Get FREE Email/Voicemail with 15MB at Lycos Communications at http://comm.lycos.com
>
>---------------------------------------------------------------------
>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>
>

---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke