------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages ----------------------------------------------------------------------------------------------- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/JATIM/strag21.htm >Selasa, 28 November 2000 Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan BARU-baru ini bertempat di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja, menandatangani nota kesepahaman dengan enam pondok pesantren, PT PNM, GP Ansor, dan Pemuda Muhammadiyah. Kesepakatan ini berkaitan dengan kerja sama di bidang pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan (Kompas, 20 November 2000). Isu pemberdayaan masyarakat nelayan menjadi penting karena beberapa hal berikut ini. Pertama, masyarakat nelayan pesisir utara Jawa Timur secara umum miskin. Lebih-lebih nelayan yang hidup di sepanjang pesisir Selat Madura, mengingat potensi perikanan di perairan selat sangat terbatas dan overfishing. Hanya sebagian kecil golongan masyarakat nelayan yang kehidupannya makmur, seperti para pemilik perahu payang (glatheh) atau purse seine (sleret). Dalam struktur masyarakat pesisir, nelayan buruh (pandhiga) merupakan lapisan termiskin. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135316 Dalam 10 Tahun Terakhir 19,2 Juta Hektare Hutan Alami Degradasi dan Deforestasi Media Indonesia - Ekonomi (28/11/2000 00:13 WIB) JAKARTA (Media): Kepala Badan Planologi Departemen Kehutanan dan Perkebunan Moch Toha MB, mengungkapkan dalam dasawarsa terakhir sekitar 19,2 juta hektare hutan yang terdiri atas 14,2 juta hektare kawasan hutan produksi dan 5 juta hektare kawasan hutan konservasi mengalami degradasi dan deforestasi (penggundulan). "Degradasi dan penggundulan sebagai akibat kesalahan dalam pelaksanaan pengelolaan hutan secara liar," ujar Moch Toha MB, di sela-sela Pelatihan Team Work and Leadership Badan Planologi di Citarik, Sukabumi, Jabar, kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/METRO/ptma20.htm >Selasa, 28 November 2000 Sidang Kasus Bob Hasan PT Mapindo Parama Gunakan Pemotretan Tahun 1992 Jakarta, Kompas Mantan Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Tanah (Dirjen Intag) Departemen Kehutanan, Sumahadi mengakui, PT Mapindo Parama (MP) menggunakan hasil pemotretan udara tahun 1992. Penggunaan foto udara hasil pemotretan hutan yang dilakukan sebelum Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara Depertemen Kehutanan dan PT MP pada tahun 1996 tersebut atas seizin dirinya selaku Dirjen Intag agar proses pemetaan hutan segera dapat diselesaikan. Penjelasan Sumahadi ketika menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi dalam proyek pemetaan hutan lindung oleh PT MP dengan terdakwa Muhammad ''Bob'' Hasan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (27/11), tersebut membuat heran majelis hakim yang diketuai Subardi. ''Bagaimana bisa dalam proyek pemetaan itu menggunakan hasil potret udara sebelum tahun 1992? Tujuan Proyek itu kan untuk membuat peta hutan lindung dengan cara pemotretan melalui udara. Kalau potret udara yang digunakan adalah hasil pemotretan sebelum tahun 1996, kan berarti mengurangi biaya,'' tanya Subardi. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/METRO/geol20.htm >Selasa, 28 November 2000 Geolog Harus Cepat Atasi Longsor Yogyakarta, Kompas Mengingat hujan lebat diperkirakan masih akan turun untuk hari-hari mendatang, masih sangat mungkin longsoran-longsoran susulan akan terjadi di lereng barat daya Pulau Sumatera, dan juga lereng selatan Pulau Jawa. Lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki jurusan geologi diharapkan turun memberikan keterangan praktis untuk menyelamatkan diri dari peristiwa longsor, sehingga korban jiwa bisa ditekan. Hal tersebut diungkapkan ahli geologi UGM yang akhir-akhir ini giat mengadakan penelitian longsoran di Purworejo, Dr Dwikorita Karnawati MSc kepada Kompas, Senin (27/11). ''Hasil kajian Tim Geologi UGM, salah satu penyebab banyaknya korban yang meninggal di daerah longsor, karena ketidaktahuan atau kurang pahamnya masyarakat tentang kondisi alamnya yang potensi longsor dan tidak mengetahui gejala awal sebuah lereng akan longsor,'' tegas Dwikorita. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135210 Dephut Sanggupi Penuhi Target DR Rp 3,5 Triliun Media Indonesia - Ekonomi (28/11/2000 00:13 WIB) JAKARTA (Media): Departemen Kuhutanan (Dephut) akan penuhi target pencapaian Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) yang diminta Panitia Anggaran DPR sebesar Rp 3,5 triliun. Untuk mencapai target itu Dephut minta kewenangan untuk melakukan penujukan pemenang lelang kayu curian secara langsung dan pemberatasan pencurian kayu harus didukung pihak terkait secara serius. Menurut Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail, sebelumnya Komisi III DPR dan Dephut sudah menyepakati target penerimaan DR dan PSDH adalah sebesar Rp 2,97 triliun. Namun Panitia Anggaran DPR berpendapat Dephut dapat menigkatkan penerimaan DR dan PSDH hingga Rp 3,5 trilun. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/28/nas11.htm Selasa, 28 Nopember 2000 Nelayan HNSI Keluhkan Pembagian Wilayah Laut JAKARTA - Para nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) mengeluhkan Pasal 3 dan 10 UU No 22/1999 tentang Otonomi Daerah, menyangkut pembagian wilayah laut berkaitan dengan rencana penerapan otonomi daerah pada 1 Januari 2001. Keberadaan pasal mengenai pembagian wilayah dan kewenangan daerah itu dinilai berpotensi menciptakan konflik antarnelayan, sehingga diusulkan untuk direvisi. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/DAERAH/huta23.htm >Selasa, 28 November 2000 Penjarahan Terus Terjadi Hutan Jati KPH Cepu Porak-poranda Cepu, Kompas Penjarahan kayu di hutan jati yang dikelola Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, hari-hari ini makin merajalela. KPH Cepu ini mencakup Kabupaten Cepu dan Blora. Aktivitas ini diduga kuat melibatkan oknum-oknum TNI dan Polri yang bekerja sama dengan sejumlah broker dan industri kayu.Para penjarah sudah tidak lagi takut terhadap petugas Brimob yang diturunkan, apalagi polisi kehutanan dan mantri kehutanan. Pada siang bolong pun, mereka melakukan penjarahan, disusul aksi "acuh tak acuh" menanam palawija di bekas hutan yang dibabat itu. Modus operandi penjarahan, diduga berjangka jauh, yaitu untuk sepenuhnya menguasai kawasan hutan jati milik negara dengan cara-cara penyerobotan tanah. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/28/eko7.htm Selasa, 28 Nopember 2000 Produksi Kentang Petani Dieng Naik 11 Persen WONOSOBO-Produksi kentang petani di daerah dataran tinggi Dieng, Wonosobo, dan Banjarnegara naik antara 7 dan 11 persen. Kenaikan tersebut terjadi setelah mereka menggunakan fungisida baru Cursate Equation. Selain kentang, produksi tomat juga naik. ''Kadang-kadang kenaikan produksi kentang dan tomat malah lebih dari 11 persen. Ini kami ambil angka rata-ratanya saja,'' kata Mahmudi, petani asal Desa Condong, Banjarnegara. http://www.surabayapost.co.id/ NASIONAL Selasa, 28 November 2000 Nelayan Kecil Terancam Jakarta - Surabaya Post Kalangan konglomerat besar bidang perikanan kini sedang melakukan "gerakan bawah tanah", yakni berusaha menghapus Keppres mengenai pelarangan beroperasinya kapal pukat harimau (trawl). Padahal Keppres No. 9 tahun 1973 itu nyata-nyata melindungi beroperasinya kapal-kapal ikan milik rakyat kecil. Hal itu diungkapkan konsultan di bidang perikanan dan kelautan M. Wisnu Widjaya ME MSc, di Jakarta, Senin (27/11), menyongsong akan diselenggarakannya diskusi mengenai usaha dibidang perikanan dan kelautan 5 Desember 2000 mendatang. http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/28/dar13.htm Selasa, 28 Nopember 2000 Perlu Perda "Pas'' Kayu dari Hutan Rakyat MASALAH dualisme pengeluaran surat "pas'' pengiriman kayu dari hutan rakyat, barang jadi, dan kayu galian, pelaksanaanya di Blora banyak mengundang kontroversi. Sebagian menilai kebijakan itu justru akan menimbulkan masalah baru, namun sebagian lagi sependapat atas kebijakan itu dalam rangka meningkatkan pendapatan untuk Blora, menjelang pelaksanaan otonomi daerah 2001. --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id