Terima kasih Kang Ucup, atas informasinya
Salam,
R1

Sent from my iPad

On 18 Jul 2010, at 04:45 PM, kangucup <kangu...@yahoo.com> wrote:

 

Sering kita mendengar berita atau bahkan ada kenalan, kerabat atau saudara yang 
meninggal secara mendadak ketika sedang beraktivitas... sedang memberi seminar 
(belum lama saudara sendiri ngalami), nyetir kendaraan, olahraga, menjadi imam 
di masjid, atau bahkan (naudzubillahi min dzalik.. semoga dijauhkan) melakukan 
perbuatan tidak senonoh... Salah satu penyebabnya adalah Cardiac Arrest ini.
Semoga artikel ini bisa menjadi pengetahuan un tuk mengantisipasi dan kalau 
mungkin mencegah/memitigasi...
 

Denyut Jantung Sang Raja Musik Pop

By hendry putra
Ketika kabar duka atas meninggalnya Michael Jackson menyelimuti seluruh 
penggemarnya di seluruh dunia, isu misteri penyebab kematian sang bintang 
menyambut mengemuka kemudian. Istilah “cardic arrest” mendadak populer 
menggantikan istilah ‘serangan jantung’ yang disebut-sebut sebagai pemicu utama 
meninggal dunia Raja Musik Pop.

Misteri tersebut mengemuka karena belum diketahuinya secara pasti penyebab 
utama dari proses berhentinya denyut jantung sang bintang. Ketika tim paramedis 
tiba di rumah sewaan almarhum di Holmby Hills, Los Angeles, AS, mereka 
mendapati jantung sang bintang sudah berhenti penuh.


Dokter pribadi almarhum, dr. Conrad Murray pasca pemberian pertolongan pertama 
proses resusitasi untuk mengembalikan denyut jantung sang bintang selama 
menunggu pertolongan tim paramedis mengalami keputusasaan karena gagal dalam 
usahanya. Tim paramedis langsung bertindak cepat untuk dilarikan almarhum ke 
UCLA Medical Center. Namun apadaya, kuasa Tuhan jauh diatas usaha manusia, 
nyawanya tak sempat tertolong.
 
 
Serangan Jantung & ‘Cardiac Arrest’

Istilah “cardiac arrest” merupakan istilah populer yang digunakan dalam dunia 
medis barat pada suatu keadaan jantung berhenti bekerja mendadak. Secara 
etimologis, ‘cardiac’ merupakan serapan dari istilah ‘kardio’ yang bermakna 
jantung, sementara ‘arrest’ sendiri bermakna ‘berhenti’ dalam bahasa Indonesia. 
Keduanya merupakan kondisi fatal yang berpotensi kematian mendadak jika tidak 
didukung usaha penanganan tindak lanjut ekstra cepat dan menyeluruh.  Secara 
keseluruhan, kondisi ‘cardiac arrest’  tidak dapat disamakan dengan kondisi 
serangan jantung, namun terkait hal tersebut kondisi ‘cardiac arrest’  dapat 
juga disebabkan oleh serangan jantung. ‘Cardiac arrest’  ialah kondisi gangguan 
yang terjadi pada ritme jantung saat bilik jantung, yakni ‘ventricles’, 
berdenyut terlalu cepat dan tidak konsisten. 
Kondisi tersebut dipicu oleh terjadinya kekacauan pada stimulasi listrik 
jantung (ventricular fibrillation), kondisi dinding bilik jantung hanya 
bergetar (tidak berdegup sempurna) sehingga terjadi kegagalan proses pemompaan 
darah yang menyebabkan kegagalan lebih luas pada organ vital.
Untuk pertolongan pertama pada kasus demikian, tata laksana CPR atau teknik 
pemulihan denyut jantung dan pernapasan merupakan tindakan pertama yang dapat 
membantu memulihkan irama serta frekuensi normal denyut jantung. Namun jika 
belum menguasai CPR, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan 
usaha menekan tulang dada sedalam lima sentimeter (pada orang dewasa) sebanyak 
seratus kali per menit.
Namun bagaimanapun juga, jantung harus segera mendapat alat kejut listrik yang 
disebut dengan defibrillator yang biasanya hanya ada di rumah sakit yang dapat 
menstimulasi pemulihan kembali arus listrik jantung.
Secara signifikan, tidak ada gejala sama sekali yang membantu sebagai indikator 
bahaya menjelang gangguan ‘cardiac arrest’. Sangat berpotensi kondisi tersebut 
datang tiba-tiba tanpa diiringi gejala gangguan jantung pada umumnya seperti 
nyeri di bagian dada, kesulitan bernapas, atau bahkan tanpa gejala irama nafas 
kian memendek tiba-tiba.
Penyebab Kondisi
Namun demkian, bukan berarti kondisi jantung berhenti mendadak tidak ada faktor 
pemicu sebagai penyebab. Hypovolemia (pendarahan hebat), hypoxia (kurangnya 
suplai oksigen ke jantung, otak dan oragan vital lainnya),  hypothermia 
(penurunan suhu tubuh secara ekstrim), hypoglycemia (rendahnya kadar gula pada 
tubuh), merupakan sebagian kecil dari sederetan penyebab-penyebab kondisi 
‘cardiac arrest’.
Secara garis besar, paparan gangguan jantung terbagi atas dua golongan , yakni 
penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung didapat.
Pada gangguan jantung golongan bawaan, kondisi ‘cardiac arrest’ terjadi pada 
mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau terdapat 
anggta keluarga yang pernah meninggal secara mendadak.
 
Sementara pada golongan penyakit jantung didapat, pemicu terbesarnya adalah 
gaya hidup tidak sehat. Merokok, hipertensi, obesitas, tidak pernah 
berolahraga, malas bergerak merupakan penyebab populer kondisi ‘cardiac arrest’.
Selain dua golongan tersebut, faktor eksternal yang dapat memicu keadaan 
‘cardiac arrest’ adalah penggunaan obat-obatan penenang. Dimana sebagaimana 
menjalankan fungsinya, obat-obatan penenang membuat frekuensi denyut nadi 
melambat yang menghasilkan reaksi relaks pada tubuh. Namun jika dikonsumsi 
dalam dosis berlebih, obat-obatan tersebut ‘terlampau’ melambatkan denyut nadi 
yang melanjutkan efek menurunnya frekuensi denyut pada bilik jantung sehingga 
lebih lanjut mengakibatkan kondisi ‘cardiac arrest’.
Pada kasus kematian Michael Jackson, terdapat dugaan pemberian obat-obatan 
penenang pada saat-saat terakhir menjelang kematian Jackson. Sebagaimana yang 
diutarakan oleh pihak pengacara beserta keluarga almarhum.  Bahkan sebelum 
kematiannya pun terngkap bahwa almarhum sempat disuntik obat penenang Demerol, 
sekitar satu jam sebelum almarhum kehilangan kesadaran penuh. Lebih lanjut 
pengacara almarhum, Brian Oxman, mengemukakan Michael juga rutin mengonsumsi 
Oxycontin.
Kini pihak otoritas telah melalui proses otopsi untuk menelusuri lebih dalam 
penyebab kematian almarhum, namun diperlukan waktu enam samai dengan delapan 
pecan untuk menentukan sebab-sebab pasti kematian bintang pop Michael Jackson.
Sumber : Dari Berbagai Media




      

Kirim email ke