Ketika
saya mendengar kabar seorang teman meninggal dunia tak kuasa menahan
air
mata. Air mata kehilangan seorang teman yang gigih dalam perjuangan
hidup, telah terbukti rasa cinta kasihnya dan senantiasa tak mengenal
lelah
untuk selalu mengajak dalam kebaikan. Saya masih teringat kata-katanya
yang
sering diulang-ulang, 'Sebaik-baiknya orang adalah yang membawa
kebaikan untuk
orang lain.'
Menangis kehilangan teman dan sahabat yang baik, saya tidak sendirian.
langit
dan bumi-pun menangis karena kehilangan dirinya. Saya teringat satu
kisah Ibnu
Abbas ditanya oleh seseorang, 'Wahai Ibnu Abbas, apakah engkau
mengetahui
firman Allah (QS. an-Nahl (16) : 29), langit dan bumi bisa menangisi
seseorang?'
Ibnu Abbas menjawab, 'Benar, sesungguhnya setiap orang memiliki pintu
dilangit
dimana rizki diturunkan dan amal kebaikannya dinaikkan. Jika seorang
Mukmin
meninggal dunia, tertutuplah pintu itu dan langit menangis karena
kehilangan
dirinya. Demikian halnya bumi, bumi juga merasakan kehilangan karena
selama ini
menjadi tempat beribadah. Diatasnya, seorang Mukmin senantiasa sholat
dan
berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka menangislah bumi karena
kehilangan. (Tafsir Ibnu Katsir, IV/128).
Bahkan Nabi Muhammad bersabda, 'Ketahuilah tidak ada istilah
keterasingan bagi
seorang Mukmin , tidak ada seorang Mukmin yang meninggal dunia
dipengasingan,
dimana dia terasing dari orang-orang yang dicintainya melainkan ia akan
ditangisi oleh langit dan bumi. (HR. Ibn Jarir).
Seorang Mukmin bukanlah manusia biasa. Langit dan bumi menjadi saksi
seluruh
tindak tanduknya. Ketika seorang Mukmin meninggal dunia. Langit dan
bumi-pun
menangis karena kehilangan orang yang selalu memakmurkan bumi dengan
amal
kebaikan.
Wassalam
Not Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat MANDIRI
Stay Hungry.... Stay Foolish