Nuklir itu multi dimensi ... kompleks, tetapi bukan berarti tidak dapat
diseleseikan.

Ada sisi politis luar negeri (ketahanan negara), ada sisi ekonomi ... ada
sisi lingkungan dan bahkan semua itu diracik dan diramu serta dimasak
dijadikan alat politik di dalam negeri.

Memang membuat miris, terutama ketika seseorang hanya secara parsial
mengatakan masalah PLTN ini hanya satu sisi yg bermain.

Penguasaan PLTN merupakan salah satu penguasaan teknologi. Baik teknologi
energi, teknologi mutahkhir dalam penerapan fisika kuantum, namun juga
teknlogi kesehatan. Dan tentusaja teknologi persenjataan dan teknolog
pertahanan negara. Layaknya penguasaan teknologi roket yang tidak ada satu
negarapun yang dengan terbuka membuka kemampuan yang dimilikinya.

Artinya penguasaan nuklir bukan sekedar energi, bukan sekedar PLTN ... dan
yang pasti bukan sekedar trading !

Terlalu sempit membatasi persoalan PLTN sebagai trading, namun juga terlalu
berlebihan menganggap teknologi PLTN ini tidak mungkin dimiliki oleh
Indonesia.

[image: http://rovicky.files.wordpress.com/2008/07/ken2006-perlu-revisi.jpg]

Kebtuhan energi di Indonesia akan berlipat 3 X dalam 20 tahun. Kesiapan
energi alternatif lain tidak mampu mengejar kebutuhan energi di dalam
negeri.
Ada hal yang pasti ....  Indonesia akan kekurangan energi di tahun 2025
sesuai target KEN (Kebijakan energi nasional). Dengan memanfaatkan teknologi
nuklir untuk pembangkit energi saja kebutuhan energi di Indonesia TIDAK
CUKUP ! Apalagi tanpa PLTN !

Apabila kita mempertahankan pertumbuhan dalam negeri secepat 3-5 % setahun
saja, maka kebutuhan energi diatas haruslah dipenuhi dulu .... Dengan
eksplorasi migas dan batubara yang ditingkatkan, dengan efisiensi energi
10%, juga sudah dengan memanfaatkan geothermal dan yang lain ... kita tetap
tidak cukup memenuhi kebutuhan DN. Apalagi tanpa PLTN !

RDP
http://rovicky.wordpress.com/2008/07/09/kebijakan-energi-nasional-pp-052006-yang-terasa-jadul-2/

2010/2/14 <artikelgunt...@yahoo.com>


>
> Sejujurnya saya sangat miris dg perdebatan soal penting tidaknya PLTN dlm
> 10 tahun terakhir. Krn pergunjingan ini melibatkan para profesor doktor yg
> pinter pinter yg sekolah mereka juga Dibiayai negara.
>
> Isu PLTN sejatinya tdk lebih dr kepenting trading/bisnis biasa. Ketika agen
> agen neolib ingin memasarkan semua komponen yg terkait dg pembangunan energi
> berbasis nuklir ini di Indonesia.
>
> Perlu sy ingatkan bahwa Indonesia, meski sdh banyak profesor doktor nuklir
> tp belum mampu menyediakan komponen,infrastruktur dan bahan baku yg semuanya
> 100 persen harus diimpor.
>
> Philipina kini terjerat utang yg semakin akut gara gara utang utk membangun
> PLTN dan mereka kini sangat menyesali keputusannya itu.
>
> Tp ya itu tadi tentu para trader nuklir dunia tidak akan tinggal diam untuk
> terus mencari antek antek yg profesor doktor itu utk terus menyuarakan
> pentingnya PLTN.
>
> Saya kira profesor doktor yg pro PLTN perlu disekolahkan lagi utk belajar
> bahwa air, matahari, angin, gelombang yg sangat melimpah bisa dijadikan
> sumber energi yg aman dan bahan baku melimpah.
>
> Memang pada akhirnya jadi pengkhianat bangsa atau tidak itu gak penting
> penting amat yg penting jadi agen asing jadi pejuang nuklir atas nama bangsa
> (dg t) dan kocek dolar mengalir deras ke kantongnya sambil orgasme di atas
> penderitaan rakyat.
>
> Bertobatlah wahai profesor doktor yg pro nuklir.
>
> Guntoro Soewarno
> Dirut PT Raja Sengon Indonesia
> 08172337211
> artikelgunt...@yahoo.com
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * Budi Sudarsono <budi_sudars...@yahoo.com>
> *Date: *Sat, 13 Feb 2010 08:02:24 -0800 (PST)
> *To: *<Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com>; <indoene...@yahoogroups.com>
> *Subject: *[IndoEnergy] Re: Siaran Pers Bersama: INDEPENDENSI ENERGI
> MELALUI NUKLIR ADALAH ILUSI
>
>
>
> Para Anggota ML Indoenergy dan Forum Pembaca Kompas Yth.,
>
> Menanggapi Siaran Pers Bersama tersebut di atas, silahkan membaca Deklarasi
> yang disetujui oleh seluruh hadirin berjumlah 150 orang pada tanggal 3
> Februari 2010 yang lalu, sebagai berikut:
>
> *Naskah Deklarasi Energi Nuklir 2010*
>
>
>
> Kami yang mengikuti acara Pernyataan Sikap Nuklir 2010 pada tanggal 3
> Februari 2010, yang diselenggarakan oleh 5 LSM terdiri dari Masyarakat
> Peduli Energi dan Lingkunga (MPEL), Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia
> (HIMNI), Masyarakat Eenergi Terbarukan (METI), Institut Energi Nuklir (IEN)
> dan Woman in Nuclear Indonesia (WIN) yang telah mengadakan pengkajian yang
> komprehensif, setelah mendengar pembicara kunci Prof. B.J. Habibie,
> pemaparan naskah ”PLTN Menjamin Ketahanan Penyediaan Listrik Nasional” yang
> kemudian diikuti dengan diskusi, maka :
>
>
>
> Menyadari bahwa
>
> 1.            Energi adalah bagian penting perkembangan dan pertumbuhan
> ekonomi suatu negara yang mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan
> dengan harga yang memadai;
>
> 2.            Tenaga listrik adalah bagian dari energi yang dibutuhkan
> oleh masyarakat luas untuk keperluan penghidupan sehari-hari yang nyaman,
> akan tetapi lebih dari itu adalah bentuk energi yang sangat diperlukan guna
> mendorong upaya industrialisasi/pengembangan industri yang apabila tidak
> atau kurang tersedia dapat menghambat pertumbuhan ekonomi;
>
>
>
> Mengamati bahwa
>
> 1.            Keadaan kelistrikan Indonesia dewasa ini masih kurang
> memuaskan masyarakat dari berbagai segi, misalnya baru 65% penduduk dapat
> menikmati listrik, perkembangan industri terkendala karena kurang
> tersedianya pasokan listrik, beberapa daerah masih mengalami gangguan
> pemadaman listrik;
>
> 2.            Pemerintah dan BUMN terkait tengah berupaya untuk
> memperbaiki keadaan kelistrikan dengan menjalankan program darurat yang
> diharapkan mencapai keberhasilan dalam jangka waktu beberapa tahun lagi;
>
> 3.            Masih diperlukan perbaikan kebijakan yang menyangkut
> pemanfaatan produksi energi primer guna keperluan kepentingan dalam
> negeri/konsumsi domestik;
>
> 4.            Kecenderungan yang kini sedang ditempuh, apabila dilanjutkan
> terus dalam dekade ini akan menimbulkan beberapa permasalahan pasokan
> listrik khususnya dalam sistem Jawa-Madura-Bali, baik dari segi biaya dan
> harga listrik dalam jangka panjang karena harga energi fosil yang tinggi,
> ataupun dari segi logistik dan keperluan lahan di daerah padat penduduk,
> maupun dari segi dampak terhadap lingkungan serta upaya pengurangan emisi CO
> 2;
>
>
>
> Memperhatikan bahwa
>
> 1.            Perkembangan pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkitan
> listrik di dunia telah dipicu oleh tingginya harga energi fosil dengan telah
> diumumkannya pembangunan PLTN yang akan dilakukan di berbagai negara sebagai
> pilihan utama, baik negara maju maupun yang berkembang;
>
> 2.            Pengoperasian PLTN di dunia yang telah mencapai lebih dari
> 400 unit telah membuktikan tingkat keamanan, keekonomian dan keandalan yang
> mapan serta masa pemanfaatan PLTN diperkirakan dapat diperpanjang hingga 60
> tahun;
>
> 3.            Program pembangunan PLTN suatu negara dapat dimanfaatkan
> sebagai peluang untuk peningkatan dan pengembangan teknologi pada umumnya;
>
> 4.            Adanya dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat dan
> Pemda dari berbagai daerah seperti Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
> Banten dan Kalimantan agar segera membangun PLTN dalam rangka  mengatasi
> krisis listrik nasional.
>
>
>
> Maka kami
>
> 1.            Menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung
> upaya Pemerintah guna mewujudkan rencana yang sudah tertuang dalam
> perundangan seperti Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan
> Energi Nasional, Undang-undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
> Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Jangka
> Panjang dan Undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi, yaitu mewujudkan
> bauran energi dalam jangka panjang yang lebih optimal dengan memasukkan
> energi nuklir ke dalam bauran energi nasional;
>
> 2.            Mendorong Pemerintah untuk dengan segera merumuskan dan
> melaksanakan program pembangunan PLTN dan menghimbau kepada masyarakat luas
> untuk mendukung terwujudnya bauran energi yang optimal tersebut.
>
> 3.            Segera dibentuk Tim Nasional paling lambat Juni 2010 untuk
> merealisasikan pembangunan PLTN.
>
>
>
>
>
> Demikian Deklarasi kami yang dicetuskan di Jakarta
>
> pada tanggal 3 Februari 2010
>
>
> Silahkan dibandingkan dengan Siaran Pers Bersama ditinjau dari Kebenaran,
> Kejujuran dan Kepedulian terhadap nasib bangsa kita di masa mendatang.
>
> Wasalam,
>
> Budi Sudarsono
> Ketua, Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan (MPEL); Sekretariat Tel.
> 62-021 75906564 ; Blog: http://feea3.blogspot.com/,
> Anggota, Komisi Ahli Tenaga Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional.
> Res.: +6221-7243291 Fax: +6221-7396189 Mob. +62812-9601614
>
> --- On *Sat, 2/13/10, MANUSIA - Masyarakat Antinuklir Indonesia <
> manusianuk...@yahoo.com>* wrote:
>
>
> From: MANUSIA - Masyarakat Antinuklir Indonesia <manusianuk...@yahoo.com>
> Subject: [IndoEnergy] Siaran Pers Bersama: INDEPENDENSI ENERGI MELALUI
> NUKLIR ADALAH ILUSI
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, indoene...@yahoogroups.com
> Date: Saturday, February 13, 2010, 9:57 PM
>
>
>
> *Siaran Pers Bersama*
>
> *11 Februari 2010*
>
>  *INDEPENDENSI ENERGI MELALUI NUKLIR ADALAH ILUSI YANG MENGHAMBAT
> INDONESIA YANG BERDAULAT*
>
>  Kebutuhan energi dunia selama ini mayoritas menggunakan energi fosil
> berupa minyak bumi, batubara dan gas. Selama ratusan tahun negara industri
> telah mengeksploitasi energi fosil untuk kepentingannya. Setelah
> ditemukannya teknologi nuklir, dunia menaruh harapan besar terhadap jenis
> energi ini. Namun setelah 50 tahun berlalu, energi nuklir tidak bisa
> membuktikan harapan tersebut. Berbagai masalah yang terungkap dalam
> penggunaan energi nuklir tersebut pada akhirnya sangat merugikan masyarakat
> dan negara. Tidak hanya itu, penerapan energi nuklir sangat bergantung pada
> subsidi negara dan dukungan politik secara khusus dari pemerintah.
>
>  Seperti halnya masyarakat dunia, Indonesia juga harus menyiapkan rencana
> energi yang komprehensif untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya melalui
> independensi energi yang sejati. Namun demikian, hal itu jelas tidak mungkin
> dilakukan melalui energi nuklir. Seperti kata Dewa Tara dari MPTN,
> “Indonesia tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menggunakan nuklir.
> Nyaris seluruh hal harus diimpor dari luar negeri, mulai dari bahan bakar,
> reaktor, hingga suku cadang pabrik listrik itu sendiri. Belum lagi berbicara
> tentang limbah nuklir yang belum ada solusinya itu.” Lanjutnya,
> “independensi energi melalui nuklir adalah suatu ilusi yang menina-bobokan
> Indonesia sekaligus menghambat pemanfaatan energi terbarukan yang bersih
> yang seharusnya menjadi solusi bagi independensi energi Indonesia.”
>
>  “Hingga saat ini energi nuklir tidak bisa menyelesaikan berbagai masalah
> yang ditimbulkannya sendiri, yakni radioaktifitas yang mencemari masyarakat
> dan lingkungannya mulai dari penambangan uranium, pengoperasian normal PLTN,
> dan dalam bentuk limbah nuklir yang abadi,” demikian dikatakan Dian Abraham
> dari MANUSIA. Lebih lanjut, dikatakan, “energi nuklir tidak pernah bisa
> membuktikan janjinya untuk menyediakan listrik yang murah. Bahkan data
> pemerintah saat ini yang menyatakan biaya per reaktor PLTN berkapasitas
> 1.000 MW adalah 1,5 hingga 2 miliar USD terbukti meleset sangat jauh jika
> dibandingkan dengan data riil kontrak PLTN Korea Selatan dengan Uni Emirat
> Arab baru-baru ini. Biaya per reaktor kontrak tersebut adalah 3,5 miliar
> USD. Dengan rencana pembangunan empat reaktor, perbedaan data biaya tersebut
> mencapai sedikitnya 6 miliar USD alias 55 triliun rupiah. Jika data
> pemerintah bisa salah sedemikian fatal, sama sekali tidak menutup
> kemungkinan data PLTN yang lain juga salah fatal.”
>
>  Tidak itu saja, Koesnadi Wirasapoetra dari SHI (Sarekat Hijau Indonesia)
> menambahkan, “teknologi yang dianggap canggih ini justru terbukti tidak bisa
> memenuhi janjinya di tahun 1950an bahwa PLTN sangat aman. Peristiwa Three
> Mile Island dan Chernobyl menjadi bukti bahwa kekhawatiran pemrotes nuklir
> sama sekali tidak mengada-ada. Ketiadaan kecelakaan yang setara saat ini
> tidak berarti bahwa teknologi PLTN sudah aman. Berbagai laporan resmi justru
> menunjukkan bahwa puluhan ribu peristiwa (event), baik berupa insiden
> (incident) maupun kecelakaan (accident) terjadi di seluruh dunia.” Mengutip
> seorang pakar nuklir independen dari AS, David Lochbaum, ketiadaan
> kecelakaan seperti Chernobyl hanyalah karena “faktor keberuntungan belaka”.
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=====================================================
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=====================================================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
    forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke