Wah! Apa yang di tulis sdr Nanang sangat perlu sekali untuk direspon oleh 
masyarakat/LSM (bukan pemerintah), kalau bisa anak teknik di bangku kuliahan. 
Isi tabung tersebut betul betul perlu diteliti benar tidaknya apa yang di duga 
sdr Nanang. Mungkin sdr Nanang bisa mencari bantuan ke kalangan mahasiswa untuk 
mengujinya. Kalau ternyata memang betul seperti yang di tulis sdr Nanang, 
berarti Pemerintah dengan sadar menipu rakyatnya sendiri.
Usul sdr Nanang agar pengisian tabung mirip seperti pengisian SPBU sangat bagus 
sekali, sehingga konsumen bisa melihat berapa sebenarnya gas yg dia beli. Tidak 
seperti skrg ini, kita tidak tau bberapa sebenarnya isi di dalamnya.
Terus terang, tidak ada alasan buat rakyat percaya 100% kepada Pertamina.  




From: Nanang Adi <adinan...@ymail.com>
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Trs: CiKEAS> Fw: { PESISIR } isi tabung gas 
elpiji (LPG)
To:
Date: Tuesday, July 6, 2010, 10:32 AM


 





 

--- On Mon, 7/5/10, Nanang Heriyanto <nan...@yahoo. co.id> wrote:
From: Nanang Heriyanto <nan...@yahoo. co.id>
Subject: { PESISIR } isi tabung gas elpiji (LPG)
To:
Date: Monday, July 5, 2010, 6:50 PM

 

Tahukah anda?
Setelah terjadi konversi energi, dimana, tadinya masyarakat memakai minyak 
tanah dan sekarang dialihkan untuk memakai gas elpiji, dengan mengurangi minyak 
tanah di pasaran.

bahwa untuk setiap tabung gas elpiji 3kg
jika masyarakat menganggap bahwa isi gas habis, krn saat menyalakan kompor 
tidak ada gas yg keluar shg kompor tidak dapat menyala.
Sebenarnya dalam tabung gas tersebut patut diduga masih tersisa sekitar 0,2 - 
0,4 kg gas elpiji. Tapi kemungkinan memang gas elpiji dengan jumlah itu didalam 
tabung sdh kekurangan tekanan sehingga tidak dapat mengeluarkan/ menyalurkan 
gas dari
tabung melalui pipa/selang kekompor. akibatnya kompor tidak menyala.

Dan masyarakat awam menganggap bahwa gas elpiji habis, dan membeli lagi/ 
menukar tabung yang dianggap kosong tadi dg
tabung lain yg berisi gas elpiji 3kg. dan membayar harga dg sejumlah uang untuk 
gas elpiji sebanyak 3kg

maka jika terjadi demikian, tabung itu gas yang dianggap kosong tadi jika diisi 
oleh pertamina/pangkalan , sebenarnya dalam tabung dg kapasitas 3kg tadi, 
secara logika cukup diisi gas elpiji sebanyak 2,6 - 2,8 kg agar memenuhi tabung 
yg berisi 3kg

Jadi ada peluang, bahwa dalam  setiap pembelian gas elpiji sebanyak 3kg, 
konsumen (masyarakat)  dirugikan minimal 0,2kg (dengan harga elpiji 3kg yg 
bersubsidi Rp.4000, maka kerugian adalah 0,2kg x Rp.4000 = Rp.800

untuk pemakaian normal (rumah tangga) gas elpiji 3kg itu dalam seminggu harus 
membeli 2 kali (kerugian minimal konsumen = Rp.800 x 2 = Rp.1600 per minggu)

Jumlah pemakai elpiji 3kg diperkirakan minimal 3 juta
kerugian minimal masyarakat = 3 juta x Rp. 1600 = Rp 4,8 milyar per minggu

dalam 1 tahun Rp. 4,8 milyar x 52 minggu = Rp 249,6 milyar


(perhitungan ini belum menghitung banyaknya pemakai/konsumen elpiji yang 
seminggu ternyata bisa sampai 3 kali membeli elpiji 3kg, seperti pedagang 
makanan, keluarga aktif dll)

bahwa untuk setiap tabung elpiji 12 kg
jika masyarakat awam menganggap bahwa gas didalam tabung habis, sebenarnya 
patut diduga didalam tabung masih tersisa sekitar 0,3 - 0,6 kg gas elpiji. tapi 
kemungkinan karena dengan jumlah sekian dalam tabung, gas elpiji sudah tidak 
mempunyai daya tekanan yang cukup kuat untuk keluar/ menyalurkan gas dari 
tabung keluar/ melalui selang menuju kompor, dan masyarakat/konsumen terbiasa 
menyebut bahwa gas elpiji dalam tabungnya habis.

berapa kerugian masyarakat/konsumen untuk elpiji 12 kg per tahun, dengan jumlah 
perkiraan konsumen gas elpiji 12kg minimal adalah 200ribu ?

Untuk itu:

Perlu adanya pengujian  dan penelitian baik oleh aparat pemerintah, lembaga 
konsumen dllJika dalam
pengujian itu terbukti adanya kerugian konsumen, perlu dipikirkan adanya 
stasiun pengisian gas elpiji atau pengisian gas elpiji keliling, sehingga 
masyarakat bisa membeli gas dengan sistem seperti pembelian pada bahan bakar 
minyak. jadi masyarakat saat membeli bisa tahu takaran yang masuk dalam tabung 
gasnya. Juga selain itu bagi masyarakat yang kurang mampu langsung membeli 
sejumlah 3kg bisa membeli sesua kemampuannya, misal hanya mengisi 1kg dsbJika 
pengujian itu terbukti ada kerugian dari konsumen, patut diperiksa, kemana 
larinya uang tersebut, dan kemana sisa gas dari pangkalan/pertamina itu dijual 
dan bagaimana pertanggungjawaban keuangannya selama bertahun2 terdahulu? Karena 
dalam bahasa para penyalur gas, ada istilah membeli gas kentut dg harga lebih 
murah untuk dijual lagi pada konsumen, yang patut diduga berasal dari sisa gas 
yang harusnya dinikmati oleh konsumenBelum lagi penikmatan subsidi uang negara 
dari gas elpiji 3kg,
jika ternyata pengujian secara obyektif, yang dijual kepada masyarakat ternyata 
berkurang jumlahnya dari jumlah yang dianggarkan oleh subsidi dalam APBN. 
berarti patut diduga bahwa selain ada penipuan pada uang masyarakat juga 
kebocoran subsidi atau pencurian uang negara.

[Non-text portions of this message have been removed]











[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke