Menurut saya ada penyalahan arti dalam pegertian Al-Qur'an terhadap wacana ini.
1. Pada Q.S. Ali Imran 14, bahwa mencintai syahwat adalah perhiasan bagi manusia. Yang seharusnya artinya : "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yg diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, heawn ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang terbaik" 2. (QS.Al Waqiah : 22)Kemudian pada dikatakan bahwa orang mukmin (laki-laki) masuk surga selain ditemani bidadari Seharusnya : " Ada bidadari yang bermata indah." 3. ( Al-Dukhan: 54) juga akan ditemani oleh perjaka-perjaka belia yang tidak pernah jadi tua. Seharusnya: "Demikianlah, kemudian kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah." 4. (QS. Al Waqiah : 17)“ Perjaka belia yang tidak pernah jadi tua” Seharusnya: Mereka dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda. 5, (QS. Thur : 24)“ Perjaka belia untuk mereka (laki-laki) yang bagaimakan mutiara tersimpan rapi. Seharusnya(QS At Tur; 24) : "Dan disekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan akan mereka itu mutiara yang tersimpan." 6. (QS. Al Dahr : 19)“ Pemuda-pemuda yang tetap muda usia, bila kau melihatnya kau kira mutiara bertaburan. Seharusnya (QS Al Dahr / Al Insan ; 19) : "Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda, apabila kamu melihatnya akan kamu kira mereka mutiara yang bertaburan. Redaksi sebenarnya (bila dikaitkan ayat demi ayat) adalah: Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yg diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang terbaik(syurga). Ada bidadari yang bermata indah. Demikianlah, kemudian kami berikan kepada mereka (penghuni syurga) pasangan bidadari yang bermata indah.Mereka dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda. Dan disekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda, apabila kamu melihatnya akan kamu kira mereka mutiara yang bertaburan. Kesimpulan: TIDAK ADA 'CELA' DALAM HOMOSEKSUAL dan tetap HARAM. Note: http://guntur.name/. (telah disuspend) semoga ALLOH SWT mengampuni dosa kita semua Amin. Wasallam. ________________________________ Dari: Hartoyo <jam_gadang2...@yahoo.com> Kepada: peremp...@yahoogroups.com; FPK <forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com>; Mediacare <mediac...@yahoogroups.com>; ourvoice_...@yahoogroups.com; jurnalperemp...@yahoogroups.com; GWG <gender_gro...@yahoogroups.com> Cc: aids ina <aids-...@yahoogroups.com>; AKKBB <aliansi-kebeba...@yahoogroups.com>; d_ya...@indo.net.id Terkirim: Kam, 29 Juli, 2010 17:20:59 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Homoseksual Dalam Wacana Teks Alkitab Oleh : Hartoyo Tulisan ini merupakan ringkasan dari diskusi bulanan Jaringan Islam Liberal (JIL), 26 Juli 2010. Tema diskusi kali ini berbeda dari diskusi sebelumnya, bahkan kali pertama JIL mengambil tema yang dianggap banyak orang sangat kontroversial, Homoseksual dalam Kitab Suci. Diakui oleh moderator diskusi yang juga “pentolan” JIL Abdul Moqsit yang mengatakan bahwa ini pertama sekali tema homoseksual diangkat dalam diskusi JIL. Menjadi sejarah sendiri bagi JIL maupun gerakan pembaharuan agama khususnya Islam dan Kristen dalam melihat persoalan seksualitas (baca: homoseksual). Mungkin pandangan banyak orang bahwa diskusi kali dengan kesimpulan bahwa homoseksual tidak dikaitkan dengan agama, artinya jika ingin bicara soal “kebenaran” homoseksual tidak dihadapkan pada teks-teks suci. Tetapi diskusi kali ini justru membongkar wacana teks kitab suci dalam konteks “keberpihakan” pada hak-hak kelompok homoseksual. Diskusi kali membahas dari dua pandangan agama (Kristen dan Islam), dengan menghadirkan Bapak Ioanes Rahmat (Kristen) dan Mohamad Guntur Romli (Islam). Ioanes Rahmat sendiri berawal sebagai seorang pendeta dan juga pendidikan pada sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Akhirnya dia mengidentifikasikan dirinya sebagai pengkritik pemikiran Teolog Kristen. Dia banyak menghasilkan beberapa tulisan dan buku. Salah satu tulisannya dapat diakses dalam blog pribadi bapak Ioanes Rahmat di http://www.ioanesrakhmat.com/. Sedangkan Mohamad Guntur Romli adalah pemikir muda NU yang juga aktivis pluralisme di Indonesia. Dia juga aktif menulis dan mengkaji Islam dalam konteks nilai-nilai kemanusiaan. Buku yang sudah dihasilkan diantaranya ; Ustad, Saya Sudah Di Surga dan yang terbaru Muslim Feminis. Untuk mengetahui pemikirannya dapat diakses dalam di http://guntur.name/. Diskusi kali ini di moderatori oleh Abdul Moqsith Ghazali, seorang dosen UIN Jakarta dan juga salah satu aktivis JIL. Guntur menegakan sebelum diskusi soal homoseksual, sebaiknya membongkar dan mempelajari dulu seksualitas. Guntur memberikan kritikan pada pemikiran sebelumnya soal pendidikan keadilan gender. Kajian gender selama ini masih sangat berwarna heterosentris, karena “hanya’ membahas soal relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan saja. Sudah banyak kajian-kajian gender dalam Islam seperti yang ditulis oleh Nasarudin Umar, Fatima Mernisi dan Leila Ahmad. Tetapi lagi-lagi pembahasannya masih seputar pembahasan soal hubungan laki-laki dan perempuan. Wacana seksualitas yang lebih luas masih belum dikaji,seperti persoalan identitas gender dan orientasi seksual. Sehingga yang harus dilakukan menurut Guntur adalah ; Pertama; membongkar kembali wacana teks-teks alquran mengenai persoalan seksualitas yang didalamnya persoalan homoseksual Kedua; Mengkritik dan memberikan wacana baru soal konsep gender yang masih sangat heteronormativitas (kebenaran pada heteroseksual), Ketiga ; menghentikan semua kemunafikan berpikir tentang seksualitas oleh dalam memahami teks-teks Alquran. Karena sebenarnya Alquran sendiri sangat terbuka dalam wacana seksualitas, walau masih sangat pada pijakan heteroseksual. Guntur menegaskan bahwa selama ini pemahanan soal agama selalu berpusat pada Fiqih, tetapi nalar filsafat tidak berkembang. Sehingga cara pandang yang sangat kaku dalam melihat homoseksual. Sebenarnya kalau mau melihat teks-teks Alquran ada “cela” dalam persoalan homoseksual. Misalnya pada Q.S. Ali Imran 14, bahwa mencintai syahwat adalah perhiasan bagi manusia. Kemudian pada dikatakan bahwa orang mukmin (laki-laki) masuk surga selain ditemani bidadari (QS.Al Waqiah : 22, Al-Dukhan: 54) juga akan ditemani oleh perjaka-perjaka belia yang tidak pernah jadi tua seperti :“ Perjaka belia yang tidak pernah jadi tua” (QS. Al Waqiah : 17), “ Perjaka belia untuk mereka (laki-laki) yang bagaimakan mutiara tersimpan rapi (QS. Thur : 24), “ Pemuda-pemuda yang tetap muda usia, bila kau melihatnya kau kira mutiara bertaburan (QS. Al Dahr : 19). Ayat-ayat itu selain sangat bias heteroksesual tetapi pada sisi lain sangat bias tua. Artinya bahwa kenikmatan seksual hanya dapat dirasakan dengan pasangan anak muda. Kalau dalam konteks sekarang brondong (anak laki-laki muda). Ayat itu justru menjelaskan ada ruang hubungan seksualitas selain heteroseksual dan satu lagi sangat terbukanya wacana seksualitas dalam Islam. Berbeda dengan Guntur Romli, jutsru Iaones rahmat bicara lebih “radikal”. Dalam ini Ioanes justru menjelaskan bahwa teks-teks dalam alkitab yang bicara soal homoseksual tidak ada yang secara jelas mengutuk atau melarangan homoseksual. Terdapat 20 rujukan teks dalam perjanjian lama dan baru. Dari teks itu ada tujuh teks yang bicara secara jelas soal homoseksual. Dari pandangan kelompok konservatif (evangelikal) melarang dan mengutuk homoseksual. Tetapi pandangan itu ditolak oleh kelompok Kristen Liberal (Progresif) dan mengajukan tafsir yang berbeda dari ke-7 teks tersebut. Ketujuh teks itu adalah,Kejadian 19,Imamat 18:22,20:13, Roma 1:26-27,1 Korintus 6:9-10,1 Timotius 1:9-10,Yudas 1:7. Teks-teks itu tidak mengutuk homoseksual sebagai orientasi seksual tetapi jutsru yang dikutuk adalah tindakan atau prilaku pada masa itu yang diluar nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya gambaran sejarah pada saat itu, adanya orang yang melakukan pemaksaan hubungan sex kepada anak laki-laki atau melakukan sex anal dengan cara pemaksaan atas nama Tuhan. Tindakan-tindakan yang tidak menghargai anak dan adanya unsur pemaksaan inilah yang ditolak keras dalam teks-teks alkitab tersebut. Menurut Ioanes rahmat bahwa apapun orientasi seksualnya manusia (baik heteroseksual maupun heteroseksual) selagi dilakukan hubungan yang setara, adil, tanpa kekerasan dan penuh cinta kasih. Maka Tuhan akan hadir dalam hubungan kasih itu. Mampang, 29 Juli 2010 Sumber : http://www.ourvoice.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=145%3Ahomoseksual-dalam-wacana-teks&catid=41%3Aopini Salam Hartoyo Sekretaris Umum Ourvoice Telp : 021-92138925 http://ourvoice.or.id http://forum.ourvoice.or.id [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]