Saya bangga dengan banyak hal:
 
Saya bangga pada para penjual tahu goreng, ketoprak, bakso, bubur ayam, sate, 
yang tetap tekun jualan meski diterpa gunjang-ganjing ekonomi, susah dapat 
kredit usaha, dan mesti kucing-kucingan sama Satpol PP. Bangga sebab mereka 
tidak memutuskan beralih ke jalan gampang: jadi maling atau rampok.
 
Saya bangga pada para supir angkutan umum, yang mesti mulutnya kasar dan 
nyetirnya ugal-ugalan, tapi masih lebih suka cari makan halal dengan ngejar 
setoran daripada alih profesi jadi preman, yang tanpa usaha dapat duit mudah 
hanya dengan modal mata melotot dan mulut bau arak.
 
Saya bangga pada para dokter yang dengan rela dan ikhlas mau bekerja di 
tempat-tempat terpencil yang minim fasilitas, dan ketika PTT-nya selesai, 
mereka memutuskan untuk tinggal di sana alih-alih membanjiri Jakarta.
 
Saya bangga dengan para aktivis urban yang memutuskan "pulang ke desa" untuk 
bekerja mnghidupkan kembali tradisi permainan anak-anak rural yang nyaris mati 
tergilas kemajuan zaman: egrang, dakon, bekel, engkle, gundu, sebagaimana yang 
sudah mulai terjadi di Jember, Salatiga, dll.
 
Saya bangga pada polisi, tentara, PNS rendahan yang masih sanggup jujur dan 
bersikap hidup sederhana, meski godaan berseliweran di mana-mana untuk menjadi 
korup, main kuasa, dan kabur dari tugas, serta uang sakunya disunati oleh para 
atasannya yang serakah dan gila kuasa.
 
Saya bangga pada para perempuan penjual jamu gendong, penanam padi, pemetik 
daun teh, dan ya--juga pada para perempuan yang terpaksa harus menjual tubuh 
mereka demi menyambung hidup--sebab mereka tidak menyusahkan dan merugikan 
siapa-siapa, dan jika ada yang hancur akibat kerja mereka, itu adalah tubuh 
mereka sendiri yang setiap hari harus dipanggang di bawah cuaca ganas atau 
diinjak-injak para buaya darat.
 
Saya bangga pada para aktivis bernyali tebal, yang berani bersuara berbeda, 
berjalan menentang arus, melawan kelaliman-, ketidakadilan, penindasan, yang 
kian hari kian menjadi 'normal' dan tak lagi dipandang penting oleh banyak 
orang. Dan mereka ini bahkan siap kehilangan nyawanya sekalipun (tribute untuk 
Munir dan Marsinah).
 
Dan, dengan bantuan Tuhan, saya ingin sekali menjadi seperti mereka, mewarisi 
keluhuran mereka, keteguhan mereka, dan keberanian mereka.
 
manneke

--- On Mon, 8/16/10, Yuliati Soebeno <yuliati_s...@yahoo.com> wrote:


From: Yuliati Soebeno <yuliati_s...@yahoo.com>
Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Apa yg kita banggakan dari Republik 
Indonesia...
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Monday, August 16, 2010, 9:42 AM


 



Mas Totot,
 
Pertanyaan-nya juga menggelitik nih? Kalau menurut saya sebagai warga negara 
Indonesia, kebanggaan akan bangsa dan tanah air ini terutama adalah 
KEBUDAYAAN-nya yang kaya raya, akan keaneka ragaman dari seluruh daerah-daerah 
di Indonesia. Juga hasil KESENIAN yang sangat tinggi nilainya, dari beragam 
tekstil seperti batik dan tenun diseantero nusantara, sampai kekerajinan tangan 
lainnya yang tidak didapatkan dinegara lain dan juga kekayaan alamnya, flora 
dan fauna yang hanya ada di Indonesia.
Namun yang paling saya banggakan adalah para PEMIMPIN seperti Sukarno dan 
Hatta, yang dengan segala serba kekurangannya pada mula-mula kemerdekaan 
Indonesia, tetapi bisa mengankat derajad bangsa dan negara Indonesia menjadi 
negara yang dikagumi dan disegani didunia.
 
Semoga ini bisa menjawab pertanyaan anda, walaupun kurang mendetail.
 
MERDEKA! Selamat berhari jadi bangsa dan tanah air Indoensia yang ke 65 tahun.
 
Yuli

Kirim email ke