Ibu Yuli, Benar sekali bahwa sangatlah susah untuk bisa menemukan kebenaran di IPDN/STPDN. Ibu menggambarkanya dengan sangat tepat " ....... Baru menjadi seorang praja/siswa, didepan wapresnya saja bisa berbohong, apalagi sudah menjadi penjabat kepada bawahan dan rakyatnya ......." MasyaAlloh, saya sungguh tidak habis pikir, kenapa pola pikir siswa yang katanya mencapai sekitar 4500 plus pembina dan staff pengajarnya minus beberapa orang (seperti pak Inu kencana dan teman2nya), kok bisa begitu seragam untuk berbohong, indoktrinasi macam apakah yang telah berlaku di IPDN/STPDN ini ?!
Saya kok jadi bercuriga, jangan2 IPDN/STPDN ini dulunya memang dibuat untuk suatu tujuan politis ya ?! Begini logikanya, dikala menjadi siswa mereka di-indoktrinasi sedemikan rupa sehingga secara psikology menjadi robot yang hanya menurut pada atasanya, sehingga sewaktu mereka lulus dan menjabat, mereka tetaplah secara psikologis adalah robot yang tetap saja menurut kepada atasanya, dan ini berlaku untuk semua aparat, kalau ada yang tidak mengikuti sistem yang digariskan, mereka harus dipaksa mengikuti sistem, kalau ada yang membangkang, dihajar secara fisik dan psikis. Pokoknya semua harus satu komando. Sehingga ketika saatnya pemilu, pucuk komando teratas bilang "pilih A", maka seluruh aparat dari kota-pantai-desa terpencil, plus keluarganya, harus pilih A. Apa memang ini tujuan dibentuknya IPDN/STPDN dulu ya ..... Salam ----- Original Message ----- From: Yuliati Soebeno To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 12, 2007 2:24 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: IPDN : Terharu dgn 7 Gubernur-Pak Dwiyatno Dear Pak Dwiyatno, Saya juga melihat acara yang dibawakan Rosiana tersebut tadi malam di SCTV. Saya juga sependapat dengan anda bahwa sebenarnya IPDN/STPDN itu adalah sebuah institut yang sangat BOROKAN dan sudah "acute" banget borok nya. Yang saya kurang paham mengapa jika Bapak Ryas Rasyid mempunyai sedikit pengetahuan betapa BOBROK nya IPDN tersebut, kok tidak pernah menyinggung sedikitpun, misalnya bisa menulis lewat koran ataupun tulisan tersamar, bukan? Pantas Indonesia ini system pemerintahan nya dan Hukum nya sangat BOBROK. Soalnya orang-orang yang menjabat dalam pemerintahan dipusat maupun didaerah mendapatkan pendidikan yang sangat merendahkan MARTABAT anak bangsa di IPDN. Dan para ahli hukum nya diteror untuk menuruti kemauan pemegang pemerintahan tersebut. Jika tidak menurut... dibunuh. Jika setiap hari dididik dengan cara-cara yang tidak bermoral dan tidak bermartabat, maka gambaran pemerintahan Indonesia yang ada sekarang ini, ya karena dihasilkan dari institusi yang amat tidak bermartabat dan bermoral tersebut. Setiap hari sudah didera untuk BERBOHONG; MENGELABUI; dan bertindak BEJAT - dengan PEMBUNUHAN berselubung (menyuntikan formalin kebadan jenazah, agar tidak terlihat bahwa tubuh tersebut sudah habis dipukuli disekujur badan nya, ber ramai-ramai). Dan jika didepan WAPRES Yusuf Kalla (dan disorot camera) saja berani berbohong, apalagi dengan rakyat kecil yang tidak punya wewenang dalam pemerintahan, dan tidak terlihat kasat mata. Jadi apa gunanya Indonesia ini mempunyai PRESIDEN dan WAKIL PRESIDEN, jika para bawahan nya yang akan menjalankan tugas-tugas pemerintahan, selalu berbohong dalam menjalankan tugas-tugas yang datangnya dari Presiden dan Wakil Presiden?! Pendidikan mereka setiap hari harus berbohong, KORUPSI itu juga BERBOHONG, bukan? Jadi latihan kebohongan itu sudah diterapkan selama bertahun-tahun dalam pendidikan para Praja tersebut. Makanya INDONESIA ini adalah NEGARA NOMER SATU DIDUNIA DALAM HAL KORUPSI, sekarang saya tahu darimana sumber keahlian untuk menjalankan korupsi itu didapatkan! Dan lucunya, para PREMAN yang berani nya hanya ber ramai-ramai menghajar satu orang tersebut, pada menutupi wajahnya dari "camera" sewaktu dibawa kekantor polisi. Kok punya rasa MALU ya?! Masya Allah...mau menjadi negara yang bagaimana Indonesia ini? Salam prihatin, Yuli