DI milis ini Banyak orang bilang dalam agama laki-laki itu pemimpin,
jadi wanita harus nurut.

Tapi kenapa giliran suami yang korupsi notabene dia yang memimpin dan
terus istrinya yang disalahkan?

Tuh kan, jelas banget ada cara berpikir yang misoginis (membenci
perempuan), bahwa setiap kejahatan maka yang menanggung haruslah
perempuan. Aduh, ini sudah abad berapa ya?

Lebih kritis deh.

Mariana

Wednesday, April 11, 2007, 10:37:33 PM, you wrote:

> Pengamatan saya, tidak semua orang paham mana yang korupsi mana yang 
> tidak. 

> Mungkin kalau suaminya terima sogokan (untuk membelokkan aturan, 
> umpamanya) terus didukung isterinya, ya kebangetan kalau lantas 
> isterinya yang disalahkan. Wong sudah jelas begitu masih nanya. 

> Tapi kan ada juga korupsi yang abu-abu. Apakah menerima uang terima 
> kasih yang tidak pernah dijanjikan sebelumnya, diberikan setelah 
> transaksi selesai, dan transaksinya sendiri berjalan sesuai aturan 
> termasuk korupsi? Mungkin buat sebagian besar kita hal ini jelas 
> sekali, sejelas hitam dan putih. Tapi percaya saya, ketika saya beri 
> contoh soal tersebut ke beberapa orang yang saya kenal kuat moralnya, 
> mereka jatuh ragu menilai apakah itu korupsi atau tidak.

> Seorang suami dalam keragu-raguan begitu kemungkinan besar akan minta 
> pertimbangan isterinya; dan kalau isterinya cenderung ke "the dark 
> side", maka sama-sama masuk juranglah mereka, dan BEGITU JUGA 
> SEBALIKNYA (kalau peranannya dibalik).

> Jadi sebelum saya dituduh mendukung perempuan sebagai calon penghuni 
> neraka, pendapat saya adalah: dalam hal korupsi saya percaya pasangan 
> kita (ya suami, ya isteri) memegang peranan besar dalam mendorong 
> atau menarik kita dari kejahatan.

> Andi


> 

Kirim email ke