http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0704/13/Politikhukum/3447673.htm
========================

Jakarta, Kompas - Masyarakat di dunia Islam dan Barat perlu 
mengembangkan dialog untuk saling memahami masing- masing budaya dan 
peradabannya. Hanya dengan saling memahami, benturan budaya antardua 
kelompok akibat perkembangan globalisasi dapat ditekan. 

Demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa 
(PKB) KH Abdurrahman Wahid saat menerima anggota parlemen negara-
negara Eropa dan Asia di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKB di Jakarta, 
Kamis (12/4). 

Menurut Abdurrahman, saat ini muncul kecenderungan untuk 
menginstitusionalkan Islam daripada mengembangkan budaya. Kondisi 
tersebut membuat dunia Islam dan Barat saling dipertentangkan. Masing-
masing pihak menganggap pihak lainnya sebagai lawan. 

Anggota parlemen negara-negara Eropa dan Asia yang berkunjung ke PKB 
tergabung dalam Alliance of Liberals and Democrats for Europe (ALDE) 
dan Council of Asian Liberals and Democrats (CALD). Kunjungan 
dipimpin langsung Pimpinan ALDE, Graham Watson. 

Perlu saling memahami 

Menurut Abdurrahman, globalisasi turut memengaruhi berkembangnya 
institusionalisasi Islam. Pengaruh budaya global yang identik dengan 
budaya Barat membuat sebagian kelompok Islam melihat hal itu sebagai 
ancaman bagi dunia Islam. 

Karena itu, fundamentalisme dan radikalisme akan selalu muncul dalam 
segala bentuk. Kekerasan yang dilakukan merupakan upaya untuk 
menunjukkan eksistensi mereka di tengah serbuan budaya Barat. 

Meskipun demikian, banyak kelompok Islam moderat yang tidak setuju 
dengan cara-cara kekerasan yang digunakan kelompok Islam radikal. 
Jumlah kelompok yang menolak kekerasan tersebut lebih besar 
dibandingkan dengan mereka yang setuju. Namun, selama ini kelompok 
besar tersebut memilih diam sembari menyesuaikan dengan perkembangan 
yang ada. 

"Perlu saling memahami antara kelompok yang saling berbeda (Islam dan 
Barat) agar terjadi kesesuaian," kata Abdurrahman. (MZW) 


Kirim email ke