Kalau saya berpendapat, lebih ke arah obyek penderita dan penyerta.

Orang itu melempari kucing dengan batu.

Orang itu melemparkan batu kepada kucing.

yang pertama adalah obyek penyerta (tempat) sedangkan yang kedua
adalah obyek penderita (yg terkena perbuatan melempar). Ini bukan
contoh yg baik (karena kucing bisa dianggap "menderita" akibat
lemparan batu).

Salam,
N/A

- - - -
Menemui Mayat
Posted by: "Agus Hamonangan" [EMAIL PROTECTED]   agushamonangan
Thu May 3, 2007 8:56 pm (PST)

Oleh Alfons Taryadi
Pengamat Bahasa Indonesia
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/04/utama/3500482.htm
===========================

Tulisan ini dipicu oleh catatan saya tentang seorang asing yang
berusaha memakai bahasa Indonesia dengan betul dan baik.

Pada tahun 1977, saya mengikuti ceramah tentang struktur sosial di
Luwu Selatan yang berlangsung di LEKNAS-LIPI, Jakarta. Pembicara
seorang antropolog bernama Shelly Errington. Sehabis ceramah ia minta
maaf atas bahasa Indonesianya yang jelek. Taufik Abdullah yang waktu
itu direktur LEKNAS mengatakan bahwa penceramah berbahasa Indonesia
dengan baik, bahkan lebih baik daripada kebanyakan ahli ilmu sosial
dari kalangan bangsa Indonesia sendiri.

Pada ceramahnya Errington beberapa kali terpeleset memakai akhiran
-kan atau akhiran -i. Yang menarik, saban salah, ia melakukan koreksi.
Itulah yang mengesankan.

Dengan ingatan akan peristiwa itu, saya mengajak Anda memerhatikan dua
kalimat dari berita sebuah koran tahun lalu. (1) Dari kamar hotel
tersebut polisi menemukan sejumlah obat pereda rasa sakit milik
almarhum. (2) Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Sutrisno Bachir,
menemui mantan Presiden Indonesia BJ Habibie di kediamannya.

Dapatkah kata menemukan dalam kalimat (1) dan menemui dalam kalimat
(2) saling dipertukarkan tanpa mengubah makna kalimat masing-masing?
Jelas tidak. Seperti dikatakan oleh JS Badudu dalam Inilah Bahasa
Indonesia yang Benar (1995, hlm 120), bentuk menemui diikuti oleh
orang (dengan siapa kita bertemu), sedangkan bentuk menemukan diikuti
oleh benda, bukan orang.

Bagaimana dengan kalimat yang saya petik dari sebuah koran juga?
"Polisi Filipina akhirnya menemukan dan menahan mantan senator
Gregorio 'Gringo' Honasan." Honasan itu orang. Mengapa menemukan,
bukan menemui Honasan? Merujuk kepada Badudu, kita menjawab bahwa
meski penjahat itu orang, ia hanya dianggap benda.

Saya melihat masih ada kemungkinan bahwa penjahat pun bisa menjadi
obyek kata menemui. "Rohaniman A menemui perampok B di Lembaga
Pemasyarakatan C." Maknanya: rohaniman A sudah tahu akan ke mana untuk
bertemu dengan perampok B, dan ia ke sana bukan untuk menangkapnya.

Saya juga terpikir bahwa bentuk menemukan masih juga bisa diikuti oleh
orang, meski bukan penjahat. "Akhirnya mereka menemukan Sipin, yang
hilang kemarin, sedang nangkring di cabang kamboja di Pemakaman
Sepruk." Alasan penggunaan bentuk menemukan: ia menunjukkan hasil
pencarian yang makan waktu dan tak mudah. Di situ menemukan tak dapat
digantikan dengan menemui sebab orang-orang yang mencari Sipin tak
tahu sebelumnya bahwa ia ada di Pemakaman Sepruk. Kata menemui
mengindikasikan bahwa orang yang ditemui sudah diketahui berada di
mana, seperti misalnya seorang gadis yang minta sang pacar menemuinya
di Kafe O.

Seperti halnya orang yang hilang, orang mati juga termasuk harus
dikecualikan dari pedoman bahwa bentuk menemui diikuti oleh orang,
bukan benda.

Setelah pembahasan sejauh ini, tentunya kita akan terkejut bahwa Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi III halaman 1170 menyodori kita contoh
kalimat berbunyi: polisi menemui mayat itu di semak dekat kebun.

Kita tunggu saja apakah contoh itu masih akan muncul dalam KBBI Edisi IV.

Kirim email ke