Hahaha benar banget Pak Haniwar. :) Hukum dasar pasar adalah ketika permintaan melonjak, harga naik. Kalau sembako naik, harga2 lain naik di bulan puasa, memang karena permintaannya melonjak tinggi di musim tersebut.
Bulan Ramadhan, kok malah lebih sulit mengerem belanja. Ngabuburit, dihabiskan dengan belanja. Dapet THR, dihabiskan dengan belanja. Dapet hibah dari teman/tetangga/ortu/bos, dihabiskan dengan belanja. Ikut kuis Ramadhan di TV, dihabiskan dengan belanja SMS. Menjelang lebaran, dihabiskan dengan belanja, mumpung rejeki lagi berlebih. Benar2 bulan penuh belanja...eh barokah. p --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Krn waktu lebaran semuanya sekaligus pesta... , kenaikan konsumsi bulan > puas hanya ug khusus berhubungan misal sirup, tapi waktu lebaran , 200 > juta muslim "pesta sekaligus " bayangkan lonjakan permintaan , jangan lupa > THR menambah juga daya beli, belum lg perusahaan yg beri duit pada > pejabat, , semuanya di belanjakan di masa menjelang lebaran dan pasca nya. > > lalu komentar ttg nggak perlu siapkan korma, rupanya kurang menghayati > artikel, justru korma dan kolahk bisa dan baik di konsumsi krn bukan > karbohidrat sederhana.. > > Salam > > Haniwar > > At 04:17 PM 9/18/2007, you wrote: > > Ada rekan-rekan yang bisa menjelaskan kenapa saat Bulan Puasa harga bahan > makanan di Indonesia selalu naik, padahal logikanya di bulan puasa > penduduk mayoritas Indonesia sedang berpuasa alias tidak makan atau paling > tidak sedang mengurangi porsi dan waktu makan dibandingkan dengan > bulan-bulan biasanya?