Brilian sekali ide DPR untuk mengumumkan polisi nakal. Bagaimana dengan anggota 
DPR yang nakal akankah diumumkan juga. Sebab menurut survey Indonesia 
Corruption DPR justeru di ranking kedua dalam hal suap-menyuap (korupsi).
  Salam
  Sonar S

Adhi Ardian Kustiadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Yah semoga dengan begitu tidak ada lagi polisi ”yang” (baca;
terang-terangan) bandel dan jadi pemeras. Karena sekali lagi, polisi itu
memang dibenci tapi juga dirindu (Cuma kalo lagi kecopetan atau
kehilangan mobil :-)) .

Puncak kebencian masyarakat terhadap polisi sepertinya memang sudah
diubun-ubun, apalagi terhadap polantas. Mungkin cerita saya dibawah ini
bisa menjadi satu contoh:

Suatu sore, saya kebetulan sedang melintas di jalan HR. Rasuna Said
dengan bus Kopaja 620 jurusan Manggarai - blok M. Jalur lambat dan jalur
cepat padat dipenuhi kendaraan. Mendadak ditengah kemacetan itu, saya
mendengar keramaian. Ada yang berteriak, ada juga yang tepuk tangan, ada
juga yang bersorak. Saya penasaran. Sambil mengeluarkan kepala dari
jendela, rupanya saya melihat seorang anggota polantas tengah tergeletak
di putaran jalan tak jauh dari kedutaan Australia. Posisi kakinya
terjepit sepeda motor besar yang ditumpanginya (biasanya para pengendara
menyebutnya dengan Polisi BM- yang terkenal paling ”sadis” bila nangkap
pengendara). Rupanya, dia tergelincir saya akan menikung di putaran itu.
Yang saya aneh, kok ada polisi terjatuh malah banyak yang tepuk tangan
dan bersorak-sorai. Bahkan, tidak sedikit yang menyumpahi polisi itu
dengan kata-kata ”Mampus loe”, ”Rasain loe”. Uniknya lagi, tidak
terlihat ada pengendara yang segera menolong atau membantunya berdiri,
meski tangan si polisi itu menggapai-gapai tanda butuh pertolongan. Tak
sedikit yang melihat ke arah polisi itu sambil tersenyum sinis. Sampai
akhirnya, ada satu pedagang teh botol yang mangkal diseberang jalan yang
membantu menganggakat motornya.

Sampai sebesar itukan kebencian masyarakat (terutama pengendara)
terhadap polisi?


Salam
Adhi
-

Kirim email ke