http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/20/utama/3857473.htm
====================

Jakarta, Kompas - Sejumlah anggota Parlemen Uni Eropa bertekad
mengangkat kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir dalam
persidangan mereka. Bahkan, mereka juga berencana membentuk tim khusus
untuk memonitor pengungkapan kasus tersebut.

"Perhatian itu diberikan karena pengungkapan kasus Munir dinilai amat
berarti dalam proses demokratisasi di Indonesia," kata Sekretaris
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir Usman Hamid, Rabu (19/9).

Pada 11 dan 12 September, Usman bersama Suciwati (istri almarhum
Munir) dan Asmara Nababan (mantan Sekretaris Jenderal Komnas HAM)
berada di Belgia bertemu dengan anggota Parlemen Uni Eropa, seperti
Ana Maria Gomes dan Glyn Ford.

Dalam pertemuan itu, tutur Usman, awalnya diberitahukan bahwa
pengungkapan kasus Munir menunjukkan sejumlah titik terang. Namun,
dukungan seperti yang pernah diberikan Ketua Komisi Eropa Jose Manuel
Barroso dengan menanyakan kasus ini kepada Presiden Yudhoyono saat KTT
ASEM di Finlandia, September 2006, terus diharapkan. Tanpa dukungan
seperti itu, dikhawatirkan pengungkapan kasus ini akan kembali gelap.

Internasionalisasi kasus Munir, seperti meminta dukungan Parlemen Uni
Eropa, bukan yang pertama kali. Suciwati pada Februari lalu ke
Australia dan bulan Mei ke Kanada untuk kepentingan yang sama.
Suciwati juga pergi ke Amerika Serikat pada Oktober 2006.

Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim melihat internasionalisasi kasus
pembunuhan Munir selama ini cukup efektif dalam mendesak Pemerintah
Indonesia untuk mengungkap kasus itu. "Adanya tim baru yang dibentuk
polisi dan peninjauan kembali yang diajukan kejaksaan terhadap mantan
pilot Garuda Pollycarpus Budihari Priyanto antara lain karena ada
internasionalisasi kasus ini," kata Ifdhal. (NWO) 

Kirim email ke