Gitu dong.......!
  Kalo di dunia Kang Ouw, ada perguruan silat aliran putih dan ada perguruan 
silat aliran hitam. Di dunia sastra saya kurang ngerti. Namun, dari jurus demi 
jurus yang sudah dikeluarkan dalam "debat" di milis ini, rada-rada kelihatan 
tuh!

  Selamat menjalankan ibadah Puasa dan ibadah Sosial!

  Mantab abis......
  Wedekabe





Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Dari: "gm" <[EMAIL PROTECTED]>
CC    : [EMAIL PROTECTED]


Surat Dari Komunitas Utan Kayu

  Kami, di Komunitas Utan Kayu, tahu bahwa Saut Situmorang dan sejumlah 
pendukungnya tak henti-hentinya menyerang kami di internet. Maaf, kami tidak 
bisa mambalas, bahkan belum bertanya, apa alasan kebencian itu. Kami sedang 
sibuk.

  Kami baru selesai menyelenggarakan Festival Sastra Internasional di Jakarta 
dan di Magelang, di bawah Borobudur, dengan sebuah tim yang diketuai Sitok 
Srengenge. Sementara itu, salah satu tim kami yang lain – yang tergabung dalam 
Kantor Berita Radio (KBR) 68H yang dipimpin Santoso -- sedang mempersiapkan 
membangun radio komunitas untuk pengungsi korban lumpur Lapindo di Sidoarjo.

  Ini prioritas kami. Menurut para korban, masyarakat tidak mendapatkan 
informasi yang benar tentang nasib pengungsi akibat lumpur Lapindo. Para 
pengungsi ingin mengutarakan sendiri kondisi yang mereka alami sebenarnya.

  Target kami akhir bulan September ini radio itu dapat beroperasi. Radio 
komunitas itu akan dibangun di pusat pengungsian di Pasar Baru Porong. Di 
kawasan tersebut terdapat pengungsi sebanyak 2.305 orang.

  Jika kami mengerjakan itu, itu karena kami pernah mengerjakannya. KUK telah 
membangun beberapa radio komunitas untuk situasi darurat akibat bencana alam 
atau karena keadaan darurat lainnya yang menyebabkan penduduk di sebuah kawasan 
membutuhkan informasi dengan cepat. Ketika gempa bumi menghantam Yogyakarta, 
tim KBR 68H dari KUK membangun delapan stasiun radio komunitas, demikian juga 
ketika bencana alam menimpa kawasan-kawasan lain di Pangandaran dua stasiun 
radio, Pulau Seribu satu stasiun radio, dan di Bengkulu saat ini telah dibangun 
satu stasiun radio komunitas.

  Satu tim lain, dipimpin Ayu Utami, sedang bekerja bersama warga sekitar KUK 
untuk menghijaukan lingkungan -- meniru semangat dan cara para warga kampung 
kelas bawah di daerah Palmerah, Jakarta. Beberapa waktu sebelumnya tim kami, di 
dalamnya ada Goenawan Mohamad, mempelajari metode penghijauan oleh rakyat idi 
wilayah itu.

  Dalam bulan Ramadhan ini, dengan dituan-rumahi a.l. Mohammad Guntur Romly, 
setiap Selasa malam  kami mengadakan peng-kaji-an pemikiran Al Ghazali, filosof 
Islam abad  ke-11. Sebelumnya telaah Ibn  Arabi dan sebelumnya lagi Ibn Rushd.

  Dengan mengumumkan itu semua – rinciannya akan kami kirimkan di pelbagai 
mailing list --  kami ingin menyatakan: di bulan suci ini, kami tidak ingin 
bertengkar. Kami ingin bekerja baik-baik, dengan kemampuan kami yang terbatas. 
Mohon maaf kalau kami tidak melayani serangan.

  Goenawan Mohamad dan kawan-kawan.

Kirim email ke