dalam penerbitan media, para pengelolanya cenderung pakai kata 'wanita', ya: 
majalah wanita femina, majalah wanita dewi, tabloid wanita nova [lengkap dengan 
slogannya: 'siapa bilang wanita tak butuh berita'], dan seterusnya.
  juga ada rubrik wanita-wanita dalam tayangan televisi.
  naga-naganya, ideologi itu sudah benar-benar menghegemoni...
   
  salam,
  veven
   
   
   
   
   
  

Wielsma Baramuli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Ikutan komentar ya!
Ini bukan sekedar masalah terminologi, tetapi lebih pada masalah ideologi. Kata 
perempuan (saya lebih senang memakai kata ini) dalam wacana gerakan feminis 
Indonesia, lebih merupakan bentuk ungkapan penolakan terhadap stereotype yang 
terlanjur melekat pada kata wanita. 

Ideologisasi kata wanita terlihat dalam konsep dharma wanita misalnya. Untuk 
membongkar upaya pencitraan yang ideologis seperti itu, maka perlu menggunakan 
kata perempuan sebagai wacana tandingan. 

Salam,
Wedekabe


Kirim email ke