Kalau sudah begini, kita patut curiga pada departemen terkait. Jangan-jangan mereka terima "uang royalti" dari pemerintah Malaysia, tetapi masuk ke kantong para pejabatnya. Sehingga pernyataan mereka muter-muter tak karuan. Rekan-rekan wartawan bisa melakukan penelisikan lebih mendalam, jangan cuma pernyataan dari pejabat saja. Setahuku, istri Menteri Pariwisata Malaysia adalah mantan artis panas Indonesia...namanya lupa (Enni Beatrice?). Paling tidak, dia menyuntikkan ide-ide kepada sang suami, dan pasti dia tahu soal lagu itu. Untuk Menbudpar Jero Watjik, kenapa musti meminta para seniman Maluku untuk melacak asal-usul lagu Rasa Sayange tersebut? Semisal ada kaset rekaman atau pelat hitam yang ada lagu itu, walau mungkin pengarang lagunya anonim, rasanya itu sudah bisa dijadikan bukti valid. Paling tidak lagu tersebut sudah diputar di Indonesia sejak dulu dengan penyanyi dan iringan musisi Indonesia. Juga istilah "Sayange" adalah khas Maluku, bukan Bahasa Indonesia, apalagi Bahasa Malaysia.
======================================================== http://www.kompas.co.id/ver1/Nasional/0710/03/202003.htm JAKARTA, KOMPAS - Seniman dan budayawan Indonesia tidak bisa begitu saja memprotes lagu Rasa Sayange yang dijadikan jingle kampanye pariwisata Malaysia jika belum benar-benar memliki bukti yang kuat bahwa lagu tersebut benar-benar karya bangsa Indonesia. Sebab, lagu yang tidak diketahui siapa penciptanya atau no name itu, juga sudah diklaim Malaysia sebagai lagu rakyat mereka yang sudah ada sejak lama. Jika Indonesia ingin membuktikan lagu tersebut sepenuhnya karya seniman dan budayawan Indonesia, maka Indonesia harus memiliki bukti yang kuat terkait karya cipta lagu tersebut. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Watjik saat ditanya sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (3/10), salah satu direktorat jenderal di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sudah menugaskan para seniman dan budayawan Maluku untuk mencari dan mengumpulkan seluruh bukti terkait karya lagu rakyat tersebut. "Kita harus membuktikan bahwa itu karya kita. Karena lagu Rasa Sayange itu no-name. Kita harus cari bukti dulu, karena mereka juga menganggap lagu itu lagu rakyat mereka sejak lama. Jadi, protes kita tidak akan kuat. Apa alasannya jika kita belum punya data. Kalau kita sudah punya data, barulah kita protes," ujar Jero. Jero menegaskan akan memimpin paling depan untuk menggugat Malaysia jika benar-benar lagu tersebut terbukti karya seniman dan budayawan Indonesia. "Saat ini Ditjen saya masih berkomunikasi dengan seniman di Maluku untuk mengumpulkan bukti jika memang ada yang bisa membuktikan lagu itu memang ciptaan kita. Kalau ada, mari kita lakukan gugatan," tambahnya. Menurut Jero, Indonesia sebenarnya kaya dengan karya budaya. "Bukan hanya ribuan, akan tetapi ratusan ribu karya budaya kita yang hingga kini belum terdaftar dan bahkan ada yang tidak mau didaftarkan oleh pemiliknya. Nanti, jika sudah dipakai oleh orang lain atau negara lain, barulah kita ribut kita. Saya sudah berkali-kali meminta, dan, kini, sekali lagi saya minta kepada seniman untuk mendaftarkan hak cipta mereka," jelas Jero Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Antara, Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan lagu Rasa Sayange yang dijadikan jingle kampanye pariwisata Malaysia akan terus digunakan negaranya. Adapun Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia, Rais Yatim meminta Indonesia membuktikan lagu itu sebagai miliknya. (HAR) Copyright 2006 Kompas Group