Saya termasuk orang yang tidak percaya kalau koran kompas dibagikan 
sudah untung. Statemen itu hanya membuat kesan kompas sebagi koran 
terbesar saja. Ya, semacam sebuah kesan yang tanpa cela.

Saya pernah punya pengalaman setahun menjadi Sales Kompas di Jogja 
(mencari pelanggan). Waktu itu saya pernah usul agar para sales bisa 
dapat koran itu secara gratis/atau bayar separohnya. Tapi usul itu 
tidak dikabulkan. 

Dalam mempekerjakan sebagian karyawannya Kompas masih memakai jasa 
outsourching. hal mana sistem itu yang sedang diperjuangkan buruh 
untuk dihapus. Bahkan seorang teman wartawan kompas belum lama ini 
dipecat karena memperjuangkan agar serikat karyawan mendapat saham 
perusahaan.

Ndak usah bagi gratis secara umum, kalau mau bagikan ke sekolah-
sekolah agar jadi bacaaan siswa dan jadi koran dinding atau koleksi 
perpustakaan.

Namun demikian belum mantap rasanya kalau sehari saja tidak baca 
kompas. Kalau soal kekurangan kompas yang belum sesuai motonya, itu 
soal lain. Mungkin baginya bisnis adalah bisnis, sosial ya sosial.

Trims
www.fajarwidodo.blogspot.com



Kirim email ke