Soalnya bangsa Indonesia ini seneng banget "munduk-munduk" kalau dengan orang 
asing. Supaya uangnya masuk, walaupun harga dirinya terjual habis.
Kecolongan lagi sekarang, kan?
Departemen kebudayaan Indonesia emang kurang tegas, dan selalu di-kadal-in mulu 
oleh orang asing. Soalnya selalu memikir bahwa orang asing bisa 
dipercaya.......padahal.....selalu mencuri harta kekayaan suatu bangsa.
Harta kekayaan kebudayaan bangsa yang sangat tinggi nilainya, tidak pernah 
dijunjung tinggi. Malahan 'dilacurkan" saja secara murah.
�
Gak usah memikirkan kebudayaan, dan nilai�kekayaan peninggalan kuno. Semuanya 
sibuk memikirkan untuk menjadi Presiden 2009. Maka mudah dicolong harta 
kekayaan bangsa yang luhur.
�
Yuli (yang cinta akan kebudayaan leluhur Indonesia)

--- On Mon, 8/4/08, Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Data Prambanan Dibajak Jepang?
To: "Forum Kompas" <forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com>
Date: Monday, August 4, 2008, 9:51 AM


---------- Forwarded message ----------

From: jenni wang <[EMAIL PROTECTED] com>
Date: 2008/8/2
Subject: [indonesiamasadepan ] prambanan
To: indonesiamasadepan@ yahoogroups. com

Kalo
rekan sekalian belum pernah mendengar tentang kabar ini, mungkin saat
ini kita harus mulai bertindak setidaknya berpikir keras.

Minggu kemarin ketika bertemu dengan dosen UGM saya, kita sempat
diskusi tentang masalah prambanan. Seperti kita ketahui prambanan rusak
berat akibat gempa jogja tahun 2006 kemarin. Pihak Jepang menawarkan
bantuan untuk memperbaiki kerusakan yang ada.

Tapi kenyataannya, saat ini ketika diterbitkan buku mengenai pemugaran
prambanan, nama pihak Indonesia tidak ada sama sekali tercantum.

Bahkan
sumber yang nyata2 dari pusat arkeologi Indonesia tidak dicantumkan
sama sekali. Terlihat benar bahwa tidak memenuhi aturan penulisan
ilmiah yang benar isi buku tersebut. Saya saja kesel melihatnya apalagi
dosen saya yang sudah guru besar, sampai2 beliau mengatakan: Anda saja
yang mahasiswa sudah bisa melihat kekurangan buku ini, apalagi saya.
Kesimpulan
kami: terjadi penjualan data dari pihak Indonesia sendiri; pihak Jepang
dengan terang2an telah "mencuri" prambanan kita.

Jika hal ini
tidak kita cegah, sebentar lagi buat teman2 yang mau belajar tentang
batu candi harus pergi ke Jepang, itulah konklusi yang kita sepakati.

Sebagai bangsa Indonesia, apakah yang bisa kita lakukan?
Saya akan meng update berita selanjutnya begitu ada kabar baru dari dosen saya.

Salam dari Indonesia,
Jenni

[Non-text portions of this message have been removed]


Kirim email ke