Pola pikir yang malah lebih buruk dari KPU sendiri. Masalah kualitas dan
kompetensi serta integritas KPU yang dinilai lemah tidak harus diselesaikan
dengan membangun KPU yang darurat dan mengundang masalah. Cukup ganti
orangnya dengan melakukan seleksi yang lebih baik.
Dalam seleksi yang kemarin pemilihanya seperti menyeleksi karyawan bukan
seleksi komisi itu masalahnya


-- 
Kaka Suminta
Journalist
http://www.harianterbit.com
http://www.kippindonesia.org
http://www.Jurnalis-indonesia.com
http://www.proyek-jabar.com
http://www.purwasuka.com
email: [EMAIL PROTECTED]

Head Office :
Gedung Manggala Wanabakti
LT 2 No 212 Jakarta

Branch Offece :
Jl Veteran Komplek Usman Purwakarta
Phone :0264 932 45 32

Jl. Kartini Gg. Kutilang No 2 Soklat Subang.
Phone/fax 0260 420 707
HP:0852 222 771 22




Pada 7 September 2008 05:44, Bambang Sulistomo <
[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   om alois wisnuhardana, ada pengalaman yang tak pernah saya lupakan
> sebagai
> mantan anggota kpu untuk pemilu 1999. waktu itu kita partai-partai peserta
> pemilu jadi anggota kpu semua.
> ada aturan dalam undang-undang pemilu yang sat itu berlaku, bahwa untuk
> membuat peraturan pemerintah (pp) tentang uu tersebut harus melalui kpu.
> apa yang terjadi, waktu itu ? pemerintah diam-diam membuat pp hanya
> mengajak wakil mereka di kpu , termasuk om buyung nasution, andi
> malarangeng, oka mahendra (ada 5 wakil pemerintah yang punya suara setara
> 50%, dibandingkan dengan 48 partai !), nah waktu itu yang diundang dalam
> rapat "model pemerintah " itu ya om jacob tobing sebagai "wakil partai
> pdip". wah, kita-kita yang masih idealis waktu itu (apalagi ada mas bintang
> pamungkas, hendri kwok , edwin sukowati) ngamuk-ngamuk di rapat paripurna
> kpu. om buyung nasution (termasuk om jacob tobing, yang selama jaman orde
> baru memang punya pengalaman dan keahlian sebagai wakil golkar di kpu ) ,
> sebagai wakil pemerintah kita cecar dengan berbagai pertanyaan2., tentu
> enggak bisa di-jawab kenapa mereka sengaja melanggar uu pemilu. ya,
> itulah cara-cara gaya orde baru yang selalu mencoba "menelikung" hak-hak
> kedaulatannya rakyat. salam bambangsulistomo.



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke