Very very good points, Pak Sulaeman. Saya selalu menikmati baca tuangan pikiran 
Anda yang senantiasa jernih dan lurus. Tolong jangan pernah berhenti 
berkontribusi ke milis FPK. Kami perlu lebih banyak member seperti Anda.
�
manneke

--- On Sun, 10/26/08, Sulaeman_H. <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Sulaeman_H. <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: San Francisco Akan Bebaskan PSK 
Berkeliaran
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Sunday, October 26, 2008, 2:48 AM






Istilah PSK (Pekerja/Pelayan sex komersial) terasa lebih pas daripada
pelacur, WTS, KKM ataupun penjaja cinta. Pelacur selama ini dianggap kata
yang yang terlalu pedas dan tidak bagus kedengarannya. Maka muncul
penghalusan kata menjadi WTS. Belakangan istilah WTS juga terasa sarkastik
dan orangpun mencari nama pengganti yang lebih puitis yaitu KKM (kupu-kupu
malam) atau agak disamarkan penyebutannya dengan memakai beberapa istilah
seperti penjaja cinta dan pramuria/pramucinta walau mungkin agak terkesan
istilah ini dipaksakan.

Kata WTS dan pelacur jelas keliru dan terkesan kurang memenuhi rasa keadilan
karena tidak ada padanan katanya untuk kaum lelaki. Istilah pelacur selama
ini selalu saja dikaitkan dengan sosok wanita padahal pelacur artinya orang
yang berbuat lacur, jadi itu tidak terikat jenis kelamin. Baik pembeli
maupun penjuan sex itu dua-duanya bisa disebut pelacur, tidaak peduli apakah
itu wanita atau lelaki. Demikian pula istilah WTS terkesan sangat
diskriminatif sebab dalam kamus bahasa Indonesia tidak ada dijumpai istilah
LTS (Lelaki Tuna Susila). Padahal dari segi istilah baik pria maupun wanita
yang berbuat lacur (penjual ataupun pembeli sex) itu dalam norma
kemasyarakatan kita yang masih berlaku disebut orang yang tidak memiliki
jiwa kesusilaan (tuna susila). LTS juga sebenarnya tepat digunakan untuk
lelaki penjual sex yang selama ini lebih populer menggunakan kata keren yang
dipakai di barat, yaitu gigolo. Jadi sebenarnya kalau mau konsisten maka
kata gigolo harus diterjemahkan sebagai Lelaki Tuna Susila.

Istilah KKM, penjaja cinta atau pramuria/pramucinta sudah ada padanan kata
puitisnya untuk kaum pria yaitu lelaki hidung belang walau selama saya hidup
saya tidak pernah melihat mausia yang hidungnya belang, kecuali kuda sebra.
Kalau yang hidungnya pesek atau mancung itu banyak. Tapi mungkin masalahnya
tilah islelaki hidung belang berlaku umum, tidak dikhususkan apakah dia
menggaet wanita secara membayar atau suka-sama suka.

Istilah penjaja cinta terlalu samar sebab sebenarnya transaksi sex tidak
mewajibkan cinta hadir terwakili didalamnya. Cinta tidak harus untuk sex dan
sex tidak harus untuk cinta. Silelaki pembeli pelayanan sex mungkin bisa
menikmati sex tapi cinta sejatinya bisa saja masih melekat ke isteri atau
pacarnya. Begitu pula si wanita penjual sex bisa melayani tamunya tanpa
harus memikirkan apakan dia mencintai tamunya. Jadi kalau mau dicarikan
istilah yang lebih tepat maka istilah penjaja birahi lebih pas dari pada
istilah penjaja cinta. Tapi penjaja birahi tidak puitis, terkesan vulgar
sehingga orang cenderung memakai istilah penjaja cinta walau tahu itu
dipaksakan.
SH.

Kirim email ke