Diskusi Komunitas Utan Kayu-Salihara

Selasa 24 Pebruari 2009, pukul 19.00 WB
Di Teater Utan Kayu, Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta Timur

Radikalisasi di Sekolah Negeri

Dalam acara  Hari Ulang Tahun Sekolah (LUSTRUM) di SMUN ternama di Yogyakarta, 
di tahun 2006 dan 2007,  para siswi dilarang tampil  bernyanyi. Pasalnya ada 
anggapan yang tumbuh subur di sekolah itu “suara perempuan termasuk aurat”. 

Di SMUN di Sumatra Barat, ajaran intoleran dikembangkan via “ekskul” keagamaan. 
Salah satu doktrin yang disebarkan, “Kita harus percaya kepada saudara seiman 
sampai terbukti mereka  tidak baik. Akan tetapi dengan lain iman, wajib 
berprasangka buruk dulu, sebelum terbukti mereka baik dan tulus”. 

Di SMUN Cianjur ditemukan Pelatihan “Tentara Tuhan” yang pekat dengan langgam 
beragama yang penuh kemarahan dan difasilitasi oleh pihak sekolah secara resmi. 
  
Beberapa temuan di atas adalah cuplikan  hasil penelitian “Kaum Muda dan 
Regenerasi Gerakan Keagamaan Fundamentalis di Sekolah Umum” (2008) yang 
dilakukan oleh Farha Ciciek dkk. Secara umum penelitian yang diadakan di tujuh 
kota (Padang, Jakarta, Pandegelang, Cianjur, Cilacap, Yogyakarta dan Jember) 
mencatat bahwa kekuatan berbagai kelompok fundamentalis di sekolah umum negeri 
telah cukup mapan. 

Fenomena di atas tidak terlepas dari perubahan sosial politik yang terjadi di 
tanah air dalam beberapa dasawarsa belakangan. Di sekolah-sekolah umum negeri 
tersebut, pada umumnya proses “fundamentalisasi” diawali dengan kegiatan dan 
pendekatan informal. Dalam perkembangannya upaya  “formalisasi” dilakukan. 
Dalam hal ini organisasi ekstra kulikuler keagamaan merupakan ujung tombak 
proses ini.

Ikuti diskusinya dengan Farhah Ciciek (aktivis, peneliti, dan konsultan isu 
agama dan jender) dan Azyumardi Azra (mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah dan 
pakar pendidikan). 

Farhah Ciciek, aktivis, peneliti dan konsultan isu agama dan gender. Saat ini 
menjadi associate pada Semarak Cerlang Nusa: Consultancy, Research and 
Education for Social Transformation ((SCN CREST). Selain melakukan penelitian, 
ia terlibat dalam advokasi masyarakat (terutama komunitas pesantren dan 
sekolah). Hasil penelitiannya bersama Tim bertajuk  Proses “Konservatisasi 
Agama” di Sekolah Umum  tahun 2008, akan dipresentasikan dalam diskusi ini. 
Pada tahun 2005, terpilih sebagai salah satu dari  “1000 Peace Women” yang 
dinominasikan untuk NoblePeacePrize. 

Azyumardi Azra, pemikir islam pembaru, sejarahwan, mantan rektor UIN Syarif 
Hidayatullah, dan sekarang menjadi direktur pascasarjana UIN Syarif 
Hidayatullah, mendapat gelar doktor dari Universitas Colombia, Amerika Serikat 
dengan disertasi, The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Networks 
of Middle Eastern and Malay-Indonesian `Ulama in the Seventeenth and Eighteenth 
Centuries. 

Tidak dipungut biaya




      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke